Perusahaan Minyak China, Sinopec, Mengurangi Impor Minyak Mentah Dari Saudi
Seorang pejabat dari perusahaan kilang minyak terkemuka di Asia, Unipec, mengatakan pada kantor berita Reuters bahwa perusahaan minyak asal China, Sinopec, akan mengurangi impor minyak mentahnya ebanyak 40 persen dari Arab Saudi pada bulan Juni.
Menerut informasi yang diberikan narasumber, pengurangan ini akan berlaku pada bulan Juni selama dua bulan berturut-turut karena adanya lonjakan harga yang tak wajar.
Arab Saudi menaikkan harga minyak mentahnya yang dikenal dengan nama “Arab Light” ke tingkat tertinggi dalam empat tahun terakhir.
Menanggapi hal ini, pihak resmi Unipec mengatakan harga minyak mentah Arab Saudi sekarang jika dibandingkan dengan minyak dari negara Timur Tengah lainnya, sangatlah tinggi.
Bulan lalu, seorang pejabat Unipec mengatakan pada Reuter, “Kilang minyak kami merasa harga ini tak wajar dikarenakan mereka tak mengikuti aturan harga yang ada.”
Tak hanya Sinopec, ada dua perusahaan kilang minyak di Asia lainnya yang mengatakan akan mengurangi impor minyak mentah mereka sebanyak 10 persen dari Arab Saudi.
Hal ini terjadi karena mereka keberatan atas kebijakan pihak Kerajaan yang telah menaikkan harga minyak mentah paling diminati di pasaran.
Terlebih lagi, kenaikan harga ini dilakukan secara tiba-tiba yang mengejutkan pasar minyak mentah terbesar di dunia.
Namun, kemungkinan Sinopec akan dikenakan sanksi pengurangan karena kontrak penjualan dengan Arab Saudi yang biasanya dilakukan berdasarkan sistem kontrak take or pay.
Dalam tiga bulan pertama di tahun ini, Sinopec telah mengimpor minyak mentah dari Arab Saudi dengan kisaran 730.000 barel per hari.
Angka ini menurun dari tahun sebelumnya yang mencapai 845.000 barel per hari.
Kendati demikian, impor minyak mentah yang dilakukan perusahaan penyulingan minyak milik negara Cina lainnya meningkat 120.000 barel per hari, atau meningkat 73 persen per tahunnya dikarenakan perusahaan-perusahaan ini memperluas kapasitas pengilangannya.
Sementara itu, bulan ini Sinopec akan melakukan upaya pemeliharaan rutin di seluruh kilang minyaknya, yang berdampak pada menurunnya volume impor Sinopec.
Hal ini lah yang membuat Sinopec tak lantas buru-buru mencari pasokan minyak mentah baru dengah harga yang lebih murah.
Sedangkan pada bulan Juli, menurut rencana kilang minyak Sinopec akan kembali beroperasi. Tentu saja, pihaknya akan membutuhkan volume minyak mentah yang lebih banyak.
Tahun lalu, Arab Saudi mengatakan pihaknya akan mengurangi jumlah ekspor minyak mentah menjadi kurang dari tujuh juta barel per hari.
Namun, pada bulan lalu menteri energi Arab Saudi kembali menekankan bahwa negaranya tetap pada target awal jumlah ekspor minyak. Hal inilah yang kemudian menjelaskan melonjaknya harga minyak mentah Saudi.
- Source : www.rt.com