www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Warga Amerika Saat Ini Tidak Sereligius Dulu. Benarkah?

Penulis : Sputnik News | Editor : Indie | Selasa, 23 April 2019 16:02

Survey terbaru yang dilakukan perusahaan konsultan, Gallup, mengungkapkan bahwa jumlah jemaat gereja di AS saat ini merupakan yang terendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Hasil surveynya menunjukkan di tahun 2018 hanya 50 persen responden yang mengatakan masih pergi ke gereja, masjid atau tempat ibadah lainnya. Hasil ini tidak mengejutkan lantaran jumlah jemaah rumah Ibadah di AS terus menurun setiap tahunnya sejak tahun 1998.

Bukan cuma Jemaah rumah ibadah yang Jumlahnya kian menurun, jumlah warga Amerika yang menganut suatu keyakinan juga semakin sedikit. Di tahun 1998 sampai 2000, sekitar 90 persen responden masih mengaku sebagai umat agama tertentu. Sayangnya, di tahun 2016 hingga 2018 angka ini merosot menjadi 77 persen.

Menariknya, jika dibandingkan dengan rakyat di negara makmur lainnya, masyarakat AS terbilang masih cukup religius.

Dalam survey Gallup lainnya yang dilakukan pada tahun 2010, di antara negara-negara kaya rakyat AS lah yang menganggap agama memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tercatat sebanyak 65 persen responden AS mengaku bahwa agama sangat berperan dalam kesehariannya. Tepat di bawah AS ada masyarakat Italia, Yunani, Singapura dan negara Teluk Persia yang memiliki pemikiran serupa.


Berita Lainnya :

Salah satu penyebab turunnya angka jamaah gereja di AS adalah mencuatnya skandal kekerasan pada anak yang melibatkan Gereja Katolik. Bahkan, hingga kini topik ini masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Dampaknya, di tahun 2019 sebanyak 37 persen jemaah gereja katolik di AS mengaku ingin keluar dari keanggotaan gereja.

Penyebab lainnya, muda-mudi AS saat ini tidak lagi tertarik pada hal-hal berbau keagamaan. Faktanya, mayoritas masyarakat tanpa agama di AS adalah mereka yang berusia antara 18 sampai 29 tahun.

Sebagai informasi, metode pengumpulan data Gallup dilakukan melalui wawancara via telepon terhadap sedikitnya 2.000 masyarakat AS usia 18 tahun ke atas dengan margin of error sebanyak 3 persen.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar