Pasukan Suriah berada di jalan masuk Palmyra yang dikendalikan oleh ISIS
Pasukan-pasukan pro-pemerintah Suriah hari ini maju ke tepian kota kuno Palmyra yang terkenal, mengincar sebuah kemenangan simbolis besar atas kelompok ISIS, sebuah badan pengawasan melaporkan.
“Pasukan rezim sekarang berada dua kilometer di sisi selatan dan lima kilometer di sisi barat,” direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, Rami Abdel Rahman mengatakan kepada AFP.
ISIS merebut kota tersebut pada bulan Mei tahun lalu, mengirimkan kejutan bagi seluruh dunia ketika kelompok tersebut menghancurkan beberapa monumen paling berharga di Situs Warisan Dunia UNESCO.
Pasukan-pasukan rezim melancarkan sebuah serangan untuk merebut kembali kota tersebut pada awal bulan yang didukung oleh serangan-serangan udara Rusia.
Moskow mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya melancarkan hingga 25 serangan dalam satu hari untuk membantu pasukan pemerintah membebaskan kota yang digambarkan oleh Presiden Vladimir Putin sebagai “mutiara peradaban dunia”.
Namun ISIS telah melawan dengan keras, menewaskan sedikitnya 26 pejuang pro-pemerintah pada hari Senin saja, kata Observatorium tersebut.
Aamaq, kantor berita yang berkaitan dengan ISIS mengklaim bahwa 30 tentara tewas dalam sebuah serangan oleh satu pembom bunuh diri.
ISIS juga telah mengaku telah menewaskan lima tentara Rusia serta para pejuang dari kelompok militan Lebanon Hizbullah dalam pertemupan Palmyra.
Tapi belum ada konfirmasi dari pihak Moskow atas kematian dari personelnya atau bahkan kehadirian setiap penasihat militer di lapangan.
Kremlin mengatakan bahwa serangan tersebut sedang dilancarkan oleh pihak tentara Suriah.
HADIAH STRATEGIS
Perebutan kembali kota kuno Palmyra ini akan menjadi sebuah hadiah yang strategis serta simbolis bagi pemerintahan.
Siapapun yang mengendalikan kota oasis ini juga mengendalikan gurun di sekitarnya – sebuah wilayah seluas 30.000 kilometer persegi yang membentang sampai perbatasan Irak.
Keprihatinan global atas reruntuhan kuno Palmyra yang megah melonjak pada bulan September 2015, ketika foto-foto dari satelit menunjukkan bahwa ISIS telah menghancurkan Temple of Bel yang terkenal sebagai bagian dari kampanye mereka untuk menghancurkan monumen-monumen pra-Islam yang dianggap berhala.
UNESCO menggambarkan kuil tersebut sebagai salah satu bangunan-bangunan keagamaan paling penting yang masih awet dari abad pertama di Timur Tengah.
Pada bulan Oktober, para teroris ini meledakkan Arch of Triumph, yang dibangun antara tahun 193 dan 211, ketika mereka melancarkan sebuah kampanye kehancuran yang disebut oleh UNESCO merupakan suatu kejahatan perang yang harus dihukum oleh Pengadilan Kriminal Internasional.
Kelompok ISIS telah melancarkan sebuah kampanye perusakan berkelannjutan terhadap situs-situs warisan dunia di daerah yang mereka kuasai di Suriah dan irak dan pada bulan Agustus lalu mereka memenggal mantan kepala barang antik Palmyra yang berumur 82 tahun.
Kota ini adalah pusat utama dari dunia kuno karena terletak di rute kafilah yang menghubungkan Kekaisaran Romawi dan Persia dan timur.
Terletak sekitar 210 kilometer timur laut dari Damaskus, situs warisan dunia ini menarik perhatian 150.000 wisatawan dalam satu tahun sebelum dilanda perang sipil Suriah yang menghancurkan.
- Source : www.al-monitor.com