Merger Gojek-Tokopedia: Magnet Investor hingga Genjot Ekonomi RI
Gojek dan Tokopedia resmi mengumumkan penggabungan perusahaan atau merger menjadi GoTo Group. “Perkawinan” anyar ini membawa tagline “Go Far, Go Together”.
Gojek dan Tokopedia adalah dua start up yang terbilang tak asing lagi di Tanah Air. Per Desember 2020 lalu, grup yang masing-masing berstatus sebagai decacorn dan unicorn ini memiliki lebih dari 2 juta mitra driver, lebih dari 11 juta mitra usaha (merchant), lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, serta berkontribusi sebanyak 2 persen terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, catat Kompas.
“Grup GoTo akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta peluang penghasilan seiring dengan berkembangnya bisnis kami dan bertumbuhnya ekonomi dan akan berkontribusi lebih dari 2 persen kepada total PDB Indonesia,” ucap Patrick Cao, Presiden GoTo.
Investor yang bergabung menyokong Grup GoTo pun tak main-main, baik dari dalam dan luar negeri. Ini termasuk Alibaba, Astra International, Facebook, Google, KKR, Visa, Telkomsel, Tencent ,dan Temasek.
Sebelumnya pada 2018 lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, aliran modal (capital inflow) dari investor global kepada perusahaan teknologi di Indonesia akan menambah ketersedian (supply) dollar Amerika Serikat (US$). Tak heran jika pemerintah memotivasi generasi milenial untuk mendirikan perusahaan rintisan (start up) dengan daya tarik kuat bagi investor seperti ia mencontohkan Go-Jek di Indonesia, dinukil dari detik.
Para pelaku usaha optimis, merger Gojek dan Tokopedia turut meramaikan dunia saham Indonesia. Sejumlah pelaku pasar meyakini IPO (Initial Public Offering) Gojek akan dilakukan setelah megamerger dengan Tokopedia.
Valuasi Gojek setelah merger dengan Tokopedia pun mengacu pada laporan Bloomberg, dapat menghasilkan nilai kapitalisasi pasar senilai US$35 miliar sampai US$40 miliar atau kisaran Rp490 triliun – Rp560 triliun dengan kurs Rp14.000 per US$, catat CNBC Indonesia.
Masih dari sumber yang sama, berdasarkan evaluasi kedua perusahaan, diperkirakan jika target dana yang dihimpun dalam IPO sebesar 10 persen saja dari total valuasi, maka nilainya dapat mencapai Rp49 triliun hingga Rp56 triliun.
GOTO DORONG UMKM GO DIGITAL DI TENGAH PANDEMI
Fithra Faisal, ekonom dari Universitas Indonesia turut memberi komentar mengenai merger dua entitas industri digital itu. Dalam hematnya, penggabungan ini berpotensi untuk mendorong keberlangsungan bisnis UMKM melalui platform berbasis digital terlebih di tengah pandemi COVID-19 seperti sekarang. Pada akhirnya, itu dapat dimaksimalkan oleh pelaku UMKM demi mengubah strategi bisnis, tulis Antara.
Fithra menambahkan, transaksi yang dapat diterima oleh pelaku UMKM yang bergabung dalam ekosistem Gojek atau Tokopedia dapat meningkat hingga ratusan persen dibandingkan secara konvensional atau tidak digital. Pasalnya, kemampuan Gojek dan Tokopedia mendorong bisnis UMKM untuk go digital dapat dilihat dari pertambahan jumlah pelaku usaha kecil yang bergabung dalam ekosistemnya. Pun, pelaku UMKM pun dapat memanfaatkan infrastruktur logistik yang telah dikembangkan Gojek dapat mendorong pertumbuhan bisnis sekaligus meningkatkan kenyamanan konsumen.
UMKM yang bergabung pada Gojek, tukasnya, selama masa pandemi bertambah lebih dari 600 ribu mitra driver sedangkan pada Tokopedia naik tiga kali lipat, yakni dari 3 juta menjadi sekitar 10 juta merchant.
Selan itu hal ini dinilai dapat menumbuhkan skala ekonomi Indonesia karena adanya peningkatan dari pola konsumsi yang berubah, catat Antara.
- Source : www.matamatapolitik.com