Serikat Guru: Jual Beli dan Mencontek Jawaban UN Masih Marak
Pelaksaan Ujian Nasional (UN) masih terus mendapatkan koreksi dari orangtua siswa dan guru. Serikat guru menyebut masih ada praktik jual beli jawaban dan soal UN di siswa.
Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) membuka posko pengaduan UN di berbagai kota di Indonesia. Kunci jawaban masih beredar di kalangan siswa yang membeli dengan cara patungan.
"Mulai dari Rp 20.000 per siswa di Cimahi, Rp 150.000 per siswa di Jakarta sampai Rp 300.000 per siswa di Pare-pare. Laporan yang masuk justru berasal dari orangtua siswa karena anaknya meminta uang untuk membayar patungan tersebut," ujar Sekretaris Umum Serikat Guru Indonesia (Segi) Jakarta, Slamet Maryanto dalam siaran persnya, Selasa (5/5/2016).
Menurut Slamet, pembelian kunci jawaban tersebut diakui oleh banyak siswa, namun para siswa mengatakan bahwa tidak mempercayai 100 persen kunci jawaban tersebut.
Sementara itu, Tim Pemantau UN dari FSGI, Retno mengatakan masih ditemukan peserta UN yang mencontek via HP dan membawa kertas berisi kunci jawaban. "Kedua kasus yang tertangkap membawa contekan ke ruang ujian ini, pelakunya belum sempat menggunakannya karena sudah diketahui pengawas saat ujian baru berlangsung, HPnya kemudian disita pihak sekolah," ujar Retno.
Menyoal kasus-kasus kunci jawaban yang diduga bocor, Retno mengatakan pihaknya akan menyerahkan laporan dan data kepada pihak Inspektorat Jenderal Kemdikbud. Irjen Kemdikbud diharapkan mengedepankan pembinaan dan solusi jika benar telah terjadi kebocoran kunci jawaban.
"Pak Irjen Kemdikbud dengan FSGI telah membicarakan hal ini untuk bisa ditindaklanjuti tanpa harus membuka nama pelaku dan sekolahnya ke publik. Kami ingin semua pihak mengedepankan pembinaan. Anak dalam hal ini adalah pelaku sekaligus korban," terangnya.
- Source : news.detik.com