Lagi, Penipu Mengaku Mualaf Terbongkar!
Banyaknya kasus oknum yang mengaku-ngaku mantan pendeta, pastur, biarawati, lalu meninggalkan iman kristianinya dan memeluk agama Islam (mualaf), sekarang ini menjadi sangat menantang untuk dibahas. Apalagi tulisan atau cerita dengan tema semacam ini, selalu menarik bagi banyak orang, terutama masyarakat kita, yang lebih mempercayai pengalaman iman seorang penganut baru ketimbang penganut yang sudah sejak lahir dan bahkan pakar dalam ilmu agama itu. Misalnya, kadrun lebih percaya apa kata Ust. Bangun Samudra soal agama, daripada penjelasan Prof Dr Quraish Shibab.
Banyak orang yang berpindah agama dengan berbagai alasan, dan itu adalah hak asasi yang harus dihormati. Seseorang yang berpindah agama dari Kristen ke Islam misalnya, jika perpindahan itu sebagai hasil dari proses perenungan yang mendalam, tentu sangat layak dihargai dan hormati. Terlebih bila ternyata kehidupannya menjadi lebih baik atau lebih bahagia dalam lingkungan agama barunya, kita tentu turut berbahagia.
Namun justru sangat disayangkan apabila kemudian hari kerjanya malah menjelek-jelekkan agama lamanya, dengan motif cari keuntungan materi dan popularitas. Beberapa waktu lalu kita dibuat heboh oleh viralnya video seorang ustadz, Bangun Samudra, yang mengaku mantan pastur cerdas, yang berhasil lulus dari Vatikan dalam waktu singkat. Tapi kemudian dibantah oleh banyak orang yang mengenal yang bersangkutan dan merasa aneh dengan klaim-klaimnya.
Tidak jauh sebelumnya kita juga sudah "bosan" mendengar atau membahas Yahya Waloni dengan segala klaimnya yang juga dimentahkan banyak orang dengan bukti-bukti yang sangat telak, dan yang sayangnya, kok tidak direspons oleh yang bersangkutan? Lalu ada Hj. Irene Handono, yang katanya mantan biarawati. Kemudian ada Steven Indra Wibowo, mengaku mantan pastur, namun juga mendapat sanggahan dari sejumlah pihak.
Belum lama ini penulis ketemu video ini di Youtube, tentang seorang penceramah agama yang mengatakan dirinya sebagai mualaf, mantan pastur, dan pakar ahli Injil. Penulis tidak tahu apakah ini video lama atau masih baru? Soal itu bisalah kita abaikan, sebab yang hendak kita bongkar adalah unsur penipuan dan akal bulus oknum-oknum yang dengan sadar telah merusak agama demi kesenangan duniawi. Dengan semakin banyaknya contoh tentang modus-modus semacam ini, semoga membuat banyak orang waspada, kritis dan cerdas saat berhadapan dengan oknum-oknum yang mengaku mantan pastur, pendeta, dan sebagainya.
Yang sedang kita bahas kali ini adalah video ceramah seseorang yang katanya bernama Martinus, dan mengaku pernah menjadi pastur selama 13 tahun, dan seorang pakar ahli Injil. Menjadi menarik ketika dalam cuplikan video ceramahnya itu kok salah menyebut nama salah satu nama kitab dalam Alkitab. Dia menyebut "Yesemia". Sementara nama seperti ini tidak ada di Alkitab. Apakah mungkin maksudnya "Yeremia".
Orang yang pernah menjadi Kristen/Katolik--terlebih punya status sebagai rohaniwan--tetapi tidak tahu menyebut "Yeremia", jelas merupakan skandal yang sangat memalukan. Jangankan orang-orang dewasa, anak-anak sekolah minggu pasti tidak ada yang salah menyebut nama kitab "Yeremia", selain karena lavalnya tidak rumit bagi lidah orang Indonesia, juga kini banyak orang yang bernama Yeremia. Maka ketika ada "mantan pastur" mengatakan "Yesemia", kita mending langsung tutup telinga saja dah, pergi sejauh mungkin dari orang seperti ini.
Dan semakin lengkap penipuan orang ini ketika dia paksakan membaca isi "surah Yesemia 21: 3". Lagi-lagi salah, sebab Alkitab tidak pernah menyebut "surah" tetapi kitab untuk Yeremia. Jadi yang ada kitab Yeremia, bukan surah Yeremia. Memang sih dalam Alkitab Perjanjian Baru ada juga surat Paulus ke jemaat di Roma, dst... tapi tidak pernah dikatakan "surah", sebab itu adalah istilah dalam Alquran.
Dalam ceramahnya itu, dia bercerita bahwa pada September 2015 di Makassar dia adu debat dengan seorang murtadin bernama Saefuddin Ibrahim. Lucunya, Saefuddin dia sebut mewakili Muhammadiyah? Katanya, Saefuddin terus mengupas dan mengupas tanpa sadar bahwa dia sedang berhadapan dengan pakar ahli Injil.
Kemudian, mantan pastur yang satu ini, dalam ceritanya itu meminta kepada Saefuddin untuk membaca surah Yesemia 21: 3, dan surat Roma 3: 2. Bagaimana bunyi Yesemia 21: 3 menurut mantan pastur yang juga pakar ahli Injil ini? Demikian (seperti dia bacakan dalam ceramahnya): "Ketika anugerah nikmat Tuhan itu datang padamu maka gunakanlah anugerah nikmat itu sebaik-baiknya". Lalu mungkin menafsirkan ayat versi dia itu seperti ini: "Meskipun kau berhubungan intim antara laki dan wanita degan tidak diikatkan tali pernikahan namun didasari suka sama suka dan tidak memperkosa satu belah pihak atau merugikan pihak lain, maka sah di mata Tuhan".
Tapi kalau kita membuka ayat Yeremia dalam kitab Perjanjian Lama, sangat jauh dari bacaan sang mantan pastur itu. Tepatnya, Yeremia 21: 3 berbunyi seperti ini: Kata Yeremia kepada mereka: "Beginilah kamu katakan kepada Zedekia:.....
Demikian pula dengan surat Roma 3: 2, yang dia bacakan sebagai berikut: "Ketika kau pelayan Tuhan dan tangan-tangan haram bagimu untuk melaksanakan pernikahan maka jika kau menikah maka kurang rasa tanggung jawabmu melayani Tuhanmu". Padahal ayat Roma 3: 2 yang benar sesuai Alkitab adalah: "Banyak sekali, dan di dalam segala hal. Pertama-tama: sebab kepada merekalah dipercayakan firman Allah".
Berhubung beliyow itu membawa-bawa nama Saefuddin Ibrahim dalam ceramahnya, dan mengatakan dia berdebat di Makassar pada 2015, sebaiknya Pak Sae memberikan penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya.
Semoga ini menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. Pindah agama itu silakan, tetapi jangan menjadi penipu atau pembohong. Kasihani umat yang kau tipu bulat-bulat.
https://www.youtube.com/watch?v=iqEE69XFy2M
Kredit Foto: Jurnal Radio Youtube
- Source : seword.com