Membuat Video Porno di Jepang Legal, Asal Kontraknya Jelas
Di Jepang, membuat film porno adalah legal. Bahkan dalam undang-undang baru yang disahkan Diet, parlemen, pada Juni 2022 lalu, batas usia perempuan pelakon video dewasa diturunkan dari 20 tahun menjadi 18 tahun.
Namun, jangan sekali-kali Anda menipu. Pemain harus disodori kontrak secara detail tentang apa perannya dan bagaimana adegan dewasa hendak direkam.
Produser video dewasa Takashi Sumiya (50) ditangkap Kepolisian Metro Tokyo hari ini karena tidak menyodorkan kontrak kepada tiga perempuan pelakon.
"Tuan Sumiya telah melanggar undang-undang yang melindungi perempuan muda dari pornografi licik," kata polisi Tokyo kepada Japan Times, Selasa (6/12).
Sumiya tak bisa menunjukkan kontrak para pemainnya ketika polisi mendatangi apartemennya di Shinagawa Ward, Tokyo. Dalam UU Pencegahan dan Pertolongan Kerusakan Penampilan Video Dewasa, juga disebutkan pembuat film dewasa wajib mengaburkan wajah perempuan pelakon dan bagian intimnya.
Beleid tersebut untuk melindungi masa depan para gadis pelakon video di masa depan, ketika memutuskan pensiun dari industri film biru.
Sumiya terancam hukuman 6 bulan penjara atau denda maksimal 1 juta yen (setara Rp 114,6 juta). Atau dua-duanya.
Menurut polisi, tiga perempuan itu dikontrak untuk tujuh produksi video antara Agustus dan Oktober 2022. Ketiganya berusia 20 hingga 50 tahun. Mereka dibayar 40 ribu-150 ribu yen (sekitar Rp 17,2 juta) per video.
Kesalahan Sumiya adalah tidak mengaburkan wajah dan alat kelamin mereka. Video sudah beredar di pasaran.
"Para perempuan itu tidak tahu jika pembuat video tidak mengaburkan wajah mereka. Jika tahu akan begini jadinya, mereka menolak jadi pemain," ujar polisi.
Soal UU Pencegahan dan Pertolongan Kerusakan Penampilan Video Dewasa sendiri pernah diprotes sejumlah mantan artis porno. Keberatan mereka adalah pada soal batas umur artis yang makin muda, yakni 18 tahun.
Kurumin Aroma, misalnya, bercerita ia dijebak masuk industri porno pada usia 20 tahun dan sangat sulit keluar dari sana. Aroma semula melamar menjadi model iklan atau klip video musik, tapi ia dibujuk oleh tim produksi. Sebagai gadis miskin dan butuh uang, ia terpaksa menerimanya.
"Saya dikelilingi oleh lebih dari selusin staf produksi. Mereka mengatakan bermainlah dalam produksi kami, Anda cukup hanya membuka baju untuk terkenal dan kaya," kata Aroma.
Dari semula sekadar membuka baju, Aroma akhirnya melahirkan 10 video dewasa. Ia tak pernah disodori kontrak yang merinci adegan apa saja yang harus ia lakoni.
"Gadis muda usia 18 atau 19 tahun belum bisa membuat keputusan dengan kepala dingin," Aroma bercerita.
Melakoni 10 flim porno, Aroma mengantongi 10 juta yen. Tapi kini ia menyesal, meskipun telah pensiun, videonya masih bisa ditonton orang. Aroma trauma tak berkesudahan.
- Source : www.publica-news.com