Terungkap! Kaitan FPI dan Jaringan Teroris JAD
Masih ingat anggota JAD yang menusuk Wiranto? Ternyata organisasinya ada kaitan dengan FPI. Dengan tertangkapnya pentolan FPI, satu persatu borok ormas terlarang ini mulai terkuak. Pemerintah dan aparat yang selama ini dinilai lamban akhirnya memberi serangan mematikan pasca persitiwa baku tembak. Apa yang dinyatakan Munarman soal anggotanya tak pernah bersenjata sangat bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Bahwa bukan hanya pentungan yang mereka bawa saat sweeping, tapi kepemilikan senjata api ilegal. Dan kini fakta mengejutkan lain adalah tertangkapnya belasan anggota FPI yang menjadi teroris.
Bahwa mereka mengaku disaksikan Munarman saat berbaiat ke ISIS adalah fakta tak terelelakkan. Tak hanya foto, tapi juga video telah beredar. Mungkin benar kata Munarman ini adalah berita lama yang pernag kita lihat, tapi kesombongan laskar FPI mengarahkan senjata api langsung ke aparat adalah pintu kesialan mereka. Wajar kalau kini saat bergerak ke lapangan, para aparat tak segan menghubungkan identitas pelaku teroris yang juga anggota FPI. Mau mengelak bagaimanapun juga, fajta di lapangan berkata lain.
Dilansir dari bbc.com, kuasa hukum FPI menegaskan bahwa FPI, secara organisasi, tidak mendukung terorisme dan radikalisme. Jika orang-orang yang diduga terlibat terorisme itu dinyatakan bersalah, maka itu adalah tanggung jawab pribadi mereka.
"Kalau JAT (Jamaah Anshorut Tauhid) misalnya, secara organisasinya memang secara struktur ingin melakukan hal semacam itu (terorisme) terserah mereka, tapi DPP FPI kan secara tegas tidak memperbolehkan itu. Terorisme, radikalisme itu tidak diperbolehkan. Semua harus sesuai koridor hukum," kata Sugito kepada BBC News Indonesia.
Lain pernyataan FPI, lain pula berita di lapangan dan pengakuan anggota mereka yang menjadi bagian teroris. Tak hanya soal pembaiatan ke ISIS. Mereka ternyata juga terafliasi dengan jaringan teroris JAD.
Seperti diberitakan detik.com, bahwa narapidana kasus terorisme Zainal Anshori mengaku Jamaah Ansharut Daulah (JAD) merupakan organisasi sayap FPI Lamongan. Zainal Anshori, yang merupakan amir JAD Nusantara, berafiliasi dengan FPI untuk memperkuat kegiatan amar ma'ruf nahi munkar.
Zainal Anshori saat ini tengah menjalani hukuman di LP Nusakambangan. Dalam video yang diterima detikcom, Selasa (9/2/2021), Zainal Anshori menjelaskan bagaimana awalnya FPI terafiliasi dengan kelompok JAD.
"Saya ingin sedikit menceritakan perjalanan kami yang mungkin kita mulai dari sekitar tahun 2005 sampai sekarang ini. Kegiatan yang pernah kami ikuti ketika pada tahun 2005 yaitu kegiatan yang berkaitan dengan amar ma'ruf nahi munkar. Memang sebelumnya amar ma'ruf nahi munkar sudah kita laksanakan kegiatan di Lamongan, tapi untuk memperlebar sayap dan memperkuat struktur ini, maka kita koneksi dan kita menyambung dengan FPI pada waktu itu," jelas Zainal Anshori.
Zainal Anshori, yang bernama lain Abu Fahry alias Qomaruddin, tergabung dengan FPI Cabang Lamongan, Jawa Timur, pada 2005-2008.
"Sehingga pada tahun 2005 kita resmi jadi sayap organisasi FPI. FPI dari Dewan Pimpinan Wilayah Kabupaten Lamongan," ucapnya.
Zainal Anshori mengungkap JAD menjadikan FPI sebagai 'organisasi sayap' karena memiliki kesamaan dalam kegiatan amar ma'ruf nahi munkar. Dia juga menyebut JAD akhirnya terkoneksi dengan Habib Rizieq Shihab, yang memberikan semangat untuk semakin giat dalam melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
"Yang sudah maklum bagi kita, kegiatan FPI adalah kegiatan yang menitikberatkan pada kegiatan amar ma'ruf nahi munkar. Kalau amar ma'ruf kita mungkin mengajak pada orang terkait, tapi nahi munkar sebagaimana yang telah banyak diketahui oleh masyarakat bahwa FPI melakukan kegiatan nahi munkar dengan tidak jarang kita melakukan aksi-aksi keras di jalan, perlawanan kepada preman, kemudian menutup tempat kemaksiatan, misal perjudian, minuman keras, dan warung remang-remang, dan tidak jarang kita berbenturan dengan masyarakat sehingga kami distigma dengan organisasi keras, organisasi yang mengedepankan kekerasan. Sampai kemudian kami mendapat peringatan keras dari DPW. Sampai kemudian kami terhubung dengan Habib Rizieq, sehingga kami pernah beberapa kali melakukan kegiatan tablig akbar untuk memberikan semangat kepada kami di Lamongan dan masyarakat di Lamongan untuk semakin giat melakukan amar ma'ruf nahi munkar ini," paparnya.
Zainal Anshori juga mengungkap alasan bahwa FPI saat itu memiliki visi untuk menegakkan syariat Islam di Indonesia. Zainal Anshori sendiri baru bergabung ke JAD pada 2014.
"Kemudian memang pada intinya, kami dari FPI juga mengusung keinginan untuk menegakkan syariat Islam, tapi dengan cara di mana FPI punya gaya tersendiri seperti itulah. Sampai kemudian tahun 2008 kami bertemu dengan salah satu ustaz, yaitu Ustaz Ahmad Abdurrahman, waktu itu kita mengikuti pertemuan itu di Surabaya--saya lupa tempatnya di mana--sehingga di situ kami ketemu dan mengikuti taklim," katanya.
Zainal Anshori mengklaim, sejak 2008 itu, FPI mengalami perubahan kepada manhaz tauhid dan jihad. Kegiatan ini semakin mengkristal dan menjadi pemahaman bahwa FPI ingin menegakkan syariat islam.
"Di situ titik perubahan kami dari FPI kepada manhaz tauhid dan jihad ini, sehingga pertemuan kami ditindaklanjuti dengan beberapa kali pertemuan dengan Ustaz Ahmad, baik itu tatap muka dan handphone, sehingga ini kita berjalan lama, sampai kemudian mengkristal menjadi sebuah pemahaman bagi kami dan ikhwan-ikhwan kami yang dulunya di FPI dan telah melakukan kegiatan-kegiatan yang di mana force-nya ingin menegakkan syariat Islam itu," paparnya.
Kini masih percayakah dengan slogan pengakan syariat, nahi munkar dan sebaginya? Apakah cara mereka mengamalkan ajaran agama dengan cara melakukan perusakan, bom bunuh diri dan mencelakai banyak orang tak berdosa? Sejatinya bukan ajaran agama yang mereka amalkan, tapi justru mereka menuruti ajaran sesat. Jangan tanya di mana tempat mereka setelah mati. Bukannya dapat bidadari surga, tapi justru kekal di neraka. Karena bunuh diri adalah perbuatan yang amat dibenci Tuhan. Apalagi membunuh banyak nyawa tak berdosa dengan bom.
Inilah yang kita takutkan dengan perkembangan FPI selama ini. Ormas yang entah sengaha dibiarkan tumbuh subur di era SBY memang sepatutnya mendapat perlawanan. Dan hanya bisa dilakukan dengan koordinasi pemerintah pusat, TNI dan Polri. Entah sejauh mana kekuatan mereka, mungkin Densus 88 yang tahu jawabannya. Dari jumlah rekening 92 buah dengan saldo milyaran saja kita sudah ngeri begitu masifnya pendaan ormas ini. FPI ibarat bom waktu bagi negara ini. Terbungkus rapi dengan sok menolak teoris, padahal bagian dari mereka. Semoga aparat semakin masif menyingkap para anggotanya dan menangkap mereka semua sebelum terlambat.
Referensi:
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/indonesia-55501862.amp
- Source : seword.com