Kolumnis Daily Mail mengatakan wanita ‘yang mengoceh terhadap pelecehan seksual’ harus mengenakan nikab
Sebuah postingan kontroversial pada hari Minggu yang ditulis oleh kolumnis Peter Hitchens telah membuat gempar media sosial setelah membandingkan wanita “yang mengoceh dalam skandal seks Westminster” dengan kelompok Islam militant.
Judul kolomnya ‘Apa yang akan para wanita dapatkan dari semua ocehan terkait pelecehan seksual? Sebuah nikab’ telah memicu amarah warganet di Twitter, dengan mereka menyebut sang penulis kontroversial “orang gila”.
Peter Hitchens is really quite mad isn't he. I mean, like, really really.
— Adam Antics (@adam_antics) November 6, 2017
Memulai ocehan kasarnya yang berjumlah 900 kata, Hitchens menarik perhatian dengan membicarakan apa yang dia anggap sebagai motivasi dasar para wanita: fashion.
“Pakaian berwarna hitam, menurut saya sangat menarik dan tampak tak tersentuh , tulis Hitchens, membayangkan gambaran kondisi mental dari wanita yang memakai jilbab panjang,
“Tak akan ada pria yang ingin menyentuh seseorang yang berdandan seperti ini; karena dia akan kesulitan menemukan lutut sang wanita, atau bagian lainnya.”
Hitchens kemudian memikirkan secara sarkas apakah hal seperti ini yang benar-benar kita inginkan, “memakai pakaian yang aneh dan berbeda” ala Islam, hanya untuk mencegah pria manapun yang ingin menyentuh kaki seorang wanita.
“Para pria bijak di Westminster nantinya akan pergi ditemani dengan para pendamping wanita, merekam dan memfilmkan semua percakapan dengan lawan jenisnya, meminta para wanita untuk menandatangani formulir persetujuan sebelum menemui mereka, dan menuntuk untuk memiliki sertifikat berkelakuan baik sesudahnya,” Hitchens mengatakan.
“Tak ada yang dapat membuat mereka aman dari semua klaim yang segera mereka gunakan ‘meletakkan tangan sebentar’ ke lutut seseorang.”
Got any argument, Alex, or do you just like running with the mob? Safe, isn't it? https://t.co/PMeGZvk0VK
— Peter Hitchens (@ClarkeMicah) November 5, 2017
Hitchens secara cepat membela diri di media sosial, menantang para penentangnya untuk terbuka atas perselisihan pendapat mereka atau terus “berlindung mengikuti massa.”
Thought Charles was spellbinding yesterday, but it turns out he's just the Salieri to Peter's Mozart pic.twitter.com/0TC3rSuOXE
— Marina Hyde (@MarinaHyde) November 5, 2017
Tulisan tersebut muncul hanya sehari setelah sebuah artikel yang ditulis oleh Charles Moore di Telegraph menarik kemarahan serupa karena menyatakan bahwa skandal seks Westminster nyatanya “tentang kekuasaan: Kekurangan Theresa May dan keuntungan cepat yang diraih para wanita.”
Pada minggu lalu, Hitchens telah mengklaim bahwa para wanita selangkah lebih dekat untuk menggulingkan para pria. Sang kolumnis menulis terang-terangan bahwa “tujuan nyata” para wanita adalah untuk menggulingkan musuhnya, sang patriarki, namun saat ini isu perang lah yang mengalihkan kita dari semua isu penting yang nyata saat ini.
Namun beberapa dari argumennya menuai pujian. Hitchens bertanya mengapa kita sibuk membuat keributan terkait berbagai komentar yang tak senonoh dan skandal menyentuh kaki, ketika saat ini kita berada di tengah “krisis konstitusional terbesardalam abad ini, dan berada di jurang kebangkrutan.”
Hitchens is right. pic.twitter.com/yl0z6rl34e
— Pete North (@PeteNorth303) November 5, 2017
Keselamatan berada diambang kehancuran, dia mengingatkan. Para tentara sekarat dan para angkatan laut telah tewas.
Michael Fallon yang dicap sang kolumnis sebagai “salah satu Sekretaris Pertahanan terburuk dalam sejarah,” telah mengundurkan diri pada minggu lalu, bukan karena kegagalannya sebagai sekretaris pertahanan, namun sayangnya karena dia mencoba mencium jurnalis Jane Merrick ketika dia masih seorang wartawan politik junior.
Terlepas dari renungannya tentang kondisi pemerintahan, motivasi sejati gerakan feminis atau daftar cara-cara para wanita dapat terhindar dari pelecehan seksual yang dilakukan pria, para pengguna Twitter telah menjelaskan pendirian mereka: Skandal seks yang telah terjadi di Westminster, Hollywood dan seluruh dunia harus membuat suatu perubahan nyata. Para wanita hanya ingin pergi keluar tanpa adanya kekhawatiran akan diperkosa, dilecehkan, digoda atau pun diganggu.
- Source : www.rt.com