Risma Akan Bangun Landasan Pesawat di Jalan Lingkar Luar Barat Surabaya
Sudah tau belum kalau Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) kembali membuat gebrakan yang sulit ditandingi oleh Gubernur sekelas DKI Jakarta sekalipun. Kali ini Pemkot Surabaya akan membangun landasan darurat pesawat di Jalan Lingkar Luar Barat (JLBB) Surabaya, sebagai langkah antisipasi apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada suatu saat nanti, karena mengingat di Surabaya hanya ada Bandara Juanda yang menjadi penopang transportasi udara.
Sedangkan bandara yang paling dekat dengan Surabaya adalah bandara Malang dan bandara Banyuwangi, akan tetapi kedua bandara tersebut, baik di Malang maupun Banyuwangi, ternyata tidak bisa menampung pesawat yang berbadan besar, sedangkan untuk pesawat besar landasan jalan itu panjangnya harus lebih dari 5 km. Dan bentuknya agak lurus supaya bisa dijadikan sebagai landasan pesawat terbang.
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga ikut mendorong percepatan pembangunan Jalan Luar Lingkar Barat (JLLB) pada tahun 2020 dengan mengajak para pengembang di Surabaya Barat untuk kembali mengebut pembangunan jalan tersebut agar bisa selesai sampai ke perbatasan Surabaya - Gresik. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Surabaya ke depannya. Karena berdasarkan data yang ada, pertumbuhan ekonomi Surabaya hampir 70 persen didukung oleh bidang jasa, oleh karena itu pembangunan di Jalan Luar Lingkar Barat ini sangat penting untuk segera diselesaikan.
Bu Risma menyatakan, "di suatu kota harus ada cadangan. Hal ini sebagai langkah antisipasi bila ada masalah ke depan. Oleh karena itu, pihaknya membangun landasan darurat pesawat di JLLB Surabaya. Apabila diperlukan, di jalan tersebut akan disiapkan supaya dapat menjadi landasan untuk pesawat terbang. Diharapkan pembangunan jalan tersebut selesai 2020, pembangunan JLLB penting dilakukan karena sangat membantu pertumbuhan ekonomi Surabaya ke depan. Makanya, kalau ini ada gangguan jalannya, maka akan berpengaruh juga pada siklus perekonomian."
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko), Eri Cahyadi menuturkan, bahwa agenda rapat dengan para pengembang ini untuk membahas semua tanah JLLB yang masih tersisa dan yang masih belum dibangun. Harapannya itu agar segera dibangun supaya JLLB ini segera rampung. Rencananya JLLB yang akan dibangun sepanjang 16 kilometer (KM). Lahan sepanjang itu dimiliki oleh dua investor dan keduanya sudah bersedia untuk membangunnya.
Menurut pak Eri jika tanah sudah menjadi fasilitas umum dan dihibahkan kepada Pemkot Surabaya, maka segera akan dibangun jalan oleh Pemkot Surabaya. Akan tetapi, apabila pihak pengembang ingin membangunkannya sendiri, tentu saja Pemkot Surabaya sangat mengapresiasi kebijakan tersebut, sedangkan Terkait Kejaksaan Tinggi Jawa Timur yang membantu menyelamatkan aset Pemerintah Kota Surabaya senilai Rp 6 triliun, bu Risma menuturkan, pihaknya akan membangun rumah susun dari aset tersebut. Aset tersebut banyak berupa tanah dan bangunan.
“Jadi, yang tanahnya milik pengembang dan sudah dimasukkan ke fasilitas umum (fasum), kami dorong untuk segera dibangun jalannya, Insyaallah sudah dikoordinasikan dengan teman - teman Dinas PU Bina Marga dan Pematusan untuk dibangun, Harapannya tahun ini bisa terus dikebut, sedangkan Sebagian lahan kosong lainnua mau bangun rumah susun." kata pak Eri Cahyadi.
Aset tersebut antara lain di Kelurahan Margerejo ada tanah seluas 5.166m2 dan bangunan senilai Rp 53 miliar dan luas 3.437,02m2. Di Kelurahan Karah ada tanah seluas 37.011,49m2 senilai Rp 87 miliar. Di Kelurahan Wiyung ada tanah seluas 2.550m2 senilai Rp 3 miliar. Kemudian di Jalan Indragiri dengan luas lahan 25.780 m2 senilai Rp 183 miliar. Selanjutnya di Jalan Kenari dengan tanah 2.050,70 m2 senilai Rp 17 miliar dan Desa Ploso, Sidoarjo dengan luas lahan 7 hektare (ha) senilai Rp 26 miliar.
Naah gaes, tidak salah rasanya jika saya katakan kalau Surabaya sebagai ibu kota propinsi Jawa Timur benar - benar melaju dalam segala bidang dan meninggalkan kota - kota lainnya, termasuk meninggalkan ibu kota DKI Jakarta, oke mungkin akan ada yang bilang bahwa tidak fair jika membandingkan sebuah propinsi dengan sebuah kota, yang jelas sekali jumlah penduduk dan luas wilayahnya berbeda, oke itu memang benar, Tapi ingat bahwa sejarah akan menuliskan ada pemimpin yang benar - benar bekerja untuk warganya dan ada pemimpin yang hanya bisa merangkai kata - kata indah.
- Source : seword.com