Tak Ada Lagi Gigi Hitam, Usia Dewasa di Jepang Kini 18 Tahun
Tokyo - Tanggal 9 Januari secara tradisional diperingati sebagai Hari Kedewasaan atau Seijin no hi atau Coming of Age Day di Jepang. Setiap pemerintah lokal menggelar Seijin shiki, upacara kedewasaan, pada pagi hari Senin ini --biasanya dimulai pukul 09.00.
Para perempuan Jepang akan mengenakan kimono dan sang pria dengan setelan jas lengkap. Namun, perempuan Jepang tak lagi mewarnai giginya menjadi hitam sebagai simbol kecantikan dan pernyataan siap kawin seperti di masa lalu.
Tahun ini, sejumlah pemda menunda peringatan Hari Kedewasaan karena para lajang sedang sibuk mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi atau mencari pekerjaan. Pada April 2022 lalu, Jepang mengubah KUH Perdata mereka soal batasan usia dewasa dari 20 tahun menjadi 18 tahun.
Kota Urayasu, Prefektur Chiba, mengadakan upacara untuk anak berusia 20 tahun di Tokyo DisneySea hari ini. Sementara Yokohama memindahkannya pada April nanti. Sebanyak 23 distrik di Tokyo dan Osaka mengambil langkah serupa.
Kota Misato di Prefektur Miyazaki malah mendahului, mereka telah merayakan Hari Kedewasaan pada Agustus lalu, saat liburan anak sekolah.
Upacara Seijin shiki menandai pemberian sertifikat dewasa secara simbolis kepada mereka yang menginjak usia 18 tahun. "Menjadi dewasa berarti mereka dapat menandatangani kontrak sewa apartemen dan membuat kartu kredit tanpa persetujuan orang tua," The Japan Times menulis, Senin (9/1). "Pemerintah kota berharap upacara tersebut akan memberi remaja ini sebuah kesempatan untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab."
Meskipun dianggap telah dewasa, namun mereka belum boleh melakukan tiga hal, yakni merokok, minum alkohol, dan bermain judi. "Tiga hal itu baru dinyatakan legal ketika mereka berusia 20 tahun," ujar Japan Times.
Belum semua kota di Jepang mengikuti revisi KUH Perdata tersebut. Kota Betsukai di Hokkaido, misalnya, baru akan mengubah usia dewasa menjadi 18 tahun pada 2024. Pada Desember 2022 lalu, Kota Betsukai masih menggelar upacara Hari Kedewasaan untuk lajang berusia 20 tahun, hanya satu orang berusia 19 tahun yang diundang.
Pada 1 April 2022 lalu, Jepang menurunkan usia dewasa dari 20 menjadi 18 tahun untuk pertama kali setelah beleid tersebut berlaku lebih dari 140 tahun. Menurut Japan Times, selain revisi KUH Perdata, Jepang juga mengubah UU Anak untuk memperluas jangkauan kejahatan anak berusia 18 dan 19 tahun. Anak-anak pada usia tersebut kini tidak lagi diadili di pengadilan keluarga, melainkan sudah menjadi subyek hukum sebagai orang dewasa.
Upacara Kedewasaan di Jepang telah dirayakan selama ratusan tahun, dengan upacara pertama yang tercatat terjadi pada 714 Masehi. Usia dewasa resmi di Jepang telah berubah selama bertahun-tahun. Selama periode Edo, anak laki-laki secara resmi dianggap dewasa pada usia 15 tahun dan ditandai dengan potongan rambut, mereka mengenakan setelan atau jubah baru.
Anak perempuan pada masa itu dianggap dewasa ketika berusia 13 tahun. Upacara Kedewasaan ditandai dengan mengecat gigi mereka menjadi hitam. "Ini diakui sebagai tanda kecantikan dan indikasi lawan jenis bahwa mereka siap untuk menikah," Japanese Shop menulis.
Pada 1876, Jepang mengubah usia dewasa menjadi 20 tahun untuk masing-masing jenis kelamin. Lalu, pada tahun 1948, Hari Kedewasaan diakui sebagai hari libur nasional.
Pada tahun 2015, undang-undang tersebut diubah lagi dengan mengizinkan mereka yang berusia 18 tahun ke atas memiliki hak pilih. Namun semua tonggak kedewasaan lainnya tetap baru diberikan pada usia 20 tahun.
Pada 1 April 2022 lalu, undang-undang mengizinkan semua tonggak kedewasaan diberikan kepada mereka yang telah berusia 18 tahun. Kecuali minum, merokok, dan berjudi --yang tetap dinyatakan baru legal ketika berusia 20 tahun.
- Source : www.publica-news.com