www.zejournal.mobi
Selasa, 24 Desember 2024

Melihat Program Menabung sejak Dini di Makassar: Bukan Uang tapi Sampah

Penulis : Muhammad Nur Abdurrahman | Editor : Samus | Kamis, 04 Agustus 2016 15:09

Kebiasaan menabung harus dimulai sejak usia dini. Selain menabung dengan uang, siswa SD di Makassar sudah diajarkan menabung dengan cara lain. Yaitu dengan menabung menggunakan sampah non-organik yang ada di sekitar lingkungannya.

Seperti yang dilakukan siswa SD Inpres Antang I yang menabung di Bank Sampah Sekolah (BSS) Berseri, di sekolahnya.

Mulyana Dewi, staf guru SD Inpres Antang I yang ditemui detikcom di Bank Sampah Induk, jalan Toddopuli menyebutkan pihaknya sebagai pengelola BSS Berseri mencoba mengajarkan siswa untuk ikut mengelola sampah dan memetik nilai ekonomis pada sampah yang ada di sekitar mereka.

"Saat ini baru akan diaktifkan BSS Berseri, hari ini baru menerima logistik dari bank sampah Induk, berupa timbangan dan buku tabungannya," ujar Mulyana, Rabu (3/8/2016).

Selain SD Inpres Antang I, beberapa sekolah lainnya juga mulai mengoperasikan bank sampah sekolah yang dibina oleh Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, seperti SD Panaikang dan SD Tallo Tua.

Selain guru-guru SD Inpres Antang yang mendirikan Bank Sampah Sekolah, Askar, warga Borong Raya, Kec. Manggala, ikut mendirikan bank sampah unit di rumahnya. Hal ini baru dilakoni Askar sekitar sebulan yang memang profesinya sebagai tukang pengangkut sampah warga di beberapa kompleks perumahan di sekitar Kec. Manggala.

Sementara itu, Arfan, pengelola Bank Sampah Induk, menyebutkan setiap hari dari pukul 07.30 wita hingga pukul 18.00 Wita, pihaknya mennjemput sampah Non Organik dengan truk khusus "Tangkasarong" yang mencapai 2 ton atau menerima setoran dengan nilai nominal sekitar Rp 14 juta perhari dari sekitar 350 bank sampah unit yang tersebar se-kota Makassar.

Sampah non organik yang masuk ke Bank Sampah Induk akan diseleksi lagi sebelum dikarungkan dan dijemput oleh perusahaan vendor mitra Bank Sampah Induk Makassar. Sampah non organik akan dipisahkan berdasarkan jenisnya, seperti jenis plastik, kertas dan logam. Adapun label botol dan material yang tidak terpakai akan dibawa ke TPA Tamangapa.


- Source : news.detik.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar