Arab Saudi bergerak ‘menuju pembentukan aliansi dengan Rusia’
Raja Salman telah terkesan dengan kampanye kontraterorisme Rusia di Suriah sehingga ia diduga berencana untuk datang ke Moskow sebelum tahun baru untuk “membentuk sebuah aliansi dengan Rusia,” Dr. Mordechai Kedar menulis untuk Arutz Sheva.
Kerajaan minyak ini adalah salah satu sekutu Amerika di Timur Tengah, namun Riyadh dan Washington tampaknya telah secara perlahan bergerak terpisah. Pada saat yang sama, Arab Saudi dan Rusia semakin tertarik dalam meningkatkan hubungan bilateralnya.
Kedar, yang menjabat di badan intelijen IDF selama 25 tahun, yang menguraikan empat alasan utama yang menjelaskan tren ini.
“Yang paling penting adalah posisi lemah AS di wilayah tersebut, yang sudah jelas bagi semua pihak dan diperburuk oleh dengan pengumuman pensiun Obama dari polisi dunia dan awal dari kampanye pemilu Amerika. Tidak ada satu pun yang dapat diajak bicara di Washington, apalagi sekarang yang telah menjadi jelas bahwa ‘Perjanjian Iran telah selesai’,” katanya.
Terlepas dari ini, Saudi ini telah terkesan dengan upaya kontraterorisme yang menentukan Rusia tetapi mereka juga tidak ingin melihat pasukan darat Rusia di Suriah.
Dan akhirnya, Riyadh “takut” akan aliansi Iran-Rusia di luar jangkauan pengaruh Arab. Tanpa dukungan dari Amerika dan Eropa, Arab Saudi lebih memilih untuk bertindak dengan mengatakan “jika Anda tidak dapat mengalahkan mereka, lebih baik bergabung dengan mereka”. Sang Raja merasa bahwa ia akan lebih berpengaruh pada Iran sehubungan dengan Yaman, Irak dan Suriah jika ia bergabung dengan aliansi ini daripada tetap di luar,” analis tersebut mecatat.
Mordechai Kedar juga menegaskan bahwa kampanye udara Rusia di Suriah secara edisien telah membantu untuk mengubah situasi di medan pertempuran. Pasukan yang dipimpin oleh Damaskus dan di bantu oleh kampanye udara Rusia telah berhasil meluncurkan serangan-serangan darat untuk merebut kembali daerah-daerah yang sebelumnya di bawah kendali ekstrimis.
Rusia telah meluncurkan sebuah kampanye udara terhadap kelompok-kelompok radikal ini, yang berjuang untuk menggulingkan Bashar al Assad dan mendirikan ISIS di Suriah, menyusul permintaan resmi dari Damaskus. Pasukan Rusia telah melakukan hampir seribu serangan sejak tanggal 30 September, menewaskan para militan dan menghancurkan pos-pos komando, kamp-kamp pelatihan serta depot amunisi.
- Source : sputniknews.com