www.zejournal.mobi
Rabu, 20 November 2024

Gatot, Problem Bangsa adalah Intoleransi dan Radikalisme

Penulis : Panjath H. | Editor : Anty | Senin, 26 Oktober 2020 10:31

Sebelum Karni Ilyas menggelar lagi ILC selanjutnya, ada baiknya kita bicarakan dulu ILC yang tayang pada Selasa 20 Oktober 2020 silam. ILC  itu menyoal tentang setahun pemerintahan Jokowi – Amin yang dilanda pandemi dan aksi demonstrasi soal UU Omnibus Law.

Salah satu narasumber penting dan vital dalam acara itu tentu saja Gatot Nurmantyo, yang pernah menjadi panglima TNI– tapi pada masa itu tidak ada satu pun PKI yang ditangkap. Padahal isu PKI mendadak ramai pada Pilpres 2014. Kubu lawan rajin dan masif menyemburkan isu PKI bangkit. Capres Jokowi dituduh PKI. Tapi semua orang tahu, itu hanya kabar bohong untuk menipu publik, sebab PKI memang sudah lama mati, dan tidak akan pernah kembali lagi.

Gatot Nurmantyo, beberapa waktu lalu pun sempat memainkan isu PKI ini, misalnya dengan menganjurkan nonton bareng (nobar) film “Pengkhianatan G 30 S/PKI”. Ketika yang bersangkutan cs membidani kelahiran KAMI yang katanya untuk menyelamatkan Indonesia, isu soal kebangkitan PKI ini juga ditiup-tiup. Tapi, tetap saja tidak ada PKI yang ditangkap aparat!

Ketika Gatot tampil di ILC terakhir itu, kita sebenarnya rindu mendengar isu PKI bangkit didengungkan oleh beliau. Tapi aneh, kini beliau malah banyak bicara soal ekonomi, seperti hutang luar negeri yang kini meningkat dua kali lipat. Angka kemiskinan dan lain sebagainya.

Terdengar fasih mandraguna, sampai-sampai beberapa netizen yang – mungkin antara takjub dan bingung – berkomentar: Dari mantan panglima mendadak jadi pengamat ekonomi, emangnya si Gatot pernah belajar di perguruan mana ya..?? (Gerard Setya).

Beberapa hal yang dikemukakan oleh Gatot pada penampilannya itu antara lain soal menurunnya ekonomi di masa pandemi, yang semua orang pasti pahamlah. Tak perlu ekonom sekelas Rizal Ramli untuk menjelaskan soal ini. Lalu, Gatot memprihatinkan angka kemiskinan yang meningkat dan semakin tajam.

Presidium KAMI ini juga menyinggung soal fiskal, defisit APBN, hutang luar negeri yang sejak 2015 meningkat sebanyak dua kali lipat dari akumulasi semua presiden. Tapi Gatot tidak membeberkan bagaimana pembangunan infrastruktur yang akan memudahkan aktivitas warga sekarang dan di masa depan.

Menjadi sangat lucu jika mendengar pemaparan seperti ini, yang tentu saja dimaksudkan sebagai kesalahan pemerintah: “Ekspor menurun karena kondisi saat ini...”. Dan menjadi tambah jenaka ketika yang dia kutip adalah data-data dari seorang Rizal Ramli, dkk.

Soal covid-19, beliau juga mengkritik cara pemerintah menanganinya, sehingga kini sudah memapari 300 ribu lebih orang Indonesia. Dan tentu saja dia tidak akan memberi tahu bahwa yang sudah sembuh itu mencapai 200 ribu lebih, dan kini tingkat kesembuhan per hari sudah semakin meningkat. Dia hanya menyoal kekurangan seperti rendahnya tes covid, dan posisi RI yang tertinggi di ASEAN, dsb.

Menjadi lebih menarik ketika Gatot bernostalgia di mana pada Oktober 2017, semasih dia jadi panglima. Katanya, di hadapan delegasi militer dunia yang datang ke Indonesia, dia sudah mengingatkan agar waspada dengan perang biologi yang dapat melumpuhkan negara. Entahlah apa ada hubungannya dengan covid-19 yang timbul pada akhir tahun 2019, dan kini melumpuhkan dunia? Untunglah bukan hanya Indonesia yang dilumpuhkan.

Mau tak mau kita jadi teringat juga kepada Anies Baswedan yang juga pernah sesumbar bahwa dirinya sudah memantau covid-19 ketika masih berjangkit di Wuhan, China. Lalu hasilnya apa Bang Anies? DKI Jakarta juara!

Kini, Oktober 2020, Gatot Nurmantyo datang dengan ide "brilian". Menurutnya di ILC kemarin itu, penanganan covid-19 mestinya dilakukan pada bulan pertama dia menyebar -- yang dia katakan sebagai golden time. “Tapi pemerintah belum tanggap, bahkan pada bulan kedua masih mendatangkan turis,” cetus Gatot.

Sekarang sih mudah saja mengatakannya. Yang jelas publik tidak akan lupa bagaimana reaksi Gatot Nurmantyo ketika pemerintah mulai “sadar”, lalu menerapkan berbagai aturan seperti PSBB, hindari kerumunan, sementara tidak usah beribadah secara massal dsb.

Dan pada saat kepanikan mulai melanda itulah, Gatot tiba-tiba “turun gunung” menyerukan agar umat memakmurkan masjid, dan jangan takut terhadap covid-19 sebab dia itu “cuma” ciptaan Allah!

Gatot lupa bahwa covid-19 merupakan “barang baru” pada era modern ini, dan tentu tidak ada satu orang pun yang menyangka dahsyatnya akan seperti ini. Apalagi dunia pernah mengalami flu burung, ebola, dll., yang ternyata tidak begitu heboh. Maka secara manusiawi dunia awalnya menganggapnya sama saja dengan corona ini.

Tapi yakinlah, wejangan Gatot soal golden time itu akan diterapkan semua negara kelak kemudian hari jika terjadi fenomena serupa di sebuah wilayah. Ibaratnya, setelah kunci jawaban bocor, kita sesumbar bahwa kita sendiri yang pintar. Statemen ini tidak ada urusannya dengan Rocky Gerung!


Berita Lainnya :

Sampai di sini dapat disimpulkan, bahwa apa yang dikeluhkan oleh Gatot dalam acaranya Bang Karni pada 20 Oktober 2020 lalu itu sebenarnya tidak ada yang baru. Itu masalah dari masa ke masa, di mana semua pemerintah akan mengalami dan menghadapinya.

Tapi jika kita berpikir cermat dan jujur, yang menjadi problem serius bangsa ini sekarang dan di masa depan adalah soal intoleransi dan radikalisme. Masalah yang menyangkut perekonomian sulit serta dampaknya, itu masalah global, tak usah dibesar-besarkan. Repotnya, UU Omnibus Law yang tujuannya menggairahkan ekonomi, justru diributkan.

Sekali lagi, masalah besar yang dihadapi bangsa ini di masa depan adalah radikalisme dan intoleransi, bukan PKI dan neo komunis. Kedua “barang” itu sudah tiada, Jenderal!

Maka yang kita rindukan dari Gatot sebenarnya adalah semacam warning tentang ancaman intoleransi dan radikalisme agama yang akan menghancurkan bangsa ini, jika tidak dihabisi sejak dini. Jadi, selamatkanlah NKRI dari ancaman itu.


- Source : seword.com

Anda mungkin tertarik :

Komentar

Kirim komentar anda dengan :



Tutup

Berlangganan Email

Dapatkan newsletter, kami kirimkan ke email anda

  


Keluar