www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Segitiga militer Rusia, Iran dan Hizbullah

Penulis : Ali Rizk - Al Monitor | Editor : Admin | Jumat, 06 November 2015 12:23

Sejak intervensi Hizbullah di Suriah menjadi jelas pada musim panas 2015, ini telah menjadi perdebatan panas baik di dalam dan luar Lebanon. Banyak yang mempertanyakan kebijaksanaan dari langkah ini, mengatakan bahwa dengan terlibat dalam konflik Suriah, Hizbullah telah menodai citranya setelah mendapatkan popularitas tinggi di dunia Arab sebagai kekuatan perlawanan anti-Israel.

Namun dengan putaran terbaru dari peristiwa-peristiwa yang dipicu oleh intervensi Rusia di Suriah yang dimulai pada tanggal 30 September, gerakan Lebanon ini memunkinkannya mengendalikan untuk memastikan perannya di wilayah ini. Ini bisa berarti kelahiran dari “Timur Tengah yang baru”, meskipun dalam kontrasnya dengan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice pada saat itu yang berbicara tidak lama setelah Israel memulai perangnya dengan Lebanon pada bulan Juli 2006 dengan tujuan “menghancurkan Hizbullah”.

Sebuah indikator utama yang mendukung gagasan di atas bahwa Rusia tampaknya tidak mennjadi pengganti dari “poros Iran-Hizbullah” di Suriah, melainkan melengkapi dan memperkuat poros ini. Menurut seorang komentator politik dari kantor penerbit Kommersant Rusia, Sergei Strokan, sekarang ada sebuah segitiga militer yang terdiri dari “Rusia, Iran dan Hizbullah” di Suriah.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Monitor, Strokan mengatakan, “Hizbullah dapat melakukan beberapa hal yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh Rusia,” seperti menempatkan “pasukan daratnya di Suriah adalah sebuah subyek perdebatan sengit di Rusia.”

Ia menambahkan, “Masyarakat Rusia khawatir bahwa sesuatu yang mirip di Afghanistan mungkin dapat terjadi.”

Hizbullah menunjukkan dukungannya sejak hari pertama serangan udara Rusia di Suriah. Hanya beberapa jam setelah serangan udara pertama diluncurkan pada tanggal 30 September, seorang pejabat Hizbullah menekankan pada sebuah diskusi pribadi dengan Al Monitor bahwa Moskow “memiliki rekan-rekannya di darat dari Tentara Suriah dan sekutunya, seperti kami.”

Seorang pejabat Hizbullah kedua baru-baru ini mengatakan kepada Al Monitor tentang laporan dari pembentukan sebuah markas operasi bersama di Damaskun untuk koordinasi antara Rusia, Tentara Suriah, Iran dan Hizbullah. Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonimitasnya, menggarisbawahi bahwa gerakan Lebanon – dan sekutu-sekutunya di Suriah – yang sekarang menerima “dukungan dari negara adidaya dan Hizbullah (bersama dengan tentara Suriah) telah menyediakan intelijen bagi Moskow dalam serangan-serangan udara yang dilakukan.”

Sebuah sumber dari Iran, yang mempertahankan hubungan dekat dengan pihak Rusia dan China bahkan melangkah lebih jauh, mengatakan bahwa pelindung daerah Hizbullah (Iran) telah “membawa Rusia ke Suriah”. Skenario ini kemudian didukung oleh laporan-laporan bahwa intervensi Presiden Rusia Vladimir Puutin telah sebelumnya direncanakan selama kunjungan dari seorang komandan Pasukan Quds Iran, Qasem Soleimani, ke Moskow pada akhir Juli.

Dengan kerangka kerja yang sama, korespon internasional utama dari surat kabar Al Rai Kuwait, Elia Magnier juga melaporkan tentang pembagian perjanjian kerja, di mana pesawat-pesawat tempur Rusia memberikan dukungan udara bagi para pejuang Iran dan Hizbullah di darat (dengan tambahan pasukan pejuang Irak dan Afghanistan), karena mereka berusaha untuk merebut kembali wilayah-wilayah Suriah yang dikendalikan oleh Daesh.

Sementara itu, direktur program penelitian militer dan keamanan di Institut Washington untuk Kebijakan Timur Tengah, Michael Eisenstadt serta mantan kepala intelijen militer Israel, Amos Yadlin juga menjelaskan sebuah kemungkinan bahwa intervensi Rusia di Suriah hanya untuk memperkuat posisi Hizbullah – dan Iran – di negara tersebut.

Pada saat yang sama, para ahli Rusia menunjukkan bahwa intervensi Moskow di Suriah merupakan bagian dari strategi yang lebih luas di Timur Tengah, di mana keberhasilan di Suriah bisa menjadikan kesuksesan dari tawaran Putin untuk mengasumsikan peran kepemimpinannya di Timur Tengah, peran yang dicita-citakan oleh Putin.

Strokan mengatakan bahwa Presiden Putin telah menempatkan taruhan yang tinggi pada keberhasilannya di Suriah dan karena itu ia “tidak boleh kalah”.

Jika skenario seperti ini memang dijalankan dan “segitiga militer Rusia, Iran dan Hizbullah” menang di Suriah, Hizbullah tidak hanya akan menjadi salah satu pemain utama yang mengubah geopolitik di Timur Tengah, tetapi juga akan menjadikan dirinya sebagai sebuah rekan yang strategis di “Timur Tengah yang baru”.

Ironisnya adalah, gerakan Hizbullah ini yanng awalnya adalah sebuah organisasi kelompok teroris yang diakui secara internasional menjadi sebuah organisasi yang juga “diakui secara internasional” sebagai kekuatan anti-teroris – meskipun hasil ini masih belum terjamin.

Pembentukan markas operasi bersama antara Rusia dan Iran di Irak untuk berbagi intelijen dalam perangnya melawan teror hanya berfungsi untuk memperkuat sebuah gagasan, di mana Moskow akan berusaha untuk memperluas peran regionalnya melalui koordinasi dengan Iran dan Hizbullah.

Menurut sebuah sumber informasi Iran yang tidak ingin disebutkan namanya, Rusia dan China “telah datang untuk melihat bahwa Iran dan Hizbullah (bersama dengan kelompok Ansar Allah dari Yaman, yang dipandan sebagai Hizbullah versi Yaman) sebagai pasukan pertempuran yang paling efektif untuk melawan kelompok-kelompok terori.”

Strokan juga mengungkapkan pandangan yang sama, menggarisbawahi bahwa bagi Rusia, “posisi Hizbullah menjadi semakin penting.” Untuk memperluas kepemimpinan Rusia “jelas akan mengharuskannya untuk mempertahankan hubungan erat dan kerjasama dengan para pemain berpengaruh di kawasan tersebut,” kata Strokan, menambahkan bahwa “peran Hizbullah tidak terbatas hanya di Suriah.”

Memang, Hizbullah siap untuk masuk ke dalam pengaturan strategi yang sama dengan Moskow di Irak. Ketika ditanya apakah kelompok mereka siap untuk meniru koordinasi dengan Moskow di medan peperangan Irak, para pejabat Hizbullah mengangguk dengan persetujuannya.


- Source : www.al-monitor.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar