Wiranto Nyatakan Amandemen Presiden 3 Periode Mustahil, BEM Nusantara Mundur Perlahan!
Dari awal isu presiden 3 periode memang sengaja dihembuskan oleh partai kuning pasca Jokowi resmi menjabat di periode kedua. Tentu saja wacana omong kosong ini menyulut murka Jokowi hingga dirinya menyebut mereka yang menginginkan presiden 3 periode cuma cari muka dan sengaja menampar mukanya. Jokowi yang lahir dari produk demokrasi tak mungkin mencederai amanah konstitusi demi ambisi pribadi.
Justru wacana 3 periode ini sengaja dihembuskan dengan maksud agar kelompok elit tertentu bisa ikut langgeng jabatannya. Toh dengan bertambahnya usia kekuasaan presiden, bisa menambah panjang masa DPR, MPR hingga menteri di kabinet Indonesia maju. Benar-benar manusia yang tamak dan serakah akan kekuasaan. Mungkin kalau mereka yang jadi presiden, bisa-bisa menjadikan dirinya pemimpin selamanya.
Pemikiran yang sangat berbahaya ini jelas harus dihentikan. Anak cucu kita tak harus diwarisi pemimpin yang gila kuasa. Kalau tujuannya untuk Indonesia, harusnya peluang itu dibuka lebar untuk generasi penerus, bukan malah menuruti nafsu berkuasa segelintir kelompok. Bahkan kegilaan ini kini merambah ke elit parpol lain. Awalnya cak Imin sebagai ketum PKB menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden, lalu disambut oleh ketum PAN dan juga Golkar yang sebelumnya sudah menginginkan jabatan presiden 3 periode.
Isu ini semakin liar saat Luhut mengklaim memiliki big data yang katanya sebagian besar rakyat menginginkan masa jabatan diperpanjang. Lalu bola panas bergulir dengan isu pengumpulan kepala desa yang katanya mendukung wacana ini. Benar-benar terstruktur, sistematis dan masif. Seakan-akan wacana ini sengaja diskenariokan oleh orang-orang besar maupun para elit senior. Hingga kini kita dengar demo besar-besaran menolak wacana ini. Sempurna sudah!
Jokowi yang paham niat jahat terselubung akhirnya bersuara keras. Dirinya melarang para menteri menyuarakan wacana perpanjangan atau isu 3 periode lagi. Bagi oposisi, pernyataan Jokowi malah diposisikan sebagai drama. Tapi, kita tahu kalau Jokowi sedang menggebuk para musuh dalam selimut. Pilihan rakyat adalah Jokowi. Meski begitu Jokowi tak punya pilihan lain selain menggandeng orang-orang parpol yang mungkin tak memiliki visi misi atau kecintaan terhadap bangsa ini seperti dirinya.
Menariknya ketika Jokowi terkepung, justru sosok Wiranto kembali memposisikan diri sebagai perisai. Sama ketika dirinya tampil bersama presiden menemui pendemo 212 dahulu. Sayang Wiranto sudah tak bisa kembali menjadi Menkopolhukam pasca penusukan dirinya. Tapi, kini kita tahu ternyata orang ini menjadi salah satu orang yang berani pasang badan untuk presiden. Kita bisa bersyukur bahwa tak hanya PDIP yang setia sejauh ini. Dibalik itu sosok Wiranto memang patut diacungi jempol karena sikap kenegarawanannya.
Kemarin diberitakan bahwa koordinator Pulau Jawa BEM Nusantara menyatakan akan mengurungkan niat demo pada tanggal 11 April. Hal ini buntut pertemuan dan konsultasi yang dilakukan dengan Wiranto. Kita apresiasi tindakan mahasiswa kali ini yang lebih mengedepankan logika ketimbang otot. Jangan sampai almamater dan gelar mahasiswa kembali tercemar akibat terprovokasi dan salah sasaran. Karena yang seharusnya mereka demo adalah kelompok elit parpol yang gila jabatan, bukannya Jokowi yang justru menolak wacana tersebut.
Wiranto sendiri usai menerima perwakilan BEM Nusantara mengatakan tidak mungkin ada amandemen konstitusi terkait perpanjangan masa jabatan presiden. Wiranto menyebut wacana itu tak banyak mendapat dukungan di MPR. Menurutnya, hanya tiga fraksi DPR yang mendukung wacana tersebut.
Wiranto menyebut jika dari sembilan parpol hanya tiga parpol yang setuju mengubah UUD 1945. Belum lagi harus dibawa ke MPR, DPD dimana DPD sendiri tidak menyetujui. Jadi, menurutnya tidak mungkin terjadi amandemen UUD 1945 mengenai jabatan presiden tiga periode. Wiranto berkata hingga saat ini juga tidak ada upaya dari berbagai pihak mewujudkan amandemen itu. Dia mengatakan selama ini perpanjangan masa jabatan presiden sebatas wacana.
Mantan Panglima TNI itu berkata pemerintah tak pernah merencanakan amandemen konstitusi. Hal yang sama juga terjadi di parlemen. Wiranto minta masyarakat tak lagi sibuk memperdebatkan perpanjangan masa jabatan presiden. Dia memastikan Presiden Jokowi menolak wacana tersebut.
Selain menjabarkan ketidakmungkinan amandemen konstitusi, Wiranto juga memberi wejangan lain yang menyejukkan. Dirinya yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyarankan mahasiswa tidak melanjutkan rencana demonstrasi penolakan masa jabatan presiden tiga periode yang rencananya digelar 11 April mendatang.
Menurutnya, lebih baik mahasiswa mengutamakan dialog. Mantan Panglima TNI itu membuka peluang untuk berdialog dengan elemen mahasiswa di kantor Wantimpres. Wiranto mengingatkan saat ini sedang bulan Ramadhan. Dia menyarankan penyelesaian masalah yang ada dengan komunikasi secara baik-baik.
Andai saja para kelompok elit termasuk menteri Jokowi memiliki sedikit empati atau "sense of crisis", seharusnya mereka malu mengungkapkan nafsu berkuasa ke khalayak umum. Bukannya menurut mereka kondisi negara sedang terpukul akibat pandemi. Juga ada persoalan kenaikan harga minyak goreng hingga pertamax yang memukul rakyat kecil. Bukannya duduk bareng menyelesaikan persoalan bangsa, malah mengumbar keinginan berkuasa.
Mungkin dalam hati Jokowi begitu gerah dengan ulah para pejabatnya termasuk dengan parpol koalisi, namun apa daya dirinya seperti seorang diri di tengah sarang penyamun. Sangat sedikit menterinya yang mendedikasikan diri sepenuhnya untuk bekerja seperti pak Basuki. Kebanyakan malah sibuk menaikkan citra diri entah untuk tujuan apa. Maka jangan heran ada spanduk menteri dan ketua parpol bertebaran di jalan. Tujuannya jelas untuk menggalang dukungan di pemilu 2024. Mungkin sadar kalau peluang menangnya kecil, makanya ngebet ingin pemilu ditunda. Dengan begitu bisa menyusun ulang strategi di masa depan.
Saat ini kita tahu kalau dua partai PDIP dan Gerindra bisa maju di pemilu tanpa memerlukan koalisi lain. Mungkin ini juga yang ditakutkan parpol lain karena mereka tak mau bertarung dan akhirnya kalah. Lalu mengemis minta perpanjangan jabatan atau 3 periode dengan harapan beberapa tahun mendatang, koalisi parpol bisa berubah. Jelas saja ini semata-mata untuk kepentingan mereka. Bukan untuk Jokowi apalagi mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Kita berdoa saja semoga Jokowi dan para orang baik di sana selalu dijaga oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu berat beban amanah mereka memajukan Indonesia tatkala bekerja bersama manusia-manusia yang gila kuasa dan hanya mementingkan golongannya. Rupanya periode kedua ini benar-benar berat jalannya. Meski kelompok ekstrimis berhasil dibekuk, tapi negara juga babak belur dihajar kondisi dunia. Belum berakhir pandemi corona, sudah muncul konflik Rusia-Ukraina yang memukul komoditi Eropa Asia. Lalu, di negeri sendiri Jokowi dihajar musuh dalam selimut yang tanpa sadar bisa menumbangkannya. Semoga Tuhan senantiasa berpihak pada Indonesia.
Referensi:
- Source : seword.com