FPI Di Mata Buya Syafi’i, (Alm) Gusdur, SBY dan Di Mata Umat Islam Internasional
Sebelum penulis masuk ke inti tulisan, mari kita bahas sekilas tentang sosok Prof. Dr. Ahmad Syafi’i Ma’arif (Buya Syafi’i) ini.
Ahmad Syafii Ma'arif lahir di Minangkabau, Sumatera Barat pada tanggal 31 Mei 1935. Pada tahun1942, beliau masuk ke Sekolah Rakyat di Sumpur Kudus dan kemudian melanjutkan ke Madrasah Muallimin di Balai Tengah, Lintau. Beliau memutuskan untuk merantau ke Jawa, tepatnya ke Yogyakarta pada saat usia 18 tahun. Di Yogyakarta, beiau direkrut menjadi guru pengajar di Madrasah Mualimin. Beliau juga menekuni ilmu sejarah dengan mengikuti program Master di Departemen Sejarah Universitas Ohio, AS dan mendapatkan gelar doktor dari Program Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat, Univesitas Chicago, AS dengan disertasinya yang berjudul Islam as the Basis of State: A Study of The Islamic Political Idead as Reflected in the Constituent Assembli Debates in Indonesia.
Selain aktiif di dunia pendidikan, beliau juga merupakan mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah periode 2000 - 2005. Beliau juga aktif di lembaga miliknya yaitu Maarif Institute. Di samping itu, guru besar IKIP Yogyakarta ini juga rajin menulis. Sebagian besar karyanya adalah mengangkat masalah - masalah Islam. Buku - bukunya antara lain Dinamika Islam dan islam, Mengapa Tidak? kemudian Islam dan Masalah Kenegaraan. Atas karya - karyanya itu, ia mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay dari pemerintah Filipina di tahun 2008. Sumber
Beliau dikenal sebagai tokoh agama yang sederhana yang selalu bersepeda seperti yang dilansir dalam situs https://regional.kompas.com/read/2017/05/31/21020031/buya.syafii.di.mata.warga.sosok.sederhana.yang.selalu.bersepeda
Kita juga masih ingat bagaimana beliau mau mengantri di rumah sakit milih Muhammadiyah yang dipimpin oleh beliau sendiri seperti yang dimuat dalam situs https://medan.tribunnews.com/2018/01/26/luar-biasa-buya-syafii-maarif-kepergok-antre-di-rumah-sakit-muhammadiyah-yang-pernah-dipimpinnya
Jadi tidak heran jika banyak orang yang menghormati dan memuji kesederhaan seorang Buya Syafi’I Ma’arif seperti yang diberitakan dalam situs https://news.detik.com/berita/d-3597723/pujian-untuk-kesederhanaan-buya-syafii
Secara pribadi, penulis juga merasa sangat respect kepada beliau karena beliau adalah sosok cendikiawan muslim yang sederhana dan tegas.
Dalam kasus FPI, Buya Syafi’i Ma’arif merasa “risih” dengan kelakuan FPI selama ini di Indonesia. Beliau mempertanyakan kenapa pemerintah atau pihak aparat belum “bertindak” terhadap FPI?
Beliau mengatakan hukum harus tegak di Indonesia, apalagi organisasi (FPI) itu kadang melakukan sweeping, menghujat orang lain seenaknya saja dengan bahasa yang kasar dengan menggunakan bungkus agama, padahal beliau mengatakan secara tegas bahwa tidak agama yang mengajarkan cara-cara yang kasar dan melakukan kekerasan!
Buya Syafi’i secara tegas agar negara jangan kalah dengan organisasi seperti itu seperti yang terlihat dalam cuplikan berikut ini:
SBY juga pernah mengatakan bahwa umat Islam di timur tengah saja MALU melihat kelakuan FPI seperti yang diberitakan dalam situs https://www.merdeka.com/peristiwa/sby-negara-islam-di-timur-tengah-saja-malu-lihat-kelakuan-fpi.html
Bahkan Sekretaris Jendral (Sekjen) Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang merupakan perhimpunan negara-negara Islam, angkat bicara mengenai organisasi yang mengatasnamakan Islam beberapa kali memakai tindakan yang dinilai represif, seperti Front Pembela Islam (FPI). OKI mempertanyakan dari mana lisensi dan izin organisasi masyarakat yang mengatasnamakan Islam seperti itu?
"Pertama-tama kami bertanya kepada mereka yang bertindak atas nama Islam. Dari mana mereka mendapat lisensi untuk melakukan ini, siapa yang mengizinkan mereka untuk melakukan itu?\" ujar Sekjen OKI, Ekmeleddin Ihsanoglu, ketika dimintai tanggapan mengenai ormas seperti FPI seperti yang dimuat dalam situs https://news.detik.com/berita/1847226/soal-fpi-sekjen-oki-siapa-izinkan-mereka-bertindak-atas-nama-islam
Dari informasi di atas, kita mendapatkan informasi bahwa umat Islam di timur tengah dan Sekjen perkumpulan negara Islam di dunia (OKI) merasa “malu” dengan kelakuan FPI.
Logika sajalah…
Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk “fasih” mencaci maki orang lain, suku lain, bahkan agama lain tetapi lihatlah bagaimana Rizieq Syihab yang merupakan imam besar FPI sangat “fasih” dalam hal mencaci maki seperti yang terlihat dalam video berikut ini:
Akhir kata, masih percaya pada orang yang “fasih” mencaci maki lalu ngaku-ngaku imam besar umat Islam?
- Source : seword.com