Pengamat Duga Jokowi Minta Surya Paloh Tarik Dukungan Anies Baswedan
Jakarta - Presiden Joko Widodo membenarkan telah memanggil Ketua Umum Nasdem Surya Paloh. Jokowi menyebutnya sebagai pertemuan biasa, namun enggan mengungkapkan materi pembicaraan.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai pertemuan itu terkait koalisi. Jokowi hendak mempertanyakan komitmen Partai Nasdem di pemerintahan.
Jamiluddin menduga Surya tetap menggaransi dukungan kepada Jokowi hingga akhir pemerintahan pada 2024. "Namun garansi itu kemungkinan dinilai Jokowi belum cukup," ujar Ritonga kepada wartawan, Senin (30/1).
Menurutnya, kemungkinan Jokowi meminta Surya Paloh menarik dukungan kepada bakal calon presiden Partai Nasdem Anies Baswedan. "Permintaan ini kemungkinan ditolak Surya Paloh," katanya.
Atas penolakan tersebut, Jamiluddin menambahkan, reshuffle menteri dari Partai Nasdem tak terhindarkan. Ia menyebut kemungkinan besar hanya dua menteri yang di-reshuffle.
"Satu menteri sengaja dibiarkan untuk menjadi tameng politik bagi Jokowi," Jamiluddin menjelaskan.
Dengan mempertahankan satu kementerian tetap dipegang Nasdem Jokowi akan berdalih bahwa reshuffle untuk meningkatkan kinerja kabinet.
Pertemuan Jokowi dan Surya Paloh di Istana Jakarta berlangsung pada Kamis (26/1) lalu. Bendahara Umum DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni mengatakan Surya Paloh dipanggil secara mendadak.
Sedangkan Jokowi, enggan mengaitkan pertemuan itu dengan isu reshuffle. Ketika wartawan mengingatkan bahwa 1 Februari jatuh pada hari Rabu Pon, hari spesial yang kerap digunakan Jokowi mengambil keputusan penting termasuk perombakan kabinet, Jokowi malah bertanya balik.
"Hmm, masa? Rabu Pon? Benar? Ya nanti tunggu saja reshuffle," kata Jokowi sembari tersenyum di Sarinah, Jakarta Pusat, Minggu kemarin.
- Source : www.publica-news.com