Rusia, Ukraina, dan Ramalan Kronik Perang (Bagian 3)
Konflik di Ukraina menggemakan novel “Chronicle of a Death Foretold” oleh Gabriel Garcia Marquez. Dalam novel tersebut, diakui oleh narator bahwa “belum pernah ada kematian yang lebih diramalkan” namun tidak ada yang mampu atau mau menghentikannya.
Kita semua yang melaporkan dari Eropa Timur pada tahun 1989 tahu konsekuensi dari memprovokasi Rusia, namun hanya sedikit yang mengangkat suara mereka untuk menghentikan kegilaan. Langkah-langkah metodis menuju perang terlah mengambil kehidupan mereka sendiri, menggerakkan kita seperti pejalan kaki menuju bencana.
Begitu NATO meluas ke Eropa Timur, pemerintahan Clinton berjanji kepada Moskow bahwa pasukan tempur NATO tidak akan ditempatkan di Eropa Timur, masalah yang menentukan dari Undang-Undang Pendiri NATO-Rusia 1997 tentang Hubungan Bersama.
Janji ini lagi-lagi ternyata bohong. Kemudian pada tahun 2014, AS mendukung kudeta terhadap Presiden Ukraina Viktor Yanukovych yang berusaha membangun aliansi ekonomi dengan Rusia daripada dengan Uni Eropa. Tentu saja, setelah diintegrasikan ke dalam Uni Eropa, seperti yang terlihat di seluruh Eropa Timur, langkah selanjutnya adalah integrasi ke dalam NATO.
Rusia, yang ketakutan oleh kudeta, khawatir dengan tawaran Uni Eropa dan NATO, yang kemudian mencaplok Krimea, yang sebagian besar dihuni oleh penutur bahasa Rusia. Hal itu menjadikan spiral kematian yang membawa kita ke konflik yang sedang berlangsung di Ukraina menjadi tak terbendung.
Negara perang membutuhkan musuh untuk menopang dirinya sendiri. Ketika musuh tidak dapat ditemukan, musuh dibuat. Putin telah menjadi Hitler baru, kata Senator Angus King, keluar untuk merebut Ukraina dan seluruh Eropa Timur. Teriakan perang yang didengungkan tanpa malu-malu oleh pers, dibenarkan dengan mengeringkan konflik konteks sejarah, dengan mengangkat diri kita sebagai penyelamat dan siapa pun yang kita lawan, dari Saddam Hussein hingga Putin, sebagai pemimpin Nazi yang baru.
Saya tidak tahu di mana ini akan berakhir. Kita harus ingat, seperti yang diingatkan Putin, bahwa Rusia adalah kekuatan nuklir. Kita harus ingat bahwa begitu Anda membuka kotak perang Pandora, kotak itu melepaskan kekuatan gelap dan pembunuh yang tidak dapat dikendalikan oleh siapa pun. Saya tahu ini dari pengalaman pribadi. Pertandingan telah dinyalakan. Tragedinya adalah tidak pernah ada perselisihan tentang bagaimana kebakaran itu akan dimulai.
- Source : www.mintpressnews.com