www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Penindasan Kebebasan Perempuan dalam Berpakaian dengan Mengatasnamakan Tuhan

Penulis : Hima Qurrotur | Editor : Indie | Senin, 27 Januari 2020 11:54

Sebenarnya saya juga merasa ngeri ngeri sedap saat akan menulis ini karena selama 4 tahun ini saya sudah banyak ditinggalkan oleh teman teman saya, karena menurut mereka cara pandang saya, cara berpikir saya sudah kelewat batas, dan benar benar jauh dari kata normal, tak jarang juga saya dijuluki dengan berbagai macam nama, ada yang bilang feminis lah, inilah itulah, dan sebagainya, bahkan ada juga yang secara terang terangan bilang bahwa saya kafir, murtad dan kawan kawannya.

Mereka juga bilang bahwa saya sudah kebablasan dalam menggunakan "dalil" akal. What ever.

Dari sekian banyak teman yang saya miliki, dengan berbagai macam karakter, sifat, dan semua hal yang melekat pada mereka masing masing, maka bisa saya katakan teman teman saya terbagi menjadi 3 kelompok.

Yang pertama. Kelompok Ekstrim Kanan : kelompok ini percaya bahwa, Tuhan telah mengatur dengan sempurna cara berpakaian perempuan, jadi jangan melanggar apa yang telah Tuhan tetapkan untukmu, karena akibat dari perbuatanmu, maka orang lain pun akan ikut menanggung dosanya.

Contoh, kelompok ini percaya, kalau sampai sehelai rambutmu saja kelihatan, atau terlihat oleh orang yang bukan mahrammu, maka bapakmu, suamimu, anak laki lakimu, saudara saudara lelakimu, baik kakak atau adik, mereka bakal terseret masuk neraka, akibat dari kelalaianmu dalam menutupi aurat yang sudah ditetapkan Tuhan.

Kedengarannya seram ya? Padahal menurut ceramah ceramah yang saya dengar di kampung dulu, katanya penghuni neraka nantinya akan dipenuhi oleh para perempuan. Lah kalau soal sehelai rambut perempuan saja bisa membuat banyak lelaki masuk neraka, secara logika harusnya laki laki dong yang paling banyak di neraka? Naah terus gimana ceritanya perempuan yang paling banyak menghuni neraka? Bantu jawab di kolom komen ya gaes.

Yang Kedua. Kelompok Ektrim Kiri : Kelompok ini memiliki pedoman bahwa tubuh perempuan itu sepenuhnya milik perempuan tersebut, dia punya hak penuh secara merdeka untuk mengekspresikan dirinya melalui tubuhnya, baik orang tua atau saudaranya tidak punya hak untuk ikut campur atas apa yang sudah dia pilih untuk tubuhnya.

Contoh : kelompok ini merasa bebas untuk "mengekploitasi" tubuhnya sendiri, entah itu dengan tatto, tindik, operasi plastik, berpakaian supeerr mini, itu adalah hak mereka sepenuhnya. Misalnya saat akan jalan jalan ke mall, nongkrong ke cafe seneng banget pake celana atau rok yang pendeeeek bangeet, sampai sampai kalau membungkuk sedikit saja, itu pantatnya sudah pasti kelihatan.

Kalo saya lagi jalan di Mall dan ketemu model beginian, ya cuma bisa bilang dalam hati, "apa nggak risih ya, itu pantatnya sampai keliatan kaya gitu, Kalau dipakai di pantai atau di kolam renang sih, wajarlah ya, kan mau main air basah basahan." Tapi sekali lagi itu adalah pilihan masing masing orang, tapi kalau saya pribadi kok ya rasanya nggak rela aja gitu ya, liat anak perempuan pas gedenya semua orang bisa melihat pantatnya, bener bener nggak rela deh pokoknya.

Yang Ketiga. Kelompok tengah tengah. Kelompok ini bukan penganut ekstrim kanan ataupun ekstrim kiri, dan saya rasa saya berada disini. Kelompok ini adalah orang orang yang menolak eksploitasi atau pun represi terhadap perempuan.

Kelompok ketiga ini, menolak adanya eksploitasi perempuan yang berkedok dengan mendukung kebebasan atau hak perempuan, namun sebetulnya para perempuan ini didorong untuk tanpa sadar menjadikan bagian tubuhnya yang paling pribadi menjadi obyek eksploitasi pandangan mata para lelaki. Baik itu laki laki bejat atau pun lelaki baik baik. Kelompok ketiga ini juga menolak adanya represi terhadap perempuan. Represi bisa berupa penindasan kebebasan perempuan dalam berbusana dengan mengatas namakan Tuhan, contohnya ya ada di kelompok pertama, atau ekstrim kanan.


Berita Lainnya :

Tapi sebenarnya, menurut saya sama saja antara hak perempuan menggunakan cadar dengan hak perempuan berpakaian mini. Kita tidak bisa melarang mereka atas apa yang akan mereka pakai. Hanya saja yang jadi persoalan adalah nilai nilai yang ditanamkan dibalik pilihan berpakaian yang dilakukan para perempuan tersebut.

Seharusnya ada keseimbangan antara hak dan tanggung jawab. Misalnya yang ekstrim kanan, terepresi untuk mengedepankan tanggung jawab namun disaat yang bersamaan mereka malah mengabaikan haknya. Begitu juga dengan yang ekstrim kiri, mereka dieksploitasi untuk mengedepankan haknya, tapi tidak pernah diajarkan untuk memperdulikan tanggung jawabnya terhadap lingkungan. Kira kira seperti itu.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar