www.zejournal.mobi
Selasa, 19 November 2024

Sepucuk Surat dan Pengakuan Bharada E Menyingkap Tabir, Ferdy Sambo Ditahan

Penulis : Feh Publica News | Editor : Anty | Senin, 08 Agustus 2022 13:52

Sebuah surat tulisan tangan di atas kertas HVS dibuat Bharada E untuk keluarga mendiang Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat. Isi surat bukan permintaan maaf tapi ucapan duka cita.

"Saya Bharada E mengucapkan turut berbelasungkawa atas kejadian ini," bunyi sepenggal surat yang berisi tiga paragraf itu, sebagaimana disampaikan kuasa hukum E, Deolipa Yumara, Minggu (7/8).

Deolipa menjanjikan akan menyerahkan surat yang dibuat Bharada E alias Ricard Eliezer itu

Tidak dijelaskan kenapa tidak ada permintaan maaf dalam surat itu. Apalagi status Bharada E sudah menjadi tersangka.dalam insiden berdarah pada 8 Juni lalu.

Kasus itu telah menyapu 25 anggota Bhayangkara, tiga di antaranya perwira tinggi. Salah satunya, sang tuan rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.

Almunus Akpol 1994 itu tidak hanya dicopot sebagai Kadiv Propam, tetapi juga harus diinapkan di Mako Brimob sejak Sabtu kemarin, hingga 30 hari ke depan.

Publik semula dibuat terperangah oleh paparan polisi bahwa terjadi baku tembak E dan Yosua yang disulut pelecehan terhadap isrti Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Keterangan awal polisi soal terjadi baku tembak terjawab seiring waktu. Penyelidikan Bareskrim justu malah membalikkan cerita. Semula, Bharada E yang juga pendaki gunung dianggap sebagai 'penyelamat'. Kini, ia berubah sebagai terduga pelaku pembunuhan yang melibatkan pihak lain.

"Dari klien kami, dia itu sudah mengaku kepada penyidik, bahwa dia itu, juga ikut melakukannya (pembunuhan). Tetapi, yang dia lakukan itu karena dia diperintah," pengacara Deolipa menjelaskan.

Ia menegaskan kliennya telah menjalani BAP sebagai tersangka. E disebutkan tak punya motif atau alasan kejiwaan untuk membunuh Brigadir Joshua.

"Bisa kita simpulkan tentunya ada perintah. Sudah dikatakan yang bersangkutan kepada kita siapa yang memberikan perintah," Deolipa menambahkan.

Ia masih menutup rapat sosok sang pemberi perintah. Meskipun pengacara Eliezer lainnya, Muhammad Boerhanuddin, menyatakan sebentar lagi akan ada nama-nama bakal terungkap dalam kasus tersebut.

Berubah sikapnya Eliezer, kata pengacara, karena ibarat pohon kelapa. "Kayak pohon kelapa pengakuannya itu. Mengayun ke sana, mengayun ke sini. Sekarang sudah tidak lagi. Batangnya sudah ditebas," ujarnya, bertamsil, tanpa menyebutkan siapa yang menjadi pohon kelapa.

Menanggapi pengakuan Eliezer itu, pengacara keluarga mendiang Yosua, Ramos Hutabarat, menyebutnya sebagai babak baru. "Kasus sudah memasuki babak baru. Tersangka akan bertambah dan akan segera terungkap otak pelaku kejahatan," katanya.

Meski sudah tampak terang tapi publik masih dibuat menduga-duga. Termasuk kisah pembunuhan yang konon karena dilatari asmara.

Mungkin episode masih bertambah, di tengah rasa penasaran masyarakat tentang ujung tragedi pembunhan Yosua, sang sopir Putri.


Berita Lainnya :


Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar