www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Bentrok Geng Naga China-Yakuza di Tokyo, Berebut Kekuasaan?

Penulis : Ian - Publica News | Editor : Anty | Selasa, 01 November 2022 12:11

Boto-botol minuman dan gelas pecah, meja dan kursi berserakan, dan darah berceceran dimana-mana. Suasana resto Sunshine 60 di Distrik Ikebukuro, Tokyo, Minggu (16/10) malam itu, bak film gangster.

Polisi yang datang satu setengah jam kemudian mengatakan terjadi perang antara geng Naga China dan kelompok 'kuasi-gangster' Yakuzi.

Namun hingga kini polisi tak kunjung mengungkap mereka yang terlibat dan menetapkan satu pun tersangka. Polisi hanya mendapati seorang pemuda 20-an tahun yang tertinggal karena terluka.

"Semua yang terlibat tawuran sudah pergi ketika polisi datang. Tidak ada senjata tajam atau senjata api ditemukan," kata dokumen rahasia Polisi Metropolitan Tokyo yang dikutip Japan Today, Sabtu (29/10).

Ikekuburo merupakan kawasan 'seram', terutama di sisi timur stasiun, tempat Sunshine 60, sebuah restoran Prancis, di gedung pencakar langit 58 lantai, berada. Kawasan ini terkenal dengan koleksi toko dan bisnis yang melayani penggemar anime.

Kabarnya, malam itu berlangsung pesta merayakan bebasnya seorang pimpinan Chinese Dragon dari penjara. Ketika sekitar 100 anggota gangster asal China sedang bersulang, sebanyak 20 orang lebih bermasker hitam masuk.

Ada Kim Jong-un di Kawasan 'Lampu Merah' Tokyo

Tak lama kemudian terdengar teriakan, saling lempar botol, gelas, meja, dan kursi. "Terjadi perkelahian hebat dengan tangan kosong," ujar dokumen tersebut. Pintu-pintu resto mewah itu hancur.

Majalah Asahi Geino berhasil mewawancarai seorang saksi mata --sebutlah Mister X. Menurutnya, 20-an pria bermasker datang tanpa niat buruk. Tapi karena ruangan sudah disewa Dragon, mereka keberatan. Dragon menuduh tamu tak diundang itu sebagai penyusup.

Lalu terjadilah perkelahian. "Tapi bukan level bos yang terlibat perang, hanya anggota biasa dari Dragon," kata Mister X. "Pertarungan ini tampaknya spontan, tidak direncanakan," ia menambahkan.

Ia menjelaskan, malam itu Chinese Dragon merayakan bebasnya seorang pimpinan setelah 11 tahun di penjara. Bos tersebut diidentifikasi sebagai 'direktur perusahaan', sebuah kode untuk orang penting dalam boryokudan, gangster.

Siapakah geng Naga China? Kelompok ini semula merupakan geng pengendara motor yang dibentuk pada akhir 1980-an. Banyak anggotanya merupakan keturunan atau cucu dari anak yatim piatu tentara Jepang dengan perempuan China. Militer Jepang terusir dari Manchuria saat perang 1945.

Para pemuda China-Jepang itu menjadi geng paling ditakuti di kawasan Tokyo Edogawa Ward. Dipersatukan oleh perasaan senasib, mereka kerap terlibat bentrok dengan geng motor asli Jepang.

Berkalung Kafiyeh, Perempuan Pendiri Tentara Merah Jepang Bebas dari Penjara

Dragon merupakan musuh bebuyutan Yakuza, mafia beranggotakan asli Jepang. Jurnalis kriminal Yukio Ishihara mengatakan, kedua boryokudan membuat kode etik untuk tidak memasuki wilayah masing-masing.

Pada 1990-an, jumlah pendatang ilegal dari China meningkat. Mereka umumnya pelarian kriminal. Dragon makin kuat.

Selain kejahatan kekerasan seperti perampokan bersenjata dan pembunuhan, Dragon juga mahir dalam kejahatan berteknologi, seperti pemalsuan kartu kredit dan pembobolan bank. "Mereka menjadi mafia sebenar-benarnya," ujar Ishihara.

Berkas polisi atas kejahatan Dragon makin tebal menyusul perang di resto Sunshine. Tidak jelas siapa lawannya dalam bentrok yang merugikan pemilik resto Prancis ratusan juta rupiah itu. Bisa jadi Yakuza.

"Ini pertarungan menegakkan panji-panji kuasi-gangster," Mister X menandaskan. 


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar