www.zejournal.mobi
Sabtu, 21 Desember 2024

Ferdy Sambo Marah dan Nangis, Bisiki Richard Eliezer 'Skenario 46'

Penulis : Feh Publica News | Editor : Anty | Rabu, 14 Desember 2022 10:52

Bharada Richard Eliezer duduk tidak tenang. Di depannya duduk Ferdy Sambo dengan didampulingi Putri Candrawathi. Sambo saat itu adalah atasannya, Kadiv Propam Polri dengan dua bintang di pundak.

Peristiwa di rumah Sambo di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, itu kembali diceritakan Richard atau Bharada E dalam sidang dengan terdakwa pasangan suami istri Sambo-Putri di PN Jakarta Selatan, Selasa (13/12).

Richard mengaku ditanyai Sambo apakah mengetahui kejadian di Magelang. "Siap, saya tidak tahu, Bapak," jawab Richard.

"Yosua sudah melecehkan ibu di Magelang!" kata Ferdy Sambo dalam surat tinggi, sambil menangis.

Atasannya itu tampak murka. "Dia lihat ke saya, terus bilang 'Memang kurang ajar anak itu, sudah menghina saya dia. Dia sudah menghina harkat dan martabat keluarga saya'," Richard mengulang kalimat Sambo.

Sambil memegang kerah bajunya yang dihiasi dua bintang, Sambo mengingatkan posisinya. "Baru dia pegang kerahnya, 'Nggak ada gunanya pangkat saya kalau keluarga saya dibeginikan'. Saya diam saat itu, serba salah juga, takut juga Yang Mulia," kata Richard.

Menurutnya, situasi saat itu sungguh emosional. Kemarahan Sambo tampak memuncak, disertai airmata. Richard mengaku belum pernah melihat bosnya seperti itu.

"'Memang harus dikasih mati anak (Yosua) itu'," ujar Richard menirukan Sambo.

"'Nanti kau yang bunuh Yosua, karena kalau kau yang bunuh, saya akan jaga kamu. Kalau saya yang bunuh enggak ada yang jaga kita'," kembali Richard menirukan perintah atasannya.

Menurut Richard, Sambo kemudian menyampaikan secara agak berbisik skenario pembunuhan terhadap Yosua.

"'Jadi gini, Cad. Lokasinya di 46 (nomor rumah dinas Sambo di Duren Tiga). Nanti di 46 itu ibu dilecehkan sama Yosua terus ibu teriak. Kamu respon, terus Yosua ketahuan. Yosua tembak kamu, kau tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal," ujar Richard dengan lancar menceritakan kronologi peristiwa pada Jumat (8/7) itu.

Kasus ini menyidangkan dugaan pembunuhan berencana terhadap Yosua. Eksekutornya adalah Richard atas perintah Sambo. Kasus ini semula diskenariokan 'polisi tembak polisi'. 


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar