Moeldoko Soal Reshuffle: Jokowi Gunakan Strategi Militer
Jokowi marah-marah, menjadi topik pembahasan yang dibicarakan dan dikomentari oleh banyak pihak, baik itu berupa analisis, spekulasi, opini hingga nyinyiran dari gerombolan sakit hati.
Ada yang bilang, kemarahan Jokowi membuktikan pengakuan Jokowi yang tidak becus dan salah penanganan. Ada juga yang mengatakan, Jokowi sedang berusaha mencari kambing hitam lewat ancaman reshuffle.
Sementara itu, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko juga berkomentar soal pernyataan reshuffle kabinet yang dilontarkan Jokowi. Presiden Jokowi juga menegaskan tak segan-segan mempertaruhkan reputasi politiknya demi kepentingan dan keselamatan rakyat dan negara Indonesia. Menurut Moeldoko, pernyataan Jokowi tersebut adalah strategi yang ada dalam dunia militer.
“Memang Presiden katakan akan ambil risiko, reputasi politik akan saya pertaruhkan. Maknanya Presiden ambil langkah contoh untuk bawahan. Dalam dunia militer, dalam hadapi situasi kritis ada tiga langkah panglima dan komandan,” kata Moeldoko.
Langkah pertama, kehadiran komandan di tengah-tengah daerah yang mengalami krisis, misalnya Jokowi saat datang ke Kota Surabaya, yang masih masuk dalam zona merah Covid-19.
“Pertama kehadiran komandan, kita lihat presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Beliau datang. Itu ciri-ciri panglima selalu hadir di situasi kritis,” jelas Moeldoko.
Langkah kedua, mengerahkan senjata bantuan. Langkah ini juga dilakukan Jokowi dengan mengerahkan bansos baik berupa paket sembako maupun uang tunai kepada masyarakat yang mengalami dampak dari pandemi Covid-19.
Langkah ketiga, adalah pengerahan kekuatan cadangan. Moeldoko mengatakan, kekuatan cadangan ini baru akan dikerahkan di saat terakhir. Tapi dia tak menjelaskan lebih lanjut kekuatan cadangan yang dimaksud. Karena ketika strategi cadangan dikeluarkan, maka situasi dianggap sudah sangat jelek.
Saya sedikit penasaran dengan strategi cadangan terakhir ini. Terlalu luas kalau mau dibahas. Tapi melihat marahnya Jokowi, kemungkinan langkah terakhir adalah memecat menteri atau siapa pun yang dianggap tidak becus bekerja dalam penanganan wabah corona.
Tapi bisa jadi bukan reshuffle, karena dikatakan akan mengerahkan kekuatan cadangan, yang mungkin merujuk pada sumber daya yang akan dipakai di saat genting. Sulit ditebak karena Jokowi memang terkenal unpredictable. Salah satunya ya marah-marah ini. Marah yang sangat serius, yang akan ada efek samping yang hebat.
Ngomong-ngomong soal reshuffle atau pembubaran, pemecatan atau sejenisnya, ada baiknya memang segera lakukan atau minimal dalam waktu dekat, terutama soal kesehatan dan penanganan wabah corona ini.
Angka positif corona masih belum menunjukkan gejala mereda, meski sedikit kabar baiknya, angka pemeriksaan sudah menembus 20 ribuan spesimen per hari. Tapi ini masih belum melegakan.
Dan ingat, negara tetangga banyak yang sudah berhasil menghalau wabah ini. Sebut saja Vietnam yang sudah dua bulan tidak ada transmisi lokal virus corona. Thailand juga lumayan lama tidak ada transmisi lokal, pertambahan kasus baru pun hanya satu digit. Malaysia juga sudah berhasil menekan angka penularan. Singapura juga tampak mulai bisa menekan angka penularan juga. Dan satu hal, Indonesia adalah negara di ASEAN yang angka positifnya paling tinggi mencapai 57 ribuan (peringkat 28 dunia) dengan angka harian mencapai 1000-1300 orang terinfeksi.
Di saat negara lain berhasil menekan angka positif dan mulai membenahi sektor ekonomi, Indonesia masih sibuk berusaha menekan angka tersebut. Makanya, bagi yang siapa pun yang tidak becus dan serius, reshuffle, pembubaran, pemecatan adalah opsi yang harus dilakukan jika memang sudah terpaksa. Ini belum bicara soal mafia yang bermain di saat pandemi ini demi keuntungan pribadi.
Harus ada efek kejut dari Jokowi. Marahnya Jokowi harus difollow up dengan tindakan nyata. Jangan sampai ini hanya gertak sambal yang tentunya bakal jadi bahan nyinyiran kelompok sebelah. Selain sebagai bentuk nyata dari keseriusan yang tidak main-main, ke depan akan menjadi sebuah pengingat kalau tugas yang diberikan Jokowi tidak boleh dianggap remeh.
Sekali saja tunjukkan kepada orang-orang kalau Jokowi tidak ada beban lagi, rela mempertaruhkan reputasinya demi rakyat, rela melakukan apa pun untuk menyelamatkan negara ini. Cukup sekali saja dan banyak yang akan tercengang. Singkirkan yang memang pantas disingkirkan.
- Source : seword.com