www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Steve Jobs tidak memperbolehkan anak-anaknya menggunakan iPad

Penulis : Tamara El-Rahi | Editor : Samus | Senin, 15 Februari 2016 13:54

Gadget pintar – atau yang saya sebutkan sebagai “dot bayi modern”?

Kita semua sudah melihatnya: orangtua yang mengguakan ponsel atau tablet mereka sebagai sebuah pertolongan untuk dengan cepat mengalihkan perhatian bayi mereka ketika menangis atau melakukan hal lain. Anak-anak sekarang me-swipe, memperbesar dan memperkecil tampilan dengan ketangkasan mereka bahkan ketika mereka belum bisa berbicara. Anak-anak tidak dapat melihat kepada video game mereka sebagai panutan. Para remaja, yang menurut mereka dunia nyata tidak semenarik apa saja yang dapat mereka swipe di layar perangkat mereka.

Minggu lalu saya membaca sebuah artikel di mana psikolog Sue Palmer menunjukkan bahaya dari anak-anak yang menjadi budak gadget mereka. Ia menerbitkan sebuah buku mengenai ini satu dekade lalu, dan kita tahu pada saat itu masalah ini tidak separah sekarang! Rata-rata, anak-anak kini menghabiskan waktu lima sampai enam jam sehari menatap layar gadget, dan seringkali melibatkan beberapa layar (seperti bermain tablet sambil menonton televisi). Dan dengan perangkat-perangkat baru yang menjadi popularitas setiap beberapa bulan sekali, sulit untuk menentukan berapa banyak dampak buruk jangka panjang yang mereka miliki.

Secara keseluruhan, gadget-gadget pintar ini sangat berguna dan berharga untuk dimiliki. Namun menggunakannya secara berlebihan akan menyebabkan sebuah dampak buruk tertentu, dan jika anak-anak tidak diajarkan sejak dini, mereka bisa mendapatkan dampak negatifnya pada kehidupan dewasa mereka juga.

Inilah yang kita ketahui: banyak anak-anak terkena obesitas atau memulai sekolah dengan kurang persiapan, berkat gaya hidup yang tidak aktif. Para ahli perkembangan anak melihat peningkatan pengajuan resep obat karena kurangnya atensi, dan tingkat agresi antara anak-anak yang semakin tinggi – yang tampaknya menjadi sebuah reaksi terhadap laju alami kehidupan mereka ketika mereka terbiasa mendapatkan update langsung atau hiburan-hiburan di layar gadget mereka. Anak-anak kini menunjukkan keterampilan sosial yang buruk – di mana waktu untuk mencari dan belajar untuk berinteraksi? – ditambah dengan mereka cenderung depresi, dan terlalu sibuk untuk melakukan yang terbaik di sekolah.

Dan mungkin salah satu dampak yang terburuk, dari pengalaman saya sendiri, adalah bahwa anak-anak tidak tahu bagaimana menikmati suasana! Mereka tertarik dan bersemangat untuk mendapatkan es krim tapi begitu mereka mendapatkannya, mereka mengeluh untuk mendapatkan rasa yang lebih atau es krim tersebut terlalu dingin. Para remaja dan orang-orang dewasa muda terlalu sibuk memotret makanan mereka dan mendapatkan hasil jepretan mereka dari sudut terbaik untuk menikmati pengalaman sebenarnya atau benar-benar berbagi dengan orang yang sedang duduk dengan mereka. Betapa menyedihkannya hal ini? Terutama ketika mengingat bahwa kebahagiaan sangat terikat dengan pembelajaran menikmati saat ini!

Bagaimanapun, daripada meratapi tren ini, kita harus mengalihkan perhatian kita untuk bagaimana kita dapat mencegah penggunaan teknologi berlebihan oleh anak-anak kita atau anak-anak yang kita kenal. Berikut adalah ide-ide saya:

Pembatasan pengunaan gadget bagi anak berusia di bawah dua tahun: The American Academy of Pediatrics merekomendasikan bahwa anak di bawah usia dua tahun tidak boleh melihat layar perangkat teknologi atau maksimalnya dua jam per hari. Secara jelas, sulit untuk memastikan bahwa setiap teman atau kerabat kita mematuhi aturan ini dengan anak-anak Anda sendiri dan saya yang tidak menentang anak-anak menonton TV. Namun setidaknya saya ingin mengusahakan untuk tidak mengizinkan anak-anak di bawah umur dua tahun untuk menghabiskan waktu dengan bermain gadget ketika di rumah.

Perkenalan permainan imajinatif: Saya memiliki kenangan-kenangan masa kecil yang paling bahagia dan bebas dari gadget! Anjurkan anak-anak untuk bermain di luar atau bermain dengan mainan mereka, bermainlah dengan mereka agar kreatifitas mereka terpacu. Dan mereka tidak dapat mengatakan bahwa mereka bosan ketika mereka memiliki saudara kandung, sepupu atau teman-teman untuk bermain!

Waktu keluarga: Menghabiskan waktu berkualitas dengan anak-anak Anda akan mendorong mereka untuk menghargai orang lain daripada teknologi. Contoh dari ini adalah tidak diperbolehkannya gadget di atas meja setiap makan malam, membersihkan garasi bersama, atau mungkin melakukan ‘outing’ pada akhir pekan. Ajarkan anak-anak bagaimana melakukan percakapan yang nyata dan untuk mendengarkan orang lain berbicara. Orang tua saya baru-baru ini memulai sebuah ‘keranjang ponsel’ di ruang keluarga sehingga ketika semua orang bersama-sama dalam ruang yang sama, mereka benar-benar berinteraksi dan bukan sibuk dengna dunia ponsel mereka sendiri – ide yang bagus bukan?

Memberikan hadiah selain perangkat teknologi: Mungkin Anda tidak memiliki anak, namun Anda masih dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak lain dalam kehidupan Anda. Ketika acara ulang tahun atau acara berkumpul, berikanlah hadiah-hadiah mengenai permainan nyata atau yang menginspirasikan imajinasi – misalnya kolam renang karet atau satu set cat lukis, atau mungkin buku-buku cerita yang bagus.

Terkadang tampaknya semua penelitian ini sedikit berlebihan dan bahwa kita harus berhenti mengkhawatirkannya – “anak-anak akan baik-baik saja” dan perkataan lainnya semacam ini. Tapi saya pikir tidak ada yang lebih baik daripada sedikit kesadaran dari kita: dengan ini, kita dapat membantu generasi berikutnya untuk menemukan keseimbangan yang tepat antara menggunakan teknologi dengan baik dan menjadi budak teknologi.


- Source : www.mercatornet.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar