www.zejournal.mobi
Selasa, 07 Januari 2025

Beberapa Persiapan Prabowo cs Menghadapi Debat 2

Penulis : Eko Wibowo | Editor : Indie | Minggu, 17 Februari 2019 12:36

Debat kedua tinggal menghitung jam. Debat ini akan dilaksanakan pada 17 Februari 2019, mengusung tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam, dan lingkungan hidup.

Mundur sedikit, pada debat pertama lalu, jalannya debat sedikit kaku. Mungkin karena terlalu fokus pada kisi-kisi yang telah diberikan. Atau masih grogi, karena ini merupakan debat pertama. Walaupun sebenarnya bagi belio-belio ini, debat bukanlah suatu hal yang baru. Sekedar ulangan dengan sedikit perubahan.

Apalagi untuk debat kedua ini yang pesertanya khusus untuk para calon presiden, ulangan persis dari 2014 lalu.

Pada debat pertama, menurut pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, skor untuk debat perdana yang lalu, nilai untuk petahana 6, sedangkan untuk oposisi 8. Prabowo menang.

Sementara menurut LSI Denny JA, secara umum responden menilai Jokowi-Maruf menang atas Prabowo-Sandiaga pada debat capres-cawapres pertama.

Dalam 6 dimensi penilaian debat perdana tersebut, pasangan 01 unggul dalam kemampuan komunikasi (cara menyampaikan pendapat, menyanggah dan berargumen), penguasaan materi, program kerja, penguasaan permasalahan sesuai tema, dan kepemimpinan kuat. Sementara pasangan 02 unggul dalam pasangan calon yang kompak dan saling melengkapi.

Nah berikut ini, merupakan sejumlah persiapan yang coba dilakukan kubu penantang.

Pertama, Tim menyiapkan Prabowo untuk menghafal singkatan-singkatan. Ini penting. Karena pada 2014 yang lalu, Prabowo berhasil dibuat plonga-plongo karena pertanyaan dari Pak Jokowi mengenai TPID atau Tim Pengendalian Inflasi Daerah.

Namun, menurut Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Harryadin Mahardika, Prabowo ternyata malas-malasan menghapal-hapal singkatan. Dia yakin Pak Jokowi tidak akan menjebaknya dengan singkatan-singkatan seperti pada debat tahun 2014 lalu.

"Mengenai persiapan materi debat, kita memaksa Pak Prabowo untuk menghafal singkatan, karena khawatir Jokowi nanya soal singkatan lagi. Kita sudah siapkan ratusan, Pak Prabowo yakin Jokowi tidak nanya singkatan," ungkap Harryadin.

Kedua, mempekerjakan kembali lembaga survei kacau atau oknum dibalik lembaga survei tersebut. Namanya Indomatrik.

Haiti-haiti, ini bukan sejenis mi instan, kartu layanan seluler, ataupun bagian pelajaran matematika.

Indomatrik menjadi sorotan setelah mengeluarkan hasil survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden 2019. Hasilnya, selisih tingkat keterpilihan pasangan petahana dan penantang hanya terpaut tipis. Pak Jokowi-KH Ma’ruf Amin mendapatkan suara 47,97 persen sementara pasangan Prabowo-Sandiaga 44,04 persen. Hasil survei itu berbeda jauh dari rilis lembaga survei kebanyakan yang menempatkan selisih kedua pasangan itu sekitar 20 persen.

Timbul dugaan bahwa lembaga ini adalah lembaga survei bayaran. Direktur Riset Indomatrik, Husin Yazid membantah bahwa survei elektabilitas calon presiden dan wakil presiden yang dilakukan lembaganya dibiayai oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Dia mengatakan seluruh biaya survei ditanggung oleh Indomatrik. “Semua biaya survei kami keluarkan sendiri,” kata dia.

Siapa Husin Yazid, sang Direktur Riset Indomatrik ?

Menurut Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi), menyatakan bahwa lembaga survei Indomatrik tidak berada di bawah naungannya. Persepi juga menyoroti sosok Direktur Riset Indomatrik, Husin Yazid.

"Tidak, tidak terdaftar. Itu yang punyanya si Yazid yang dikeluarkan dari Persepi tahun 2014," kata anggota Dewan Etik Persepi, Hamdi Muluk.

Untuk diketahui, Husin Yazid pernah menjadi ketua lembaga survei bernama Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), yang dijatuhi sanksi berupa pencopotan status keanggotaan oleh Persepi pada 2014.

Saat itu, Puskaptis menyebut Prabowo Subianto-Hatta Rajasa unggul perolehan suara dari Joko Widodo-Jusuf Kalla berdasarkan hasil quick count, padahal kebanyakan lembaga survei mengumumkan kemenangan Pak Jokowi-JK.

"Husin Yazid dengan Puskaptis di 2014, dia kan tidak mau diaudit, diundang (untuk presentasi proses riset) juga tidak mau datang. Terus terbukti melakukan pelanggaran, kami keluarkan," ujar Pak Hamdi.

Ketiga, Dalam debat nanti, Prabowo akan memakai data dari Badan Pusat Statistik dan Lembaga Swadaya Masyarakat.

Seperti diketahui, biasanya Prabowo cs ngawur soal data.

Nah, kali ini sepertinya hal itu akan diperbaiki. Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan jagoannya siap adu data dengan calon presiden inkumben Pak Jokowi dalam debat kedua nanti. Dahnil berujar, Prabowo bakal merujuk data resmi dan data lainnya dari pelbagai lembaga.

Keempat, percaya diri dengan tanda alam. Setelah eek burung dijadikan rujukan tanda kemenangan Prabowo-Sandi oleh Ferdinand Hutahaean, kali ini giliran Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo – Sandiaga, Priyo Budi Santoso, melakukan hal yamg mirip.

Pak Priyo menilai cuitan bos Bukalapak Achmad Zaky soal presiden baru yang viral di media sosial merupakan tanda-tanda alam akan terjadinya pergantian kepemimpinan nasional. Priyo yakin saat mencuitkan soal industri 4.0 dan presiden baru, Achmad Zaky tidak bermaksud berpolitik.

“Achmad Zaky orang profesional, saya yakin ia tidak sedang berpolitik. Tapi jari-jarinya bergerak dengan sendirinya seperti ada yang mengarahkan, boleh jadi ini pesan dari langit, isyaroh dari langit,” kata Priyo Budi.


Berita Lainnya :

Menurut Priyo, kasus Achmad Zaky mirip dengan doa sesepuh Nahdlatul Ulama KH Maimoen Zubair yang mendoakan Prabowo. Padahal, saat itu ada calon presiden inkumben Joko Widodo di sampingnya. “Meskipun ada koreksi dari Kiai Maimoen, dan Achmad Zaky juga sudah minta maaf, namun ini semua gerak alam yang tak mungkin bisa dicabut,” ujar Priyo yang juga Sekretaris Jenderal Partai Berkarya ini.

Priyo pun minta pihak Pak Jokowi sadar, “Akhirnya muncul reaksi tagar lain yang menyerang inkumben kan? Kita nikmati sajalah, kalau sudah tanda-tanda alam siapa yang bisa menghentikan,”.

gambar : liputan6.com

https://www.viva.co.id/pemilu/berita-pemilu/1121780-percaya-tak-dijebak-jokowi-prabowo-tolak-hapalkan-singkatan?medium=home&link=terbaru

https://pilpres.tempo.co/read/1176326/kubu-prabowo-yakin-kasus-cuitan-bos-bukalapak-tanda-tanda-alam

https://pilpres.tempo.co/read/1176238/prabowo-bakal-merujuk-data-bps-dan-lsm-di-debat-capres-kedua

https://m.detik.com/news/berita/d-4430472/lembaga-survei-indomatrik-tak-terdaftar-di-persepi

https://m.detik.com/news/berita/d-4407152/lsi-denny-ja-jokowi-menang-5-1-atas-prabowo-di-debat-pilpres


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar