Pil Seks dan Jam Mahal, Bos Mafia Paling Dicari Akhirnya Tertangkap
Palermo - Rumah sederhana di kota kecil Campobello di Mazara, Pulau Sisilia, itu biasa-biasa saja. Tapi ketika Carabinieri, polisi Italia, menggeledah rumah Matteo Messina Denaro (60) tersebut, isinya sungguh luar biasa.
Semua barang mewah yang hanya bisa dimiliki kelas elit Italia ada di sana. Mulai dari parfum paling mahal, sepatu, pakaian, jam tangan, kulkas, hingga kuitansi restoran termahal. Dan satu lagi, ada enam butir pil penambah gairah atau pil seks.
Tahulah polisi bahwa rumah itu memang tempat persembunyian Denaro, bos mafia Sisilia paling dicari selama 30 tahun terakhir. Polisi sulit melacaknya karena Denaro hidup seperti orang biasa ketika keluar rumah. U Siccu alias 'si Kurus' juga dilindungi dengan rapi oleh kaki tangannya.
"Dia menjalani kehidupan biasa, dia pergi ke supermarket seperti warga kota Campobello di Mazara lainnya. Tapi dia juga pecandu seks," kata hakim Paolo Guido, soal 'kelemahan' Messina Denaro yang ditandai polisi, seperti dikutip Kantor Berita ANZA, Rabu (18/1).
Polisi menangkap Denaro sehari sebelumnya di depan sebuah klinik pengobatan kanker di Palermo, ibukota Sisilia. Denaro sedang berjalan menuju kafe ketika seorang polisi mendekati dan menanyakan namanya.
Denaro tidak berbohong. "Kamu tahu siapa saya. Saya Matteo Messina Denaro," jawab 'bos dari semua bos mafia' itu dengan nada santun dan lembut. Ia tahu tak mungkin mengelak karena puluhan polisi lainnya mengepung.
Tapi polisi tak segera percaya. Di klinik kanker itu ia terdaftar atas nama Andrea Bonafede. Sudah setahun ia menjalani kemoterapi kanker hati.
Ketika melihat jam tangan seharga 35 ribu Euro, setara Rp 572,4 juta, dan kemeja branded di balik mantel musim dinginnya, tahulah polisi bahwa pria sakit-sakitan itu benar bos geng Cosa Nostra yang dikenal gemar barang mewah.
Polisi langsung membawanya ke penjara L'Aquila, penjara di pusat kota Palermo dengan tingkat keamanan maksimum.
Denaro dijatuhi hukuman penjara seumur hidup in absentia pada 1993, saat itu ia berusia 30 tahun. Hakim menyatakan anak mantan bos mafia Denaro senior itu terlibat dalam puluhan pembunuhan, termasuk pengeboman tahun 1992 yang menewaskan hakim anti-mafia Giovanni Falcone dan Paolo Borsellino.
Pria yang aslinya berkacamata minus itu juga membunuh Giuseppe Di Matteo, bocah 12 tahun anak mafia dari geng saingannya. Denaro mencekik bocah tersebut lalu melarutkan tubuhnya ke dalam cairan asam. Denaro juga otak pengeboman di Milan, Fiorentina, dan Roma pada tahun 1993.
Banyak yang menduga penangkapan Denaro berkat informasi dari anak buah yang menilai bos yang sakit-sakitan tidak lagi berguna bagi mereka. Padahal, selama bertahun-tahun, mafioso paling dicari di Italia itu bebas berjalan-jalan di Palermo, 'ibukota moral Cosa Nostra', tapi polisi tak menyadarinya.
Selama lebih dari satu dekade, polisi menangkapi siapa pun yang dicurigai melindungi atau membantu menyembunyikan Denaro. Lebih dari 100 orang dicokok, termasuk saudara kandung Denaro. Polisi juga menutup bisnis yang diduga milik Denaro senilai 150 juta Euro, sekitar Rp 2,5 triliun.
“Penutupan bisnis ini secara bertahap melemahkan jaringannya dan akhirnya membuatnya menjadi rentan,” kata Jenderal Teo Luzi, Kepala Kepolisian Italia.
Polisi menyadap telepon rumah kerabat Messina Denaro dan mendapati percakapan soal 'orang dengan penyakit kanker' dan 'operasi kanker'. Polisi kemudian melacak semua pria pasien kanker kelahiran 1962 seluruh Sisilia. Lalu mempersempit penyidikan terhadap 10 nama, kemudian diperas lagi tinggal lima nama.
Muncul satu nama mencurigakan: Andrea Bonafede, yang aslinya adalah keponakan mendiang bos mafia Leonardo Bonafede. Dalam pelacakan telepon, polisi mendapati Andrea tidak di Sisilia. Jadi 'Andrea' di Palermo itu pastilah palsu.
Benarlah, ketika 'Andrea' keluar klinik hendak ke kafe, polisi mencegatnya. Andrea Bonafade bukanlah pria yang bertutur kata lembut. Terbukalah kedok Matteo Messina Denaro.
"Ya, saya Matteo Messina Denaro. Saya bos Cosa Nostra," kata sang capo della mafia, bos dari para gembong mafia Italia.
- Source : www.publica-news.com
