Di Tahun 2020, Jepang Berencana Luncurkan Hujan Meteor Buatan
Sebuah perusahaan startup asal Jepang berharap bisa menjadi pihak pertama dalam sejarah yang mampu menciptakan hujan meteor buatan. Hujan meteor ini rencananya akan dibuat lebih terang dari hujan meteor sesungguhnya.
Didirikan pada tahun 2011, Astro Live Experiences (ALE) baru-baru ini meluncurkan mikrosatelit pertamanya ke orbit menggunakan roket Epsilon dari JAXA Uchinoura Space Center. Peluncuran ini sendiri dilakukan pada hari Jumat pukul 9 pagi waktu setempat dengan tujuan menguji coba hujan meteor buatan untuk pertama kalinya.
Ide mengenai hujan meteor buatan ini sudah dipikirkan pendiri ALE, Lena Okajima, sejak tahun 2011 saat ia tengah mengamati hujan meteor Leonid. Untuk diketahui, Lena Okajima merupakan seorang serial entrepreneur (entrepreneur yang kerap mencetuskan berbagai macam ide baru) yang sempat terpilih sebagai anggota laboratorium terbuka Japanese Aerospace Exploration Agency’s (JAXA).
Menurut Lena, konsep hujan meteor cukup sederhana: bintang jatuh yang diciptakan dari partikel-partikel debu luar angkasa berukuran sangat kecil yang terbakar di atmosfer.
ALE sendiri telah berhasil menciptakan partikel debu buatan yang nantinya akan dibawa menggunakan satelit dan diluncurkan dari orbit hingga akhirnya terbakar di atas Bumi mirip dengan konsep hujan meteor yang disampaikan Lena. Partikel yang terbakar inilah yang akan menerangi langit dan memukau audiens dari jarak 100 km.
Masing-masing satelit memiliki bobot 65 kilogram dan akan mengorbit pada ketinggian 400 kilometer. Satelit ini telah dirancang sedemikian rupa agar mampu menembakkan partikel khusus yang terbuat dari logam berdiameter sekitar 1cm.
Agar bisa terbakar dan menjadi hujan meteor, partikel-partikel ini harus diluncurkan dengan kecepatan khusus untuk menciptakan gesekan yang cukup dengan atmosfer Bumi. Oleh karena itu, partikel ini akan ditembakkan dari satelit bukan hanya dijatuhkan begitu saja. Sayangnya, tembakan ini beresiko membuat satelit terjatuh dari orbit.
Mencegah hal ini, ALE menciptakan tangki gas yang mampu menembakkan partikel-partikel dengan kecepatan 8km/detik. ALE berharap tembakan dari tangki gas ini cukup untuk menciptakan gesekan dengan atmosfir Bumi tanpa harus menimbulkan resiko yang tidak diinginkan.
Ketika ditanya mengapa ALE ingin sekali menciptakan hujan meteor buatan ini, ALE menjawab mereka ingin masyarakat di seluruh dunia bisa menyaksikan pengalaman luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Lebih lanjut, ALE menjelaskan bahwa hujan meteor buatannya akan berlangsung selama 10 detik, durasi ini terbilang lebih lama dibandingkan durasi hujan meteor sesungguhnya.
“Dibandingkan dengan hujan meteor sungguhan, hujan meteor buatan kami jauh lebih besar dan meluncur dengan kecepatan yang lebih lambat, sehingga menghasilkan hujan meteor dengan durasi yang lebih lama,” ujar Hiroki Kajihara dari ALE pada situs Wired.
Jika semua prosesnya berjalan lancar, hujan meteor buatan ini akan diluncurkan di tahun 2020 mendatang tepat di hari peringatan pengeboman kota Hiroshima oleh Amerika Serikat yang ke 75.
- Source : www.rt.com