www.zejournal.mobi
Sabtu, 21 Desember 2024

Bersiaplah, Facebook dan Instagram Akan Tak Gratis Lagi

Penulis : Voltaire Network | Editor : Anty | Senin, 20 Februari 2023 15:49

California - Pengguna Facebook dan Instagram bersiap-siaplah membayar 24,9 dolar AS, sekitar Rp 377 ribu, sebulan. Tarif ini dikenakan kepada mereka yang ingin akunnya diverifikasi --dengan centang biru-- oleh Meta, pemilik Facebook dan Instagram.

CEO Meta Mark Zuckerberg, mengumumkan bahwa FB dan Instagram berbayar akan dimulai pada akhir pekan nanti. Rinciannya, pemilik FB di web dikenai tarif 19,99 dolar AS, sedangkan pengguna iOS dan Android dibanderol 24,99 dolar AS.

Zuckerberg menjanjikan tanda centang biru akan menawarkan 'perlindungan dari peniruan', peningkatan jangkauan, dan akses langsung ke dukungan pelanggan. Meta mengatakan akan membutuhkan verifikasi data pemerintah setempat untuk membuktikan identitas akun terverifikasi.

“Fitur baru ini adalah tentang meningkatkan keaslian dan keamanan di seluruh layanan kami,” Zuckerberg menulis pernyataannya lewat Facebook dan Instagram, seperti dikutip Kantor Berita Agence France-Presse (AFP), Senin (20/2).

Raksasa media sosial itu mengatakan layanan tersebut terutama ditujukan untuk pembuat konten yang ingin memperluas kehadiran mereka di platform. Menurut Meta, tidak akan ada perubahan pada akun Facebook dan Instagram yang sudah terverifikasi. Mereka menegaskan, hanya pengguna berusia di atas 18 tahun yang diizinkan untuk berlangganan.

Rencana ini langsung disambut kritik pengguna, mereka menuduh Zuckerberg tidak peduli dengan pengguna yang tidak mampu membayar 11,99 dolar atau 12 dolar, terutama di negara-negara miskin. Mereka menuduh miliarder termudia dunia itu meniru pemilik Twitter Elon Musk. Ada pula yang mempertanyakan mengapa harus membayar untuk menyerahkan identitas mereka ke salah satu perusahaan teknologi terbesar di planet ini?

Jawabannya: karena Meta --induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp-- tengah dirundung merosotnya pendapatan iklan.

Facebook telah memecat 11 ribu karyawan dalam beberapa bulan dan bersiap-siap akan ada gelombang PHK lagi. Berbicara kepada The Wall Street Journal, seorang mantan pekerja Meta menggambarkan taktik peninjauan kinerja ini sebagai akal-akalan Zuckerberg.

Tahun lalu, pendiri Meta Mark Zuckerberg secara terus terang memperingatkan staf di markas mereka di California, Amerika Serikat, bahwa 'secara realistis, mungkin ada banyak karyawan yang seharusnya tidak berada di sini'. Pada November 2022, Meta mengumumkan akan memangkas 13 persen tenaga kerjanya.

Perusahaan teknologi telah memulai gelombang pemecatan massal yang brutal dalam beberapa bulan terakhir. Misalnya, Google telah memecat 12 ribu orang, Mictosoft 10 ribu, Twitter 7.500, Snapchat 1.200, dan Amazon mem-PHK 18 rib karyawan.

Zuckerber menyebut 2023 sebagai tahun efisiensi. “Kami sedang bekerja untuk merampingkan struktur organisasi dan menghapus beberapa lapisan manajemen menengah untuk membuat keputusan lebih cepat dan lebih produktif," ujar pria 38 tahun itu.

Pria berdarah Yahudi itu seolah mengingkari kredo bisnisnya yang terkenal, bahwa 'Facebook gratis dan akan selalu begitu'. Mereka tidak menbgutip bayaran dari sekitar 2 miliar penggunanya di seluruh dunia. FB mendapatkan penghasilan dari iklan yang sangat besar.

Namun, pada 2022, Meta mengalami penurunan pendapatan iklan untuk pertama kalinya sejak grup yang berbasis di California ini go public pada tahun 2012. Mereka mendapatkan saingan dari TikTok. Tahun lalu, harga saham Meta turun secara mengejutkan --meskipun pada awal 2023 mulai pulih.

Menurut analis Carolina Mulanesi, langkah Meta mengutip bayaran ini jelas terilhami Elon Musk di Twitter. "Secara pribadi, menurut saya, ini lebih tentang mendiversifikasi pendapatan," ujarnya.


Berita Lainnya :


- Source : www.voltairenet.org

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar