Tak Ingin Jadi Tempat Sampah Dunia, Malaysia Tegas Kembalikan Ribuan Ton Sampah
Malaysia telah mengembalikan 150 kontainer sampah bermuatan limbah plastik. Angkat suara, menteri lingkungan Malaysia mengatakan negaranya tidak mau jadi “tempat sampah dunia”.
Menteri Lingkungan Yeo Bee Yin mengumumkan pemulangan ratusan container sampah, yang diimpor secara ilegal, pada hari Senin.
Ratusan container tersebut berisi lebih dari 3.700 ton limbah plastik asal 13 negara. 43 ton berasal dari Prancis, 42 ton berasal dari Inggris, 17 ton berasal dari AS dan 11 ton dari Kanada.
Biaya pengembalian kontainernya sendiri ditanggung negara-negara yang mengirim dan sejumlah perusahaan pengiriman, ujar Yeo, sambil menekankan bahwa “kami tidak ingin membayar sepeser pun.”
“Orang-orang yang membuang sampah ke negara Anda, jadi kami tidak harus membayar biaya pengembaliannya,” tambahnya.
Sementara itu, 110 kontainer lainnya akan dikembalikan dalam waktu dekat, ujarnya, sambil menginfokan bahwa 60 di antaranya berasa dari Amerika Serikat.
“Kami akan mengambil langkah yang diperlukan untuk memastikan kalau Malaysia tidak akan menjadi tempat sampah dunia,” Yeo menyatakan.
Untuk diketahui, selama bertahun-tahun negara-negara Barat terbiasa mengirimkan limbah plastiknya ke China untuk didaur ulang. Namun, di tahun 2018 mereka dipaksa mencari destinasi lain lantaran pemerintah China mengeluarkan larangan impor limbah asing.
Sejak saat itu, beban menanggung limbah Barat jatuh ke Asia tenggara. Kendati demikian sejumlah negara di wilayah ini sudah mulai jenuh membereskan kekacauan yang dibuat negara Barat.
Seperti halnya Malaysia, dalam beberapa waktu belakangan ini negara Asia Tenggara lainnya seperti Indonesia, Filipina dan Kamboja telah memulangkan seluruh limbah plastik ke negara-negara Barat.
Pemerintah Indonesia bahkan mengklaim pihaknya menerima limbah yang telah terkontaminasi.
Beda Indonesia, beda Filipina. Pada bulan Mei lalu, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengancam akan mengarungi Samudera Pasifik untuk mengembalikan 69 kontainer berisi limbah asal Kanada dan membuangnya di perairan Kanada.
Dan masih di bulan yang sama, Malaysia mengumumkan pihaknya mengembalikan 450 ton limbah impor ke sejumlah negara pengirimnya.
- Source : www.rt.com