China Menjadi Negara Pertama Yang Berhasil Menumbuhkan Tanaman Di Bulan
Satelit Chang’e-4 milik China berhasil menumbuhkan benih tanaman di sisi gelap Bulan. Ditempatkan dalam sebuah miniatur lengkap dengan biosfer buatan, keberhasilan ini sekaligus memberikan harapan baru bagi astronot yang kerap melakukan perjalanan panjang ke luar angkasa.
Untuk diketahui, pendaratan pertama satelit ini di sisi gelap Bulan terjadi pada tanggal 3 Januari setelah sukses melewati perjalanan 20 hari dari Bumi.
Dalam misi ke Bulan kali ini, satelit Chang’e-4 turut membawa benih kapas, kentang dan Arabidopsis serta telur lalat dan ragi. Semua benih ini disimpan di sebuah wadah khusus yang di dalamnya telah diciptakan biosfer buatan.
Sementara itu, alasan dipilihnya benih-benih ini dikarenakan semuanya berukuran kecil namun mampu bertahan hidup di lingkungan ekstrem sekalipun.
Benih-benih ini mulai tumbuh begitu tanah yang telah dipersiapkan dalam satelit menghidrasi mereka. Dari seluruh benih yang dibawa, benih kapas menjadi tanaman pertama yang berhasil tumbuh di bulan.
“Setelah benih kapas yang mulai tumbuh, kini giliran benih kentang yang mulai tumbuh,” ujar juru bicara misi ini dalam sebuah konferensi pers yang digelar hari Selasa kemarin.
First in human history: A cotton seed brought to the moon by China's Chang'e 4 probe has sprouted, the latest test photo has shown, marking the completion of humankind's first biological experiment on the moon pic.twitter.com/CSSbgEoZmC
— People's Daily, China (@PDChina) January 15, 2019
Ikut menanggapi keberhasilan ini, pemerintah China berharap ke depannya akan ada keberhasilan-keberhasilan dengan skala yang lebih besar.
Lebih lanjut, mereka mengatakan tidak menutup kemungkinan jika suatu hari nanti kita yang di Bumi dapat mengirimkan makanan dan pakaian kepada astronot yang tengah melakukan tugas di luar angkasa.
Tak hanya menyita perhatian pemerintah China, berita mengenai keberhasilan ini turut menjadi sorotan media-media di China.
“Dengan keberhasilan ini kami telah menciptakan peluang agar bisa bertahan hidup di luar angkasa,” ujar profesor Xie Gengxin, desainer utama percobaan ini, pada kantor berita South China Morning Post.
“Mempelajari perkembangan semua tanaman ini di lingkungan bergravitasi rendah, memberikan peluang pada kami untuk mendirikan sebuah pangkalan di luar angkasa,” tambahnya.
- Source : www.rt.com