Soal Colosseum Anies Kembali Salahkan Anak Buah
Pemprov DKI Jakarta memberikan penghargaan kepada diskotek Colosseum sebagai penerima Adhi Karyawisata. Penghargaan ini kemudian menuai polemik. Bagaimana mungkin sebuah diskotek yang diketahui penuh maksiat dan menjadi sarang narkoba sesuai dengan temuan BNN pada bulan September lalu itu diberikan sebuah penghargaan?
Meskipun banyak masyarakat yang protes atas penghargaan tersebut, namun ada juga yang membela Anies terkait penghargaan yang diberikan kepada diskotek Colosseum tersebut. Siapakah yang membela Anies terkait penghargaan itu? Ya, Anda benar. GNPF Ulama yang diketuai oleh Yusuf Muhammad Martak pengemplang di kasus Lapindo itu.
Menurut Yusuf Martak sudah sewajarnyalah Anies memberikan penghargaan kepada pengusaha yang memberikan kontribusi pendapatan kepada Pemprov DKI serta menyerap tenaga kerja.
"Saya pikir tidak ada sesuatu yang aneh," ucap Yusuf Martak kepada CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Sabtu (14/9).
"Dan tidak hanya diputuskan oleh gubernur serta stafnya, tetapi ada dewan juri yang tidak tanggung-tanggung. Orang- orangnya memang berpengalaman sekali dalam bidangnya," ucap Yusuf.
Tak hanya itu Yusuf pun memuji Anies sebagai seorang yang konservatif dan hati-hati dan paling concern dalam menjalankan sesuatu sesuai dengan peraturan.
"Bukan karena saya pendukung beliau tapi saya mengenal beliau. Pak Anies ini orang yang paling hati-hati dan paling concern dalam menjalankan sesuatu sesuai aturan dan kaidah peraturan. Orang yang paling takut dan konservatif," tuturnya.
Dari penuturan dari Yusuf Martak ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pemberian penghargaan kepada diskotek Colosseum itu ada turut campur Anies Baswedan, dan itu dapat kita maklumi karena setiap keputusan yang dibuat oleh Pemprov DKI harus sepengetahuan dari Gubernur DKI Jakarta, bukan?
Namun sayangnya, tak semua orang sependapat dengan Ketua GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak. Banyak yang protes atas penghargaan tersebut, termasuk para pendukung Anies seperti PA212 dan FPI.
Piagam penghargaan yang ditandatangani oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu kemudian dibatalkan karena protes dari berbagai pihak yang merasa bahwa diskotek Colosseum tidak layak menerima penghargaan Adhi Karyawisata.
Mengapa penghargaan yang telah diberikan itu kemudian dibatalkan oleh Anies Baswedan? Karena hal tersebut bisa memberikan pengaruh buruk terhadap masa depan Anies. Anies yang sedang menatap pemilihan Presiden pada tahun 2024 itu, tak mau nama baiknya hancur hanya karena sebuah penghargaan yang diberikan kepada tempat yang salah.
Anies tidak mau kehilangan pendukungnya seperti PA212 dan FPI yang banyak membantunya mencapai kursi DKI 1. Jika pendukung militannya ini berpaling ke lain hati, maka nasib Anies pada tahun 2024 masih mengambang. Karena dirinya tidak bisa menawarkan diri kepada partai-partai politik. Apa yang mau dijual kalau Anies tidak mempunyai massa pendukung? Kinerja? Itu mah nonsense.
Nah, untuk mengembalikan nama baiknya Anies kembali harus mencari kambing hitam seperti biasanya. Harus ada seseorang yang disalahkan atas kejadian tersebut. Harus ada seseorang yang dikorbankan demi nama baik Anies Baswedan.
Kebiasaan Anies yang selalu menyalahkan orang lain itu kembali di kasus penghargaan Adhi Karyawisata yang diberikan kepada diskotek Colosseum itu. Siapakah yang menjadi kambing hitam Anies kali ini?
Ya, tim penilai dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan yang menjadi sasaran Anies kali ini. Mereka yang menerima getahnya. Karena dianggap lalai karena tidak mempertimbangkan rekomendasi dari BNN DKI pada Oktober lalu.
Dan menurut Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi DKI, Saefullah, bahwa tim Inspektorat bakal memeriksa seluruh yang terlibat meloloskan diskotek Colosseum. "Jajaran yang terlibat sementara dibebaskan tugas selama pemeriksaan berjalan," kata Saefullah saat menggelar jumpa pers di Balai Kota DKI, Senin 16 Desember 2019.
Sungguh tidak elok sikap seorang gubernur yang selalu menyalahkan anak buahnya. Meskipun tanda tangan Anies di atas piagam penghargaan itu dikatakan bukan tanda tangan basah, namun setidaknya Anies menerima laporan siapa saja yang akan diberikan penghargaan tersebut. Dari daftar tersebut tidak mungkin Anies tidak tahu bahwa diskotek Colosseum juga diberikan penghargaan, bukan?
Jika Anies saat itu tahu bahwa diskotek Colosseum juga merupakan salah satu penerima penghargaan, Anies bisa mencoret nama tersebut dari daftar penghargaan. Jika diskotek Colosseum tetap lolos, maka itu bukan karena kesalahan dari anak buahnya tetapi Anies memang sengaja meloloskan nama Colosseum.
- Source : seword.com