www.zejournal.mobi
Senin, 23 Desember 2024

Moskow Undang Teheran untuk Perundingan Internasional tentang Suriah

Penulis : Sputnik News | Editor : Admin | Rabu, 28 Oktober 2015 05:34

Iran diundang pertama kalinya untuk ambil bagian dalam perundingan internasional yang bertujuan untuk mengakhiri perang sipil di Suriah, para pejabat AS mengatakan pada haris Selasa.

Iran belum menanggapi undangan yang diberikan oleh Rusia tersebut. Perundingan putaran berikutnya akan berlangsung pada hari Kamis di Vienna.

Amerika Serikat sebelumnya telah mempertimbangkan apakah Iran akan bergabung dalam perundingan tersebut atau tidak, namun undangan tersebut akhirnya diberikan setelah negosiasi di belakang layar yang berlangsung selama berhari-hari, terutama dengan Arab Saudi, saingan regional Iran.

Kehadiran Iran di meja perundingan dapat menjadi sebuah pertaruhan bagi Amerika Serikat, yang telah menyerukan penggulingan Presiden Suriah Bashar Assad. Teheran telah mendukung Assad selama konflik berlangsung, bahkan berjuang bersama pasukannya.

Di sisi lain, semua upaya multilateral sampai saat ini telah gagal untuk mengurangi pertumpahan darah.

Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mencari solusi yang termasuk menghapus Assad dari kekuasaan, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri John Kirby.

“Tujuan akhir yang semua orang inginkan... adalah untuk membentuk sebuah kerangka kerja transisi politik yang sukses di Suriah dan juga yang mengarah pada sebuah pemerintahan yang tidak dipimpin oleh Bashar al-Assad. Pemerintahan yang mewakili dan responsif terhadap rakyat Suriah,” Kirby mengatakan pada hari Selasa.

Rusia dan Iran menolak desakan AS untuk menghapus Assad, dengan Moskow yang menekankan bahwa hanya orang-orang Suriah yang dapat memilih kepemimpinan negara mereka sendiri.

Amerika Serikat, Rusia, Arab Saudi dan Turki bertemu pada minggu lalu di Vienna. Pertemuan minggu ini akan diperluas untuk mengikutsertakan negara-negara seperti Inggris, Perancis, Jerman, Yordania, Uni Emirat Arab dan mungkin Iran.

Perang di Suriah telah menewaskan sedikitnya 250.000 orang dan memaksa lebih dari 11 juta orang meninggalkan rumah mereka, lapor Associated Press.


- Source : sputniknews.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar