Hukum kontroversial penyimpanan data pribadi mulai berlaku
Pada tanggal 1 September Rusia memiliki aturan baru yang mewajibkan semua perusahaan yang menawarkan jasa internet untuk menyimpan informasi pribadi pengguna ke dalam penyimpanan data negara. Pihak berwenang menolak untuk menunda penegakan hukum baru ini, tapi diberikan pengecualian untuk beberapa jenis usaha, seperti maskapai-maskapai penerbangan.
Presiden Vladimir Putin menandatangani RUU tentang “pengolahan data pribadi pada jaringan informasi dan telekomunikasi” kedalam undang-undang pada tanggal 31 Desember 2014. Rancangan dari hukum tersebut pada awalnya akan diberlakukan pada 1 September 2016, tetapi ketika RUU tersebut lolos di State Duma, RUU tersebut dijadwalkan ulang untuk tahun ini.
Hukum tersebut berbunyi bahwa para pengawas internet negara dapat mem-blacklist situs-situs yang menolak untuk mematuhi aturan baru dan mungkin membatasi akses-akses mereka. Pelanggaran terhadap hukum ini dapat dihukmu dengan denda yang relatif kecil sebesar 20.000 rubel, (sekitar 4 juta rupiah) dan lamanya hukuman kurungan adalah enam bulan.
Menurut hukum tersebut, data-data pribadi yang terkumpul sebelum 1 September 2015 bisa tetap berada di server asing dalam bentuk yang tidak berubah. Ini juga memungkinkan pengecualian untuk kasus-kasus yang dijelaskan dalam berbagai perjanjian dan kesepakatan internasional, seperti layanan visa online milik kedutaan-kedutaan asing.
Para pendukung RUU tersebut menjelaskan bahwa hal ini adalah untuk mencegah negara-negara asing menyalahgunakan data-data pribadi warga Rusia dan memperkuat keamanan nasional Rusia. Mereka juga mengatakan undang-undang baru tersebut sejalan dengan kebijakan Eropa tentang melindungi data online pribadi secara hukum.
Namun, bisnis online termasuk perusahaan-perusahaan internasional besar mengeluh karena memindahkan informasi kedalam server Rusia bisa rumit dan mahal. Setelah perbincangan-perbincangan, pemerintah Rusia setuju untuk memberikan kelonggaran kepada maskapai-maskapai penerbangan dan situs-situs lain yang menjual tiket pesawat, baik yang asing maupun dalam negeri. Pihak berwenang juga berjanji untuk tidak memulai pemeriksaan sampai akhir tahun ini dan mengatakan undang-undang baru ini tidak akan mempengaruhi para pengguna biasa dalam cara apapun.
Kepala Roskomnadzor Alexandr Zharov (RAZ) mengatakan kepada TASS pihaknya hanya akan meluncurkan pemeriksaan yang telah direncanakan pada perusahaan-perusahaan internet pada akhir tahun, dan pemeriksaan ini hanya akan dilakukan pada dokumen-dokumen – auditor negara akan meminta para pengusaha untuk menunjukkan kontraknya dengan perusahaan penyimpanan data Rusia atau server-server mereka sendiri. Zharov menambahkan bahwa rencana ini tidak akan mencakup pemeriksaan kedalam cabang-cabang Google atau Facebook di Rusia.
Perusahaan-perusahaan utama di Rusia seperti Rambler, Livejournal, Mail.ru, Yandex dan Vkontakte melaporkan sebelumnya bahwa mereka telah mengirimkan seluruh server mereka yang berisikan data-data pengguna kepada server Rusia. Rostelecom telah mengembangkan program besar fasilitas penyimpanan data yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan komunitas bisnis untuk ruang server.
Perusahaan riset internasional Gartner telah melakukan pengumpulan suara dikalangan pebisnis internet asing yang beroperasi di Rusia, menunjukkan bahwa 33 persen dari mereka sudah siap untuk mempercayai penyimpanan dan pengolahan data pribadi di provider Rusia.
- Source : www.rt.com