www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Covid-19 Bermutasi, Ilmuwan China Peringatkan Gelombang Wabah Baru Mengintai Eropa & AS

Penulis : RT | Editor : Indie | Kamis, 23 April 2020 10:08

Para ilmuwan China menemukan bahwa Eropa dan Pesisir Timur Amerika telah terinfeksi wabah Covid-19 yang paling agresif. Hal ini mereka sampaikan setelah pihaknya berhasil menemukan kalau Covid-19 mampu bermutasi. Menurut mereka, virus yang telah bermutasi bisa menghancurkan sel lebih cepat dari sebelumnya.

Kemampuan virus corona untuk bermutasi sempat diremehkan sebelumnya, ujar tim ilmuwan dari Zhejiang University China, yang dipimpin Profesor Li Lanjuan dalam studi terbarunya.

Tim ilmuwan ini menemukan sebanyak 33 virus sukses bermutasi di dalam tubuh 11 pasien virus corona asal kota Hangzhou yang selama ini mereka pantau kondisi kesehatannya.

Menurut para ilmuwan, sebanyak 60 persen virus corona yang mereka temukan merupakan virus yang benar-benar baru. Selain itu, mereka juga menemukan kalau mutasi ini membuat virusnya kian mematikan.

Dan dari hasil penelitiannya, tim ini mengemukakan bahwa tipe Covid-19 yang paling agresif mampu memproduksi virus 270 kali lipat lebih banyak dari yang sebelumnya.

“Meskipun hanya 11 pasien yang dilibatkan dalam studi ini, kami benar-benar mengamati keragaman mutasi virusnya, termasuk (mengamati) beberapa mutasi yang ditemukan dalam sebagian besar virus yang tersebar di seluruh dunia saat ini,” sepenggal bunyi studinya.

Dengan tes viral load yakni tes untuk mengukur jumlah virus dalam cairan tubuh, biasanya plasma darah, terlihat seberapa cepat patogen (mikroorganisme parasit) dapat menyebar melalui organisme yang terinfeksi dan menghancurkan sel-selnya.

Nahas bagi warga Eropa, salah satu mutasi virus paling agresif yang ditemukan para ilmuwan China ternyata sama dengan yang ditemukan di benua ini, terutama yang ada di Italia dan Spanyol.

Mutasi virus yang sama di Eropa nyatanya juga ditemukan di New York, yang sedari awal menjadi pusat wabah virus corona di AS.

Berbeda dengan wilayah Eropa dan Pesisir Timur AS, infeksi virus corona yang ditemukan di Pesisir Barat AS justru tak seberapa mematikan, mirip seperti yang ditemukan di China.

Meski begitu, bukan berarti mereka yang tinggal di Peisisir Barat AS lebih beruntung dari mereka yang tinggal di Pesisir Timur. Pasalnya, walau tak seberapa mematikan virus ini tetap dapat menyebabkan penyakit serius, tim ilmuwan Zhejiang University memperingatkan,

Para ilmuwan mengatakan , dua dari total pasien yang mereka pantau kondisinya, masing-masing berusia 30 dan 50 tahunan, tetap menunjukkan gejala parah meski hanya terinfeksi virus corona yang “lemah”.

Dan yang terpenting, para ilmuwan mengatakan penemuan mereka dapat mempengaruhi perkembangan vaksin virus corona yang saat ini tengah dinanti-nantikan. Mereka menegaskan, metode satu vaksin untuk semua (virus) tidak bisa diterapkan dalam kasus Covid-19.

Sebagai informasi, sampai hari ini virus corona telah menginfeksi lebih dari 2,3 juta orang di seluruh dunia dan merenggut lebih dari 170.000 nyawa.


Berita Lainnya :


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar