Target Sanitasi dan Air Minum 100 Persen pada 2019, Mampukah Tercapai?
Pemerintah menargetkan akses sanitasi dan air minum untuk 100 persen masyarakat Indonesia pada tahun 2019. Mampukah tercapai?
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Sofyan Djalil mengaku optimistis target sanitasi dan air minum 100 persen bisa dicapai pada tahun 2019. Namun ada dua hal yang harus diperhatikan.
Pertama, harus ada kalibrasi data yang baik dan benar dari Badan Pusat Statistik. Hal ini harus dilakukan untuk memastikan data yang digunakan akurat sehingga pencapaian maksimal. Kedua, kerjasama antara stake holder harus terjalin dengan baik. Termasuk di antaranya kementerian, pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.
"Karena Bappenas sifatnya sebagai koordinator, pengerjaan dilakukan oleh kementerian teknis, dalam hal ini Kementerian PU-PERA (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) dan Kementerian Kesehatan. Selain itu keterlibatan masyarakat juga harus ditingkatkan," tutur Sofyan, dalam konferensi pers di Gedung Bappenas, Jl Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/11/2015).
Di tempat yang sama, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan, Nugroho Tri Utomo, mengatakan bahwa berdasarkan statistik, rata-rata peningkataan akses air minum dan sanitasi sebesar 2 persen per tahun. Untuk memenuhi target 100 persen pada tahun 2019, peningkatan ini harus mencapai 6 persen per tahun.
Sebagai gambaran, data Badan Pusat Statistik tahun 2014 menunjukkan bahwa dalam kurun 2004-2014 telah terjadi peningkatan akses sanitasi dan air minum sebesar 19,30 persen dan 22,93 persen. Akses sanitasi layak meningkat 2,29 persen setiap tahun sementara akses air minum 1,93 persen per tahun.
Di akhir tahun 2014, akses sanitasi nasional berada di angka 61,06 persen, kurang dari target Millenium Development Goals (MDGs) sebesar 62,41 persen. Di sisi lain, akses air minum layak nasional mencapai 68,11 persen, masih kurang 0,76 persen dari target MDGs yang ada di angka 68,87 persen.
"Melihat data statistik yang ada, persentase terus meningkat dari tahun 2005-2009 ke 2010-2014 saja naiknya hampir 4 kali lipat," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Direktur Pemukiman dan Perumahan Kementerian PPN/Bappenas ini.
Modal lain yang membuat Nugroho percaya adalah makin seriusnya upaya yang dilakukan pemerintah daerah, terutama untuk sektor anggaran. Pada tahun 2007, anggaran untuk penyediaan sanitasi dan akses air minum rata-rata hanya 0,25 persen. Namun saat ini sudah meningkat rata-rata menjadi 1 persen, bahkan ada yang sampai 7 persen.
"Memang ambisius tapi kita punya modal untuk mencapai target ini. Mudah-mudahan tercapai," tutupnya.
- Source : health.detik.com