Tak Habis-habis, Mutasi Corona Baru Ditemukan di Jepang
Jepang baru-baru ini menemukan jenis mutasi virus corona baru di negaranya. Varian terdeteksi pada empat penumpang yang tiba di Tokyo dari Brasil, lapor Nikkei Asia. Adapun pengumuman keberadaan mutasi virus anyar ini diumumkan oleh Kementerian Kesehatan Jepang pada Minggu (10/1).
Itu ditemukan pada empat orang – laki-laki dan perempuan, mulai dari remaja hingga 40-an – yang datang dari Brasil. Meskipun ada kemiripan dengan galur yang pertama kali dilaporkan di Inggris dan Afrika Selatan, jenis khusus ini tampaknya belum pernah ditemukan sebelumnya.
Penemuan ini sendiri menambah jumlah infeksi yang dikonfirmasi dari galur varian di Jepang, sehingga jika ditotal menjadi 34 buah. Dari jumlah tersebut, tiga kasus di mana orang tersebut tidak datang dari luar negeri, termasuk dua kasus strain Inggris yang ditemukan pada hari itu.
Kementerian Kesehatan, Perburuhan, dan Kesejahteraan setempat telah melaporkan varian baru tersebut ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kronologinya, para penumpang yang terinfeksi tiba di Bandara Haneda Tokyo pada 2 Januari 2021. Setelah mereka dinyatakan positif di bandara, Institut Penyakit Menular Nasional (NIID) menganalisis sampel tersebut dan mengonfirmasi varian COVID-19. Tiga di antaranya sudah menunjukkan gejala seperti sesak napas, demam, dan sakit tenggorokan.
NIID juga mengumumkan konfirmasi varian baru pada Minggu. Saat ini, kata institut tersebut, sulit untuk menilai penularan strain, termasuk risiko timbulnya gejala serius, dan efektivitas vaksin terhadap mutasi baru corona.
Sebagai informasi, varian yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan telah disimpulkan menyebar lebih mudah daripada jenis yang terdeteksi sebelumnya dalam pandemi.
Jepang, sementara itu, berada di tengah gelombang virus corona terburuk.
Mengenai dua kasus strain Inggris yang terdeteksi pada Minggu, dua individu berusia 20-an telah makan dengan seorang pria berusia 30-an yang dites positif setelah tiba dari Inggris. Pria yang awalnya dites negatif pada saat kedatangan, seharusnya dikarantina di rumah selama dua minggu. Namun, sekitar 10 orang telah ikut menghadiri acara makan tersebut.
Kementerian setempat percaya, virus menyebar di acara ini. Akan tetapi pihaknya optimis, tidak akan ada penularan lebih lanjut. Pasalnya, dua orang yang tertular virus dari pria ini tidak melakukan kontak dengan banyak orang kecuali saat makan, tulis Nikkei Asia.
Temuan kasus mutasi baru virus corona ini sendiri terjadi ketika Jepang untuk sementara melarang warga asing nonresiden masuk ke negaranya hingga akhir Januari 2021.
Kendati begitu, warga Jepang dan residen berkebangsaan asing yang tiba dari luar negara itu tetap diperbolehkan masuk dengan syarat menunjukkan bukti tes negatif COVID-19 yang dikeluarkan tidak lebih dari 72 jam sebelum keberangkatan.
Bukan hanya itu, seluruh pendatang juga wajib menjalani karantina selama dua pekan setelah mendarat di Jepang.
- Source : www.matamatapolitik.com