Roket Rusia/Eropa berhasil memulai perjalanan panjang ke planet Mars
Sebuah roket telah diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome membawa sepasang pesawat ruang angkasa yang diharapkan untuk menemukan jika benar ada kehidupan di Mars. Roket riset ini akan melakukan perjalanan hampir sejauh 500 juta km, yang berarti bahwa para ilmuwan akan harus menunggu berapa saat untuk mendapatkan temuan-temuan pertama mereka.
Kendali misi di pusat ruang angkasa di Kazakhstan memberikan aba-aba kesiapan bagi operasi ExoMars, mengatakan, “Peluncuran roket telah berhasil,” setelah peluncurannya pada pukul 09:31 waktu setempat, Roscosmos menyatakan. Tiga tahap pemisahan pertama berjalan sesuai rencana, sebelum tahap booster Breeze-M mengambil lahi untuk memberikan dorongan tambahan. Ini juga berhasil diselesaikan, menurut informasi dari situs Badan Antariksa Eropa/European Space Agency (ESA) dan Igor Komarov dari Roscosmos.
Badan Antariksa Rusia dan ESA sedang memulai misi ke planet Mars untuk mencoba dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari Planet Merah ini dan, tentu saja, mencari tanda-tanda kehidupan. Namun, perjalanan ini akan memakan waktu tujuh bulan.
Tidak hanya satu, namun dua roket riset yang akan mencari dan menemukan hal-hal yang menari di planet keempat dari matahari ini: the ExoMars Trace Gas Orbiter (TGO) dan sebuah modul kecil yang disebut Schiaparelli.
Ketika roket Proton ini pada akhirnya mencapai planet Mar pada bulan Oktober, TGO akan mengorbit di planet ini menggunakan sensor-sensornya untuk mendapatkan informasi yang dapan menunjukkan kepada para ilmuwan bahwa kehidupan pernah ada. Sementara modul Schiaparellu akan mendarat di planet ini dan mencari temuan-temuan.
Sayangnya Schiaparellu ini akan memiliki rentang operasi yang singkat, dengan baterai yang ditetapkan akan habis pada tahun 2018. Namun, ada bantuan dari bagian kedua dari proyek ExoMars ini yang akan mengirimkan sebuah rover pada tahun 2018 untuk membantu menjelajahi permukaan dan menariknya, apa yang berada di bawah permukaan tersebut.
“Ini akan menjadi pertama kalinya kami mengirimkan bor tersebut ke Mars untuk mencari sisa-sisa kehidupan. Ini akan menjadi pertama kalinya kami dapat menelusuri di kedalaman dua meter di Mars,” Rene Pischet, ketua misi ESA bagi Rusia mengaakan kepada RT.
“Menurut para ilmuwan, ini benar-benar tempat jika Anda mencari sisa-sisa dari kehidupan. Ini karena materi-materi dibakar oleh matahari di permukaan, sehingga jauh lebih menarik untuk turun ke bawah permukaan,” tambahnya.
Hubungan antara Moskow dan Uni Eropa dingin selama beberapa tahun terakhir. Namun, Fabio Favata dari ESA mengatakan kepada RT bahwa misi ini memiliki potensi akan mempersatukan kedua negara ini.
“Ilmu ruang angkasa selalu menjadi sebuah jembatan utama, di mana orang-orang dari asal politik dan negara yang berbeda selalu bekerjasama dan di ruang angkasa kami melanjutkan tradisi ini. Hal ini memungkinkan orang-orang dengan pikiran cerdas untuk bertemu dan bekerjasama dan saling memahami dan membangun masa depan yang lebih baik,” katanya.
- Source : www.rt.com