Jerman Bergejolak Akibat Gagasan Menteri Yang Meresmikan Liburan Hari Raya Umat Muslim
Dikarenakan arus besar para migran yang secara bertahap mengubah negara Jerman yang sebelumnya di dominasi umat Kristen menjadi negara yang penduduknya memeluk berbagai agama dengan jumlah umat Muslim yang besar, beberapa politisi mempromosikan gagasan bahwa liburan hari raya Islam harus diresmikan. Inisiatif tersebut telah membuat warga Jerman terkejut dan menyulut api di media sosial.
Lebih dari 70 persen warga Jerman menentang gagasan Menteri Dalam Negeri Thomas de Maiziere untuk meresmikan libur hari raya umat Muslim sebagai liburan di sejumlah wilayah negara tersebut, lapor Tagesspiegel, mengutip sebuah survey baru-baru ini. Hanya 7,8 persen responden yang mendukung gagasan tersebut.
Suara Rakyat
Kritik dari para warga nampak dengan nyata di khususnya di media sosial.
Banyak warga yang mengkritik usulan tersebut, mengatakan bahwa Jerman harus tetap pada budayanya dan menyebut gagasan tersebut provokatif.
Wie bescheuert ist der Innenmister eigentlich, jetzt mit so einem provokativen Vorschlag um die Ecke zu kommen
— KaBa (@KaEli142) October 14, 2017
Bodoh sekali pastinya sang menteri dalam negeri yang telah mengusulkan usulan provokatif semacam itu?
Ein muslimischer Feiertag?
— Alternative für ???????? (@AfD) October 11, 2017
Sehr gerne - der 3??0??. Februar bietet sich da an!
Was meinen Sie?#AfD #LtwNds
Quelle: https://t.co/QOSNsWhMr5 pic.twitter.com/nfFsfxEfim
Adakah hari raya umat Kristen di berbagai negara Muslim?
Der deutsche @BMI_Bund #Maizière will musl. Feiertage gesetzl. einführen. Kommt als Nächstes Steinigung am Freitag, Fahrverbote für Frauen? pic.twitter.com/drp6cBovvT
— Gerald Grosz (@GeraldGrosz) October 15, 2017
@BMI_Bund Jerman, #Maiziere ingin memperkenalkan liburan Islam di tingkat legislative. Lalu apa berikutnya: perajaman pada hari Jumat, melarang wanita menyetir?
Er wird kommen. Dafür schaffen wir dann Ostern oder Weihnachten ab. Wir werden es noch erleben bei dieser moslemischen Einwanderung. Igitt.
— Wolfgang Müller (@mue48) October 14, 2017
Waktunya akan tiba. Lalu kita akan menggantikan Paskah atau Natal. Kita akan mengetahui nya melalui imigrasi para umat Muslim ini. Eww.
Warum keinen buddhistischen oder hinduistischen oder jüdischen oder oder......Feiertag????? Warum ausgerechnet einen muslimischen Feiertag?
— Ludwig Blöchl (@Wiggi54) October 14, 2017
Mengapa bukan liburan umat Buddha atau Hindu atau Yahudi? Mengapa pastinya liburan umat Muslim?
Yang lainnya mengatakan bahwa rencana itu “gila”
Ein muslimischer Feiertag?
— Alternative für ???????? (@AfD) October 11, 2017
Sehr gerne - der 3??0??. Februar bietet sich da an!
Was meinen Sie?#AfD #LtwNds
Quelle: https://t.co/QOSNsWhMr5 pic.twitter.com/nfFsfxEfim
Liburan umat Muslim? Kami usulkan pada tanggal 30 Februari.
Total verrückt.
— Janine (@JanineDaggie) October 17, 2017
Benar-benar gila.
Warum müssen Kanzler/Minister nicht regelm zur Untersuchung um ihren Geisteszustand untersuchen z lassen? Aus Angst dass keiner über bleibt?
— Werner Herbert (@Preussenteufel1) October 14, 2017
Mengapa tidak ada pemeriksaan mental rutin untuk para menteri/kanselir? Karena mereka pikir takut tak ada yang tersisa?
Perdebatan Diantara Politisi
Usulan Maiziere juga telah menyebabkan perdebatan yang nyata diantara para politisi Jerman. Pendapat itu diantara kaum elit politik menjadi bercabang.
Contohnya, kepala Komite Pusat Katolik Jerman, Thomas Sternberg mendukung inisiatif tersebut, mengatakan bahwa liburan umat Muslim “dapat diperkenalkan tanpa merubah tradisi umat Kristen di negara tersebut”.
Rencana itu juga didukung oleh anggota parlemen partai Green Christian Strobele. “Selamat datang di klub”, sang politikus menuliskan cuitan dan mengingat bahwa dia telah mengusulkan pengenalan liburan hari raya Islam di Jerman sejak tahun 2004. “Maiziere melakukannya sekarang. Gagasan yang baik,” dia melanjutkan.
Namun, beberapa anggota partai CDU Maiziere secara tajam mengkritik gagasannya.
“Saya sangat terkejut bahwa kepala Komite Pusat katolik mendukung pengenalan liburan hari raya Islam”,ucap Skretaris Umum partai tersebut, Andreas Scheuer. “Saya seorang Katolik, dan Saya yakin ini bukanlah pendapat dari mayoritas umat Kristen di Jerman yang berjumlah sangat banyak.” Dia menambahkan.
Pendapatnya didukung oleh Wakil ketua CSU Manfred Weber yang mengatakan bahwa “semua liburan mencerminkan sifat religious dari seluruh negara dan bukan hanya dari sekumpulan populasi individu.”
Minggu lalu, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere menyarankan bahwa anggota legislative harus mendiskusikan kemungkinan peresmian liburan perayaan umat Muslim di beberapa wilaya di negara yang jumlah populsi Muslimnya tinggi.
Dampak dari krisis migrasi yang dimulai pada tahun 2015, lebih dari 4,5 juta umat Muslim tinggal di Jerman saat ini, atau berkisar 5,5 persen dari keseluruhan populasi negara tersebut.
- Source : sputniknews.com