Apa Benar UAS Menghina Kristen?
Saat ini sedang viral ceramah seorang da'i kondang Ustadz Abdus Somad yg lebih akrab di sapa UAS, dalam ceramah tersebut UAS dituding telah melecehkan dan menista agama lain yaitu Kristen. Berawal dari jamaah yang bertanya tentang salib lalu kemudian beliau menjawabnya dengan bahasa yang sangat transparan dan jelas sekali.
Setelah kejadian tersebut viral dan bahkan berujung pada pelaporan ke pihak kepolisian UAS memberikan sebuah klarifikasi yang malah membutnya semakin terpojokkan, menurut UAS, ceramah tersebut adalah pembahasan intern, dan hanya untuk kalangan umat Islam saja bukan untuk konsumsi umum.
Video yang terlanjur viral tersebut memang sebuah kajian tertutup, didalam Masjid Agung Annur Pekanbaru, kajian rutin setiap subuh Sabtu. Bukan tabligh Akbar di lapangan terbuka atau di TV. Dan sudah lebih 3 tahun tidak lagi ada kajian subuh rutin di Masjid Annur. Artinya, itu kajian lama sebelum viral.
Seorang teman bilang pada saya "UAS menyatakan bahwa beliau hanya menjawab pertanyaan jamaahnya sesuai ilmu yang beliau punya dan ditempat tertutup pula yang didalamnya tak ada umat lain selain umat Islam, jika pernyataannya diucapkan diruangan terbuka seperti tabligh akbar atau acara live di TV maka pantaslah dia dituduh menghina, karena sebenar apapun yang beliau sampaikan akan tetap bernilai salah karena bukan pada tempatnya. Namun jika dikajian tertutup yang didalamnya hanya terdiri dari umat Islam saja, lalu letak kesalahannya dimana?"
Lalu saya jawab, "apa hanya karena diruangan tertutup kemudian UAS boleh menghina agama lain? Katanya lakum dinikum waliyadin, kalo begini bukan lakum dinukum waliyadin namanya karena UAS sudah terlalu jauh masuk ke dalam agama orang lain yang nggak ada hubungannya dengen dirinya, setiap agama memiliki aturannya masing - masing dan kita nggak akan bisa memahaminya karena bukan agama kita, dan kamu bilang ceramah tersebut bukan untuk umum, sekarang saya ingin membandingkannya dengan logika paling sederhana saja, bahwa kalimat yang mengatakan "bukan untuk konsumsi umum," maka saya akan ambil contoh kasus dari video Ariel Noah dan pasangannya, disini video tersebut juga bukan untuk konsumsi umum maka seharusnya Ariel Noah nggak masuk bui doang ya, kan videonya Ariel juga di ruangan tertutup dan khusus dia sama pasangannya doang. Hahaha"
Jadi gaes menurut saya UAS memang menjelaskan dengan sangat "kejam" seperti itu karena dia tahu bahwa kajian tersebut tertutup yang didalamnya hanya berisi umat Islam dan tak ada umat agama lain, tapi sepertinya UAS lupa dengan pepatah yang mengatakan "Setiap tembok memiliki telinga," yang artinya "kita tidak pernah punya tempat untuk membicarakan sesuatu yang buruk dihadapan khalayak," apalagi saat ini adalah jaman digital, dimana setiap orang bisa menyebarakan berita tanpa perlu filter.
Seperti yang kita ketahui, kita tinggal di dunia ini bersama dengan orang - orang di sekitar kita. Keterbatasan indera membuat kita tidak pernah bisa seutuhnya menyadari ada atau tidak orang di dekat kita. Pernah kita mengira sedang sendirian sehingga bebas bertindak semaunya, padahal sebenarnya ada seseorang yang mengamati atau secara tidak sengaja melihat tingkah kita.
Tembok yang memiliki telinga, sesungguhnya adalah sebuah penggambaran sederhana agar kita selalu berhati - hati dengan tingkah dan ucapan kita. Mungkin tak seorang pun mengetahui rencana jahat kita. Mungkin tak seorang pun mendengar rencana licik kita. Tapi percayalah bahwa ada yang mendengar dan mengetahui setiap rencana - rencana kita. Suara hati kita saja bisa didengar, apalagi yang kita ucapkan. Itulah Tuhan Yang Maha Tahu.
Ketahuilah, menjadi seorang yang ingat akan ucapan dan perbuatan adalah seorang yang beruntung. Kita harus bisa menjadi pribadi yang terpuji meskipun jauh dari mata orang lain. Apalagi untuk urusan agama, seperti yang saya bilang diatas bahwa "setiap agama memiliki aturannya masing - masing dan kita nggak akan bisa memahaminya karena bukan agama kita," mala dari itu hendaknya kita tidak ikut campur dengan apa yang bukan urusan kita terutama agama orang lain.
- Source : seword.com