www.zejournal.mobi
Minggu, 22 Desember 2024

Anies Ganti Nama 31 RSUD Di DKI Jakarta Jadi Rumah Sehat

Penulis : Benni Chaidir | Editor : Anty | Jumat, 05 Agustus 2022 09:00

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencanangkan perubahan nama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) menjadi Rumah Sehat. Perubahan branding ini berlaku untuk seluruh RSUD milik Pemprov DKI Jakarta. 

"Kita ingin warga DKI Jakarta hidup sehat dan berorientasi kesehariannya untuk bisa lebih sehat. Itulah sebabnya, penjenamaan ini dilakukan,” kata Anies Baswedan di RSUD Cengkareng yang dikutip dari akun Instgram @aniesbaswedan, Rabu, 3 Agustus 2022.

Anies mengatakan perubahan nama rumah sakit menjadi rumah sehat itu akan diberlakukan di 31 rumah sakit milik pemerintah yang ada di DKI Jakarta.

Pemprov DKI, menurut Anies, belum berencana untuk menganjurkan pengganti nama ini ke rumah sakit swasta yang ada di wilayah DKI. “Nantinya, untuk perubahan nama rumah sakit yang lain itu ke Kemenkes,” kata dia

Pengukuhan penjenamaan itu dilakukan secara simbolis di RSUD Cengkareng, Jakarta Barat. Namun secara serentak kegiatan ini diikuti oleh pejabat tingkat kota secara virtual di setiap RSUD lain wilayah DKI Jakarta.

Dengan mengganti nama rumah sakit jadi rumah sehat, diharapkan Rumah Sehat menjadi tempat yang memberikan pelayanan dengan keramahan, kenyamanan, dan kepuasaan bagi pasien.

“Sehingga, benar-benar ini menjadi sebuah tempat yang memberikan hospitality. Hospitality itu adalah keramahan, kenyamanan, kepuasaan. Itulah sebabnya kalau dalam Bahasa Inggris namanya hospital karena disitulah kita merasakan sebuah pengalaman yang nyaman . Ini yang menjadi harapan kita,” kata Anies Baswedan.

Selain itu, ia mengatakan penjenamaan dilakukan untuk mengubah pola pikir (mindset) warga tentang rumah sakit, sehingga diharapkan rumah sakit tidak hanya didatangi saat keadaan sakit melainkan dalam kondisi sehat.

“Selama ini RS kita berorientasi pada kuratif dan rehabilitatif sehingga datang karena sakit jadi datang untuk sembuh untuk sembuh itu harus sakit dulu,” kata Anies.

Ke depannya, peran rumah sehat akan ditambah dari segi promotif dan preventif. Hal tersebut dilakukan agar rumah sakit mengambil peran membantu warga melakukan pencegahan penyakit sekaligus mempromosikan hidup sehat.

Namun demikian kebijakan tersebut mendapatkan kritikan dari masyarakat bahwa perubahan nama rumah sakit milik DKI Jakarta menjadi rumah sehat akan menimbulkan kerancuan.

Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak, mengkritik Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, yang mengubah nama rumah sakit menjadi rumah sehat. Dia mengatakan, jika Anies hanya mengartikan dari bahasa serapan Inggris, Hospital, menjadi dua arti, akan lebih membingungkan. Hal itu mengingat, perubahan rumah sehat hanya dilakukan pada RSUD DKI.

“Tapi rumah sakit di luar RSUD masih sama, dan mempunyai arti yang berbeda. Ini membingungkan mereka yang tidak sekolah,” kata Gilbert dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/8/2022).

Dia melanjutkan, secara nasional, RS masih dikenal sebagai rumah sakit dan bukan rumah sehat. Karena itu, dia meminta agar Pemprov DKI Jakarta melalui Gubernur DKI Anies agar tidak sembarangan menggantinya tanpa membicarakan hal ini dengan ahli tata bahasa.

“Juga harus meminta pendapat dari Kemenkes,” ujarnya.

Menurut Gilbert, hal itu tidak sama dengan penamaan jalan yang merupakan wewenang DKI, meski alasannya kurang tepat. Terlebih, saat penggantian nama jalan itu, dinilai Gilbert dilakukan dua bulan menjelang akhir jabatan.

“Secara mendasar, tidak ada yang dilakukan Gubernur Anies selama menjabat, untuk RS di DKI. Selama pandemi Covid-19 sedang di puncak, malah pemerintah Pusat yang menopang pengobatan seluruh pasien, bukan dari APBD. Kesan yang timbul adalah kebijakan yang tidak bijak,” tutur dia.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar