Uang Semobil dan Keselamatan Keluarga, Yevgeny Prighozin Akhirnya Balik Badan
Moskow - Di jalan depan Hotel Trezzini, Saint Petersburg, ada sebuah mobil van Gazelle abu-abu. Petugas Keamanan Federal (FSB) yang curiga mobil buatan Rusia tersebut tak bertuan, lalu menggeledahnya.
Mereka terkejut, mobil tersebut memuat berkardus-kardus uang. Dari foto-foto yang diunggah laman berita lokal Fontanka, Senin (26/6), uang kertas warna merah tersebut dalam pecahan 5 ribu. Total bernilai 4 miliar rubel atau setara Rp 711,98 miliar. Tunai.
Penggeledahan ini menyusul aksi pemberontakan Yevgeny Prighozin bersama pasukan tentara bayaran Wagner terhadap Moskow. Prighozin diketahui punya kantor di Hotel Trezzini.
Menyusul penemuan mengejutkan itu, Prighozin mengakui sebagai pemilik uang tersebut. “Bukan hanya di mobil van Gazelle, tetapi ada dua minibus lain berisi uang yang digerebek petugas," kata Prighozin dalam pernyataannya kepada Telegram.
Prighozin menjelaskan uang tersebut untuk gaji tentara Wagner, membayar 'Cargo 200' (kode untuk peti jenazah pasukannya yang tewas di Ukraina), dan keperluan lainnya. "Selama 10 tahun, saya selalu membayar tentara Wagner Grup menggunakan uang tunai," ujarnya.
Diam-diam, rupanya Kremlin mengunci rencana pemberontakan tentara bayaran Wagner. Pada Sabtu malam (24/6), mereka sudah bergerak mendekati ibukota Moskow, dari Rostov-on-Don, kota di Rusia selatan yang telah mereka kuasai.
Prighozin dengan sekitar 25 ribu tentara Wagner hanya berjarak 200 km dari Moskow ketika ia menerima telepon dari Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk bernegosiasi. Akhirnya Prighozin memerintahkan pasukannya balik badan, urung menyerbu Moskow.
"Demi menghindari pertumpahan darah dan perang saudara," katanya.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan terima kasih atas bantuan sekutu dekatnya itu yang berhasil melunakkan Prighozin. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan, tidak akan ada tuntutan pidana untuk Prighozin dan semua tentara Wagner, asalkan mereka pergi ke Belarusia.
"Menghindari pertumpahan darah, konfrontasi internal, dan bentrokan dengan hasil yang tidak terduga adalah tujuan tertinggi," Peskov menjelaskan.
Benarkah Putin memaafkan begitu saja Prighozin dengan Wagner-nya yang telah mempermalukannya?
Menurut situs berita Kommersant, dinas intelijen Rusia telah menekan istri dan anak Prighozin. Itulah yang, antara lain, membuat Prighozin setuju mengurungkan niatnya merangsek ke ibukota Rusia.
Colin Clarke, direktur penelitian di The Soufan Group, mengatakan bahwa kesepakatan tak akan menuntut Prigozhin belum tentu menjamin keselamatannya di masa depan. Ia meningatkan tidak pernah ada pengkritik Putin yang selamat.
Tokoh oposisi nomor wahid Alexey Navalny, misalnya, diracun di Jerman. Ketika pulang ke Moskow, ia dijebloskan ke penjara. Sejumlah pengusaha mantan kroni Putin berakhir dengan 'jatuh dari jendela' apartemennya di berbagai tempat.
“Orang-orang yang membelakangi Vladimir Putin cenderung memiliki rekam jejak buruk, jatuh dari jendela di Rusia. Kami telah melihat mereka disingkirkan secara brutal, tanpa publikasi," ujar Clarke kepada Al Jazeera.
Clarke mengingatkan Putin pantang dipermalukan. "Saya tidak berpikir Putin akan menghindar untuk membalas dendam. Ia akan menghukum Prigozhin jika menurutnya itu perlu, pada waktunya nanti," ia menjelaskan.
Putin tidak akan menerima kritik terhadap 'operasi khusus' Rusia di Ukraina. Prighozin memang tidak menentang Putin, tapi ia mengkritik cara Menteri Pertahanan Sergey Shoigu dan Kepala Staf Umum Jenderal Valery Gerasimov menangani perang Ukraina.
Menurut Clarke, Prighozin keliru membaca situasi. Meskipun terjadi 'perselingkuhan internal' di antara lingkaran Putin, tapi mengerahkan kekuatan bersenjata tidak akan ditoleransi.
Saat ini tirai ditutup pada bab krisis Pighozin dengan Wagner-nya. "Tapi dampak dari permainan kekuasaan ini pasti akan terus bergema di dalam Kremlin," Clarke menandaskan.
- Source : www.publica-news.com