www.zejournal.mobi
Sabtu, 28 Desember 2024

Bermula dari Takut, Guru SMA Jepang Memeluk Islam

Penulis : Oca Publica News | Editor : Anty | Rabu, 07 Juni 2023 11:24

Osaka - Pada hari ulang tahunnya yang ke-26, 25 November 2022, Saki Takao memilih kimono terbaiknya. Ia mengambil yang warna merah muda. Ibunya membantunya mengenakan pakaian tradisional Jepang itu.

Pagi itu Takao akan memulai keputusan besar dalam hidupnya: menjadi mualaf. Ia akan membaca dua kalimat syahadat sebagai pernyataan keimanan dalam Islam.

"Saya akan menjadi muslimat, tapi saya tidak ingin melupakan identitas saya sebagai orang Jepang," kata Takao. Ia menceritakan kembali keputusannya memilih pakaian tradisional saat mengucapkan syahadat kepada Asahi Shimbun, Senin (5/6).

Guru SMA itu kemudian duduk bersimpuh di apartemennya. Ada 15 orang anggota keluarga dan teman-temannya duduk berkeliling. Takao lalu membuka layar telepon pintarnya dan membaca teks berbahasa Arab.

"Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah," Takao mengucap syahadat.

Gadis berlesung pipi ini mengenal Islam saat mengikuti pertukaran pelajar selama enam bulan di Taiwan. Takao saat itu mahasiswi Jurusan Internasional dan Bahasa Inggris di Universitas Osaka Jogakuin, perguruan tinggi khusus perempuan.

Salah satu temannya adalah mahasiswa Turkmenistan, negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah, yang ramah. Tapi Takao terkejut kawannya itu menolak hidangan Sakuyaki dalam sebuah pesta pelajar. Alasannya karena kaldu masakan khas Jepang itu bercampur alkohol.

Saat itu Takao 'takut' menyadari temannya yang ramah adalah seorang Muslim. Ia teringat cerita-cerita soal ekstremis.

Namun saat kembali ke Jepang, ia merasa malu dengan sikapnya yang penuh prasangka. Padahal di kampus ia mempelajari interaksi lintas budaya.

“Sungguh sia-sia membuang kesempatan untuk menjalin persahabatan dengan banyak orang di seluruh dunia setelah saya bekerja keras untuk belajar bahasa Inggris,” ujar Takao.

Dua tahun kemudian, pada musim panas 2019, dia melakukan 'perjalanan solo untuk bertemu Muslim'. Ia pergi ke Turkiye dan Indonesia, ia bertemu dengan banyak orang baik di dua negara tersebut.

Seorang pemuda Turkiye berbagi roti dengannya dalam perjalanan bus. Ia juga bertemu perempuan Indonesia yang menawarinya tinggal di rumahnya selama beberapa hari.

Setelah lulus, Takao bekerja sebagai guru bahasa Inggris di sebuah SMA di Osaka. Ia mulai sering mengunjungi masjid di lingkungannya pada hari Minggu. Ia mencicipi makanan halal, ia ikut menyantap hidangan berbuka saat Ramadan.

Takao belajar puasa dari fajar hingga matahari terbenam, dan mendapati hatinya damai, tubuhnya makin sehat tanpa alkohol. Ia juga diterima dengan baik di lingkungan masjid meskipun bukan muslim.

Sejak itu Takao sangat ingin pindah agama. Tapi ia harus berhati-hati mengambil keputusan. Seperti umumnya rumah tangga di Jepang, keluarganya percaya pada Buddha dan merayakan Natal dengan kue. "Ini adalah keluarga khas Jepang," ia menjelaskan.

Ibunya mengatakan sedih saat Takao menyampaikan ketertarikannya dengan Islam. Alasannya karena mereka tidak dapat menikmati hidangan daging babi bersama lagi.

Ayah Takao memperingatkan putrinya tentang 'sisi negatif' pindah agama. "Tetapi jika kamu siap dengan konsekuensinya, ya sudahlah," kata Takao mengingat kalimat sang ayah.

Kata-kata ayahnya itu menjadi pendorong semangat Takao. Pada April tahun lalu ia memutuskan masuk Islam. Nahas, ia terkena Covid-19. "Tuhan memberi saya waktu untuk lebih merenung," ujar Takao.

Tepat pada hari ulang tahunnya yang ke-26 itulah Takao mantap masuk Islam. Ia ditemani pacarnya, pria Malaysia yang dikenalnya selama masa isolasi.

Seusai membaca kalimat syahadat, sang kekasih langsung melamarnya di tempat. "Will you marry me?" tanya pemuda Malaysia itu dalam bahasa Inggris.

Takao tahu Islam tidak mengenal tradisi pacaran. Ia mengangguk menerima pinangan pria yang dikenalnya dua bulan itu. Yang lebih membahagiakannya, ibunya ikut tersenyum.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar