HET Dicabut, Minyak Mendadak Melimpah, Mendag Lutfi Dikerjain Mafia?
Saya bingung dengan menteri perdagangan yang ada di Indonesia saat ini yakni menteri perdagangan Lutfi yang merupakan teman kecil dari sandiaga Uno dan juga Erick Thohir. Orang ini sepertinya kayak rektor yang gak pernah ke toilet Pertamina, dalam hal ini mendag kelihatannya tidak pernah tahu kondisi pasar.
Kita diberikan kenyataan pahit bahwa harga minyak saat ini sedang tinggi-tingginya dan kemungkinan besar para distributor minyak goreng di Indonesia juga dipersulit dengan mekanisme yang dilakukan oleh menteri perdagangan.
Sehingga pada akhirnya para pedagang minyak goreng itu lebih memilih untuk mengirimkan minyak goreng tersebut ke luar negeri ketimbang memenuhi kebutuhan dalam negerinya. Banyak sekali cerita-cerita dari para pengusaha minyak goreng yang seolah-olah lebih nikmat mengirimkan alias mengekspor minyak goreng ke luar negeri.
Karena keuntungan yang mereka dapatkan dengan ekspor ke Malaysia dan berbagai negara lainnya, diduga kuat lebih besar dari selisih harga dan bea cukai. Dan yang lebih lucu lagi menteri perdagangan ini seolah-olah tidak tahu apa yang menjadi penyebab kelangkaan dari minyak goreng yakni harga eceran tertinggi yang dipatok terlalu rendah.
Kalau mematok harga eceran tertinggi di bawah dari biaya yang mereka mampu jual, tentunya itu akan membuat para pemasok minyak goreng ke pasar-pasar akan berhenti supply-nya.
Lalu ketika presiden Joko Widodo turun tangan untuk menghilangkan harga eceran tertinggi, mendadak stok minyak goreng melimpah ruah di pasar pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern.
Dan lagi-lagi menteri perdagangan Lutfi temennya sandiaga mengatakan bahwa dia juga bingung kenapa bisa demikian. Kalau dia bingung kenapa bisa demikian, saya juga bingung kenapa dia bisa tetap ada didalam kursi kementerian apa lagi mengurusi perdagangan seluruh Indonesia.
Saya lebih bingung lagi sama menteri perdagangan ini kenapa dia nggak dipecat sama presiden Joko Widodo? Orang ini terbukti tidak becus mengurus minyak goreng maupun harga kedelai yang melambung tinggi juga karena katanya babi-babi di China makannya kedelai.
Alasan dan setiap alibi yang dilontarkan oleh menteri perdagangan Lutfi ini ini mungkin masuk akal bagi sebagian rakyat Indonesia. Akan tetapi tidak untuk orang-orang yang sudah memahami bagaimana politik itu mempengaruhi seluruh pergerakan perdagangan.
Saya kira menteri perdagangan Lutfi ini sudah layak dipecat karena dia tidak becus dan terbukti abai terhadap kepentingan umum. Lagipula melihat dari bagaimana para pemasok minyak goreng seolah-olah mempermalukan mendag Lutfi, dengan cara menumpahkan stok yang selama ini langka menjadi melimpah ruah ketika harga eceran tertinggi dihilangkan.
Dari sini kita melihat bahwa menteri perdagangan Lutfi ini dipermainkan dan tidak berani berbicara banyak soal bagaimana dia direndahkan dan diinjak-injak melalui statement yang ia pernah katakan di kantor DPR RI.
Dulu dia pernah ngomong di kantor DPR RI bahwa tidak ada pengusaha ataupun mafia yang bisa mempermainkan menteri perdagangan. Dan saya kira para mafia itu mendengar apa yang menjadi perkataan menteri perdagangan Lutfi pada saat dipanggil paksa oleh DPR, dan mereka lagi ketawa-tawa melihat bagaimana dia sok jagoan.
Sebenarnya simpel saja. Daripada Mendag Lutfi melakukan koar-koar di DPR RI dengan cara sesumbar mengatakan dia tidak bisa dikuasai oleh mafia, mendingan dia berperan aktif untuk menurunkan harga minyak goreng yang saat itu terlampau mahal dan langka.
Bukannya bikin murah harga minyak, dia malah mempertontonkan kelucuannya. Ya nggak bisa diatur mafia itu hanya presiden Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama. Jadi Mendag Lutfi nggak perlu sok-sokan bicara soal dia gak bisa disetir sama Mafia atau sama pengusaha. Sok keren.
Buktinya jelas. Ketika HET alias harga eceran tertinggi dicabut, minyak langsung melimpah ruah dengan harga 50 ribuan per 2 liter dan 30 ribuan per liter. Jadi kalau dia bicara dia bingung sama keadaan ini, saya lebih bingung lagi kenapa dia bisa tetap bisa jadi menteri perdagangan.
Beberapa teman yang kerja di Kemendag bilang ke saya kalau Lutfi lagi dalam kondisi sulit. Lah, emang rakyat Indonesia perduli? Rakyat Indonesia maunya harga stabil. Kalau tidak mampu, mundur saja dari kursi menteri, kalau ada malunya ya. Masalahnya, Mendag kita ada malunya ga?
- Source : seword.com