Turis Rusia dan Ukraina di Bali Jangan Merasa Superior Kangkangi Hukum Indonesia
Bule-bule di Bali ini datang dari negara-negara yang harusnya menjadi negara maju yang memiliki pandangan yang modern. Negara modern memiliki cara yang sangat baik dalam memberikan penegakan hukum dan menghormati hukum.
Tapi bule di Bali ini songong, merasa berasal dari negara maju, mereka bisa sembarangan dan semena-mena kepada hukum di Indonesia. Kelihatan banget belakangan ini semakin viral bule asal Rusia dan Ukraina sering bikin masalah. Niluh Djelantik yang sudah buang NasDem pun bersuara banyak.
Sekarang ini kita mengetahui bahwa negara Indonesia ini seolah-olah dikangkangi dan diberakin oleh bule-bule asal negara Rusia dan Ukraina, tidak sedikit juga dari Australia. Negara-negara yang ketat proses hukumnya, memiliki warga yang semena-mena.
Orang Indonesia gak pake helm aja ditangkap dan ditilang. Lah bule? Jangankan nggak pakai helm, pakai plat modif namanya Zelensky dan Putin pun, dicuekin dan polisi seolah-olah tidak bisa menangkapnya. Keluhan datang dari netizen dan warga Bali, sehingga polisi baru turun.
Kita tahu bahwa Sandiaga Uno ini kelihatannya nggak terlalu perduli dengan ini. Dia lebih memilih untuk mengamankan jabatannya sebagai menteri males dan memang dari dulu orang ini ngaco dan males. Sudah kaya, nggak perduli sama warga sendiri.
Sandiaga Uno juga cuek bebek terhadap perangai tingkah polah bule-bule yang ada di Bali. Dia diam saja kenapa? Apakah karena Sandiaga pernah di luar negeri, sehingga dia merasa bule kastanya lebih tinggi dan takut dihukum?
Bule-bule di Bali banyak yang jadi pekerja ilegal, tidak bayar pajak dan sembarangan mempermainkan hukum di Indonesia. Ganti plat nomor polisi sembarangan dengan namanya, lalu gak pake helm, peluk-pelukan di tengah jalan dan nggak punya SIM.
Rasanya memang sudah betul gubernur Bali membuat peraturan pelarangan bule-bule goblok itu menggunakan motor sewaan. Kalau mau, harus ada SIM internasional. Memang pastinya jasa penyewaan akan sepi. Tapi ya daripada hukum diberakin?
Memang sih penyewaan dan penyedia jasa sewa motor akan kesulitan. Inilah kesulitan yang harus dihadapi bersama-sama. Penyewa akan sepi dan sulit untuk mencari nafkah. Tapi keadaannya sudah agak ribet mas bro. Pengambilan keputusan harus dilakukan cepat.
Jadi saran saya, buat saya para penyewa motor bisa lebih memberikan harga miring untuk turis lokal menggunakan motor-motor yang bagus. Kan tentu sudah ada GPS tracker asumsinya. Para penyewa bisa melakukan penyesuaian harga sewa. Saya yakin ini hanya sementara.
Saya yakin orang-orang Bali bisa memahami kesulitan yang ada. Dan saya juga yakin peraturan ini bersifat sementara alias tidak permanen. Harusnya kalau Sandiaga becus kerja, akan ada peraturan baru untuk melegalkan wisatawan asing untuk menggunakan jasa penyewaan motor.
Peraturan baru yang memberikan keringanan dan tidak sembarangan mengemudi. Atau setidaknya, nanti akan dibuka lagi sewa-sewaan ke bule, dengan pengetatan peraturan yang didukung oleh penegakan hukum yang diperketat.
Gubernur Bali kelihatannya kurang bisa mengandalkan penegak hukum. Karena para penegak hukum juga gampang disuap kalau ketemu dolar matanya hijau. Dikasih dolar sedikit, langsung kejang-kejang dan air liur mengalir.
Jadi sementara ini, Gubernur menggunakan cara yang paling baik, yakni setop alias menghentikan jasa penyewaan bule yang nggak ada SIM. Mereka harus pakai jasa travel. Sekali lagi, ini demi menjaga kedaulatan bangsa ini.
Bingungnya, Russia dan Ukraine lagi bermasalah antara mereka. Tapi kok yang diresehin Bali? Jangan sampai Bali Indonesia yang kita cintai, diberakin sama bule hukum-hukumnya. Pak Listyo harus turun tangan nih sepertinya.
- Source : seword.com