www.zejournal.mobi
Senin, 18 November 2024

Mahar Dianggap Kejahatan, Banyak Wanita India Jadi 'Nenek Perawan'

Penulis : Ian Publica News | Editor : Anty | Rabu, 12 Juli 2023 11:11

New Delhi - Malang benar Gunjan Tiwari (27), tak terhitung berapa kali ia gagal nikah karena tak sanggup membayar mahar. Meskipun permintaan mas kawin telah dilarang di India sejak 1961, tapi praktik tersebut terus berlangsung. Di India, pihak perempuan lah yang harus menyediakan mahar.

Pada Februari lalu, ayah Gunjan mengundang seorang pria dan keluarganya ke rumah mereka di Bhopal. Ayahnya berharap Gunjan segera mendapatkan jodoh.

Gunjan --bukan nama sebenarnya-- membawa nampan berisi teh hangat dan penganan untuk sang tamu. Momen ini selalu digunakan untuk keluarga pria menakar calon perempuan pengantin.

Ia ngeri membayangkan kembali momen tersebut. "Semua orang menatapmu, mereka semua menilaimu," katanya kepada BBC, Selasa (4/7).

Sebelum kembali ke kamar, Gunjan sempat mendengar orang tuanya bertanya kepada ayah calon mempelai pria soal mahar. Gunjan terkejut keluarga pria minta mas kawin uang 5 juta rupee, setara Rp 915 juta.

"Jika putri Anda lebih cantik, kami akan memberi Anda diskon," Gunjan mendengar jawaban ayah sang pria. Ia segera tahu mereka tak menginginkan pernikahan itu.

Dalam enam tahun terakhir, ayah Gunjan telah menghubungi keluarga dari 100-150 bujangan yang memenuhi syarat. Namun hanya dua lusin dari mereka yang merespons. Sayangnya semua berakhir dengan kegagalan karena persoalan mas kawin.

"Penolakan berkali-kali ini membuat saya kehilangan kepercayaan diri," ujar perempuan bergelar Master bidang matematika itu.

Gunjan tahu kegagalan ini bukan karena ia punya kekurangan, tapi lantaran soal tradisi mahar. "Saya sering merasa menjadi beban orang tua," ia mengeluh.

Nasib serupa dialami perempuan 25 tahun di Distrik Etawah, Negara Bagian Uttar Pradesh. Perempuan tersebut sudah tujuh kali gagal menikah karena persoalan 'seserahan'. Semakin tua perempuan, semakin mahal harus membayar mahar.

"Seorang wanita berusia 25 tahun dianggap sebagai perempuan tua di pasar pernikahan," ujar perempuan yang disembunyikan jati dirinya itu

Banyak orang tua berutang atau menjual tanah dan rumah agar bisa menikahkan anak perempuannya. Bahkan itu pun tidak menjamin kehidupan yang bahagia bagi pengantin wanita.

Menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional, sebanyak 35.493 perempuan India dibunuh sepanjang 2017-2022, pada pekan-pekan awal pernikahan mereka. Gara-garanya soal mahar yang tak kunjung lunas.

Tak ingin menjadi perawan tua, Gunjan melaporkan praktik ilegal mahar ini ke polisi. Kepala Kepolisian Bhopal Harinarayan Chari Mishra pun menjanjikan akan menggerebek pernikahan yang didasari mas kawin.

"Mahar adalah kejahatan sosial dan kami berkomitmen untuk mengakhirinya. Saya telah mengarahkan semua kantor polisi untuk memberikan bantuan yang tepat kepada wanita mana pun yang jadi korban mahar," Mishra menegaskan.

Namun, polisi memiliki keterbatasan untuk hadir di mana-mana. Akibatnya, kejahatan sosial bernama mahar masih terus terjadi.

Kisah seperti Gunjan dan gadis di Etawah banyak terjadi, terutama di pedesaan. Para gadis itu tak ingin menjadi 'nenek-nenek perawan', tapi mahar telah menghalangi langkah mereka menuju pelaminan.

Gunjan menegaskan ingin menikah. "Karena hidup itu panjang dan saya tidak bisa menghabiskannya sendirian," katanya, masygul. 

{{--relatd_news#3--}}


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar