Kutukan Pulau Nusa Penida, Catatan Murung Turis Australia
Nusa Penida - Lima kematian dalam sebulan di tempat paling 'instagramable' di dunia, Pulau Nusa Penida, Bali, mengguncang Dave Smith. Turis asal Australia itu menuliskan catatannya di laman news.com.au, Jumat (27/1) malam.
"Lima kematian turis dalam satu bulan di Bali telah membangkitkan kembali ketakutan bahwa pulau surga itu dikutuk (crused)," Smith mengawali catatannya.
Selama berabad-abad sebelumnya, orang Bali menghindari Nusa Penida, pulau pegunungan 20 km barat daya daratan Bali.
Menurut nusapenida.org, pada tahun 1900 Belanda menyebut pulau seluas 209,4 km² tersebut sebagai Pulau Bandit. Kenapa? Dulu, Kabupaten Klungkung pernah membuang para penjahat, lawan politik, dan ahli ilmu hitam ke Nusa Penida.
Para pelaut Eropa menandai peta Nusa Penida dengan simbol tengkorak dengan tulang bersilang.
Nusa Penida berarti pulau pendeta. Menurut legenda, Nusa Penida merupakan rumah Mecaling, raja iblis Bali, pasukan setan tak terlihat, dan penduduk yang mempraktikkan ilmu hitam.
Citra seram Nusa Penida berubah total pada 2012 ketika National Geographic menerbitkan artikel yang menggambarkan Nusa Penida sebagai 'harta karun biologis dan budaya yang kebal dari semua perangkap budaya Barat.'
Masa itu bertepatan dengan meroketnya Instagram. Betapa tidak, tebing laut yang menjulang dan pasir pantai seputih gula menjadi bidikan indah para penggemar aplikasi berbagi gambar dan video tersebut.
Pantai Kelingking, yang menampilkan tebing menyerupai Tyrannosaurus Rex, adalah pantai paling banyak diunggah di Instagram dunia. Menurut situs money.co.uk, ada 26 juta tagar #PantaiKelingking.
Di balik keindahannya, Nusa Penida terus mempertahankan reputasinya sebagai 'tempat yang dikutuk' karena melukai dan membunuh sejumlah besar pengunjung. Sebulan terakhir, lima pelancong asing tewas
Kematian terbaru dialami turis India Vamshi Krisha Ramuni (26). Ia ditarik keluar dari laut dalam keadaan tidak sadarkan diri setelah main snorkel di Manta Bay, tempat menyelam yang populer, pada 22 Januari. Penyebab kematiannya belum diketahui.
Lalu pada 20 Januari, Nicholas Yates (53) asal Inggris ditemukan tewas di kamar hotelnya setelah mengeluh pusing dan muntah.
Sehari sebelumnya, Yury Chernyavskiy dari Jerman dan Matthias Mitstringer dari Austria tersapu ombak di Diamond Beach setelah menyelamatkan turis lain. Mereka masih hilang.
Sepekan sebelumnya, seorang warga negara Malaysia yang diidentifikasi dengan inisial NJ juga tewas saat membantu dua turis lain yang berjuang melawan arus bawah laut di Diamond Beach.
Catatan ini belum termasuk turis yang nyaris tewas dan mengalami cedera parah. Banyak kisah celaka, termasuk wisatawan domestik Indonesia Alvalino Kesanda pada 21 November 2022. Pria 27 tahun itu jatuh dari tebing setinggi 40 meter saat berpose untuk Instagram. Ia mendarat di bebatuan dan kakinya patah.
Kisah kematian paling tragis yang tercatat adalah tenggelamnya 11 anggota gamelan dalam perjalanan untuk upacara penguburan. Perahu mereka mogok dan tenggelam hanya beberapa menit setelah meninggalkan pelabuhan Nusa Penida
Nusa Penida sangat indah, tidak ada yang menyangkal. "Namun, alamnya sangat tidak dapat diprediksi, apa yang tampak seperti ketenangan bisa berubah cepat menjadi zona berbahaya dalam hitungan detik,” tulis blogger Amerika Serikat Malisha di laman Short Girl on Tour.
Dave Smith sendiri dua kali mengalami peristiwa mendekati kematian pada 2017. "Nusa Penida terus mempertahankan reputasinya sebagai tempat yang dikutuk, ia membunuh dan melukai sejumlah besar pelancong," Dave Smith menulis dengan murung.
- Source : www.publica-news.com