www.zejournal.mobi
Rabu, 27 November 2024

Kunjungi China, Pangeran Saudi Tekan Kesepakatan Senilai USD 10 Miliar. Kesepakatan Apa Itu?

Penulis : RT | Editor : Indie | Minggu, 24 Februari 2019 17:46

Perusahaan minyak raksasa Arab Saudi Aramco dan sejumlah perusahaan asal China telah menekan sebuah kesepakatan senilai USD 10 miliar yang dicapai dalam kunjungan 2 hari pangeran Saudi Mohammed Bin Salman ke China.

Kesepakatan ini bertujuan untuk mengembangkan kilang minyak dan membangun kompleks petrokimia bersama.

Aramco dan China North Industries Corporation atau yang lebih dikenal dengan sebutan Norinco, bersama dengan Panjin Sincen pada hari Jumat kemarin sepakat untuk membentuk modal ventura gabungan terbesar bernama “Sino-Foreign”.

Menurut pernyataan yang dirilis Aramco, kompleks ini nantinya akan dibangun di kota Panjin, provinsi Liaoning, China, sementara operasionalnya sendiri baru akan dimulai pada tahun 2024 mendatang.

Mitra baru ini rencananya akan mendirikan sebuah perusahaan baru bernama Huajin Aramco Petrochemical Co. Ltd., yang akan menghasilkan minyak 300.000 barel per hari.

Menurut isi kesepakatan, Saudi Aramco memegang 35 persen saham perusahaan, sementara NORINCO dan Panjin masing-masing akan memegang saham 36 persen dan 29 persen.

Aramco berjanji akan memasok 70 persen bahan baku minyak mentah untuk kilang minyak ini.

Selain itu, Aramco juga menandatangani kesepakatan mengenai pembelian sembilan persen saham dari kilang minyak dan kompleks petrokimia di provinsi Zhejiang yang per harinya bisa menghasilkan 800.000 barel minyak.

Kesepakatan multi-miliar ini dicapai saat Pangeran Saudi Mohammed Bin Salman (MBS) mengunjungi China (yang merupakan mitra dagang terbesar Saudi) sebagai bagian dalam rangkaian tur Asianya.


Berita Lainnya :

Dalam kunjungannya kali ini, sang pangeran Saudi menyempatkan diri berjalan-jalan di Tembok Besar China sebelum selanjutnya bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.

Untuk diketahui, sudah sejak lama Arab Saudi ingin berinvestasi di China, termasuk di antaranya ikut berinvestasi dalam proyek Belt and Road Initiative atau BRI.

Sebelumnya pada awal bulan ini, Menteri Sumber Daya Energi, Mineral dan Industri Arab Saudi Khalid bin Abdulaziz Al-Falih mengatakan pada kantor berita Xinhua bahwa “investasi besar-besaran” antar kedua negara baru saja dimulai.

“Arab Saudi memiliki banyak modal sehingga memerlukan sasaran yang menguntungkan untuk mengelolanya. Sedangkan China merupakan tempat yang tepat untuk berinvestasi dengan kondisi pasarnya yang besar dan lingkungannya yang terus berkembang,” ujar sang menteri.

China memang mitra dagang terbesar Arab Saudi. Kendati demikian, soal impor minyak mentah, dalam dua tahun terakhir, Rusia tetap menjadi pemasok minyak mentah utama bagi negara Timur Tengah ini.


- Source : www.rt.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar