www.zejournal.mobi
Minggu, 22 Desember 2024

Malaysia Menyerah, Warga Kibarkan Bendera Putih Selama Lockdown

Penulis : Purnama Ayu Rizky | Editor : Anty | Senin, 12 Juli 2021 08:35

Warga Malaysia ramai-ramai mengibarkan bendera putih di depan rumah mereka selama periode lockdown.

Sepekan terakhir, bendera putih ramai beredar di jagat maya Malaysia ketika pemerintah menerapkan lockdown nasional untuk mengendalikan lonjakan wabah COVID-19 terburuk negara itu.

Di Petaling Jaya, di tepian sungai Way, gerbang bambu rumah bata itu dipasang bendera putih dengan pancang tiang panjang.

Jambu Nathan Kanagasabai (64) memasang bendera putih itu pada 1 Juli pagi setelah melihat unggahan jaringan ritel lokal yang menawarkan bingkisan makanan kepada mereka yang sangat membutuhkan bantuan. Tidak lama setelah itu, orang yang lewat memperhatikan permohonannya dan memberi tahu komite desa setempat.

“Ketua komite menawari ayah saya uang tunai, tapi dia hanya butuh makanan karena segan (malu),” kata putri Jambu Nathan, Vani, dikutip dari Channel News Asia.

Jambu Nathan, istri, dan saudara perempuannya berbagi rumah di permukiman era Darurat Malaya. Dia biasa mendapatkan hanya sekitar RM1,300 (Rp4,5 juta) setiap bulan sebagai penjaga keamanan untuk toko tukang emas.

Jambu Nathan adalah satu dari sekian orang yang terdampak lockdown total COVID-19 Malaysia. Kampanye bendera putih telah menarik perhatian, ketika mereka yang rentan tidak mampu lagi menahan kelaparan di tengah pembatasan. Kampanye yang diluncurkan di media sosial baru-baru ini menyebutkan, orang harus mengirimkan “bendera putih” untuk menunjukkan, mereka membutuhkan bantuan, terutama dalam hal kebutuhan karena negara lockdown total, tulis Free Malaysia Today.

“Kibarkan bendera putih jika butuh bantuan, tidak perlu mengemis atau merasa malu. Jangan mengambil tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang yang Anda cintai,” tulis seruan yang beredar di media sosial Malaysia.

Kampanye tersebut banyak diterima oleh warganet yang memberikan dukungan moral dan bantuan kepada mereka yang pendapatannya terdampak selama pandemi COVID-19. Sejumlah pihak menjawab panggilan bendera putih. Sekelompok mahasiswa Malaysia telah membuat aplikasi untuk membantu orang menemukan bank makanan serta lokasi bendera putih tempat mereka dapat mengirim bantuan, catat Tempo melansir dari pelbagai sumber.

Sidharrth Nagappan, Shaun Mak, dan Cornelius Pang, menciptakan aplikasi hanya dalam empat hari untuk mengatasi meningkatnya permintaan bantuan karena dampak ekonomi dari pandemi COVID-19, Malay Mail melaporkan. Terinspirasi dari gerakan bantuan Bendera Putih, aplikasi ini awalnya bernama Aplikasi Bendera Putih ketika diluncurkan pada 4 Juli sebelum berganti nama menjadi Sambal SOS kemarin. Nama baru itu sebagai ode untuk nasi lemak yang sederhana.

“Di masa-masa sulit seperti ini, sebungkus nasi lemak hangat dengan sambal bukan hanya makanan khas Malaysia, ini adalah monumen dukungan dan rasa kebersamaan,” kata Sidharrth, Mak, dan Pang dalam unggahan Facebook.

Ketiganya, berusia antara 18 hingga 22 tahun, membuat aplikasi hanya dalam waktu empat hari tak lama setelah gerakan Bendera Putih mulai menarik perhatian di media sosial.

DAMPAK FATAL LOCKDOWN: BUNUH DIRI HINGGA KELAPARAN

Malaysia telah berjuang melawan gelombang pandemi terburuknya, dengan total kematian lebih dari tiga kali lipat menjadi hampir 5.400 dalam dua bulan terakhir. Pada Sabtu, negara itu melaporkan 6.658 infeksi baru selama periode 24 jam.

Lima negara bagian Malaysia melonggarkan beberapa pembatasan pada Senin (5/7) karena jumlah kasus telah turun di sana. Beberapa bagian dari ibu kota Kuala Lumpur dan negara bagian tetangga Selangor, bagaimanapun, menghadapi pembatasan paling ketat – termasuk jam malam jam 8 malam – setelah kasus melonjak. Daerah-daerah ini telah berkontribusi lebih dari setengah dari semua kasus baru dalam beberapa pekan terakhir.

Kurang dari 8% dari 32 juta orang di negara itu divaksinasi lengkap, dan 19% telah menerima setidaknya satu dosis suntikan COVID-19.

Sebagai informasi, lockdown di Malaysia telah menurunkan permintaan tenaga kerja, dengan jumlah pekerjaan terdaftar turun 130.000 hanya dalam kuartal pertama tahun ini, menurut data pemerintah dari Departemen Statistik Malaysia, dilaporkan The New York Times.

Di desa nelayan di Kedah menerima bantuan dari sukarelawan pemadam kebakaran setelah 20 bendera putih dikibarkan di sekitar masyarakat. Banyak rumah tangga yang tidak mendapatkan penghasilan selama enam minggu dan khawatir tentang mengamankan makanan ke depan.

Bunuh diri telah meningkat selama lima bulan pertama tahun ini, dan kementerian kesehatan mengatakan bahwa sebagian penyebabnya adalah pandemi. Data polisi menunjukkan, 468 orang telah bunuh diri selama lima bulan pertama tahun ini, dibandingkan dengan 631 sepanjang tahun pada 2020, dan 609 pada tahun sebelumnya.

Anggota partai yang memerintah telah menyinggung kampanye bendera putih tersebut. Salah satu anggota parlemen dari pemerintahan, Nik Abduh Nik Aziz, meminta orang untuk berdoa daripada mengibarkan bendera. Namun, oposisi Perdana Menteri Muhyiddin Yassin, Zuraida Kamaruddin, menteri perumahan dan pemerintah daerah, menyuarakan dukungan untuk kampanye tersebut, menulis di Twitter agar warga Malaysia tidak malu mengibarkan bendera putih, tulis Tempo lagi.

KAMPANYE BENDERA HITAM

Dinukil dari BBC, beberapa orang mengibarkan bendera hitam – sebuah gerakan terpisah yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

Tagar #benderaHitam, atau bendera hitam pun menjadi trending di Twitter Malaysia pada Sabtu.

Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berkicau tiga emoji bendera hitam, yang telah di-ritwit ribuan kali.

Polisi sekarang sedang menyelidiki kampanye bendera hitam karena diduga mengandung unsur-unsur hasutan, kata New Straits Times.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar