Saatnya Cuci Gudang! Jokowi Kantongi Nama Kepala Daerah Cuek Covid-19!
Ehhmm…penasaran, siapa sih nama yang di kantong Jokowi? Tetapi memang sih kebangetan banget jika di kondisi sesulit ini masih aja ada kepala daerah yang diam membisu, cuek bebek ngedekep erat anggaran untuk penanganan Covid-19.
Maaf yah, model kepala daerah seperti ini sih justru bukan karena nggak ada otaknya, tetapi lebih tepatnya mati rasa! Bayangin, disaat Jokowi dan jajarannya berjuang untuk hidup rakyat Indonesia, dan negeri ini. Lah, kok bisa yah, ada yang diam maning seperti batu?
Tetapi inilah yang terjadi sebanyak 103 pemerintah daerah belum menganggarkan jaring pengaman sosial. Bahkan juga ada 140 pemerintah daerah yang belum menganggarkan penanganan dampak COVID-19 terhadap ekonomi.
"Bahkan ada 34 daerah yang belum menyampaikan data anggaran untuk penanganan COVID-19. Artinya ada di antara kita yang masih belum memiliki respons dan belum ada feeling dalam situasi yang tidak normal ini," tuturnya saat membuka Rapat Sidang Paripurna, Selasa (14/4/2020). Dikutip dari: detik.com
Tuh gila khan, cuek saja mereka membiarkan Jokowi yang notabene pemimpin tertinggi di negeri ini jatuh bangun memperjuangkan rakyatnya. Lha…mereka yang hanya “pembantu” presiden malah mempertahankan anggaran di situasi sesulit ini? Padahal di kondisi pandemi seperti ini pasti banyak warga terdampak yang butuh bantuan. Terus warga mau ngarepin siapa?
Lempar saja semua kotoran ke muka Jokowi, apakah itu yang mau digiring oleh para kepala daerah yang ngedablek ini? Lalu nanti rakyat akan ramai berteriak, ini salah Jokowi! Jokowi nggak becus, dan berbagai dosa Jokowi lagi?
Nggak heran ini membuat Jokowi geram dan meminta Tito Karnavian Menteri Dalam Negeri dan Sri Mulyani Menteri Keuangan untuk menegur kepala daerah “dungu” yang masih belum merelokasi atau refocusing anggaran APBD untuk menangani Covid-19.
Woi…kalian! Covid-19 bukannya dosa Jokowi! Ini merata terjadi di seluruh dunia, jadi please dong kerjasamanya! Jangan keenakan dan manja nungguin kucuran anggaran dari pusat! Mbok yah mikir alokasikan anggaran atau biaya yang nggak penting untuk menangani pandemi ini.
Sory yah bro, yang kalian perjuangan sekarang ini adalah kehidupan orang, dan bukan senyam senyum tampil memukau mencuri hati warga! Hebat apaan kalau ternyata untuk membantu warganya saja “ngemis” dari pusat.
Lagi pula pakai logika sendiri saja deh. Memangnya di kondisi kritis seperti saat ini masih pantas bermimpi mau bikin ini dan itu yang nggak genah? Jelas-jelas saat ini seluruh anggaran harus digunakan untuk tiga prioritas yakni kesehatan, jaring pengaman sosial dan stimulus ekonomi untuk UMKM dan pelaku usaha. Kelangsungan negeri ini saja jauh lebih berarti dari satu atau dua nama kepala daerah yang bebal!
"Saya ingin menekankan sekali lagi agar seluruh kementerian, lembaga dan seluruh pemerintah daerah menyisir ulang kembali APBN dan APBD-nya. Pangkas belanja-belanja yang tidak prioritas, sekali lagi pangkas belanja-belanja yang tidak prioritas," tuturnya
"Potong rencana belanja yang tidak mendesak, perjalanan dinas, rapat-rapat, belanja lain yang tidak dirasakan langsung manfaatnya oleh rakyat. Fokuskan semuanya, fokuskan kekuatan kita pada upaya penanganan COVID-19. Baik di bidang kesehatan maupun penanganan sosial ekonominya," tambahnya.
Mestinya sih nggak susah-susah amat mengartikan perintah Jokowi. Lagi pula anggaran yang didekap erat oleh kepala daerah tertentu itu khan bukan duitnya dewe! Itu duit rakyat, jadi kenapa jadi mereka yang pelit medit nggak ketulungan?
Ngeri banget setiap hari rakyat di negeri ini harus melihat jumlah kasus yang bertambah, dan angka kesembuhan yang optimis mengejar angka kematian. Di saat bersamaan di depan mata terlihat jelas jurang kemiskinan yang menerkam. Tetapi kenapa kepala daerah mati rasa dan membiarkan semua terjadi seperti tidak ada yang serius?
Bahkan di luar dari pandemi, dampak terburuk yang mungkin terjadi di negeri ini adalah akan ada 5,2 juta orang pengangguran, naiknya kemiskinan tambah 1,1 juta jiwa atau bahkan terburuk 3,78 juta jiwa. Ini akan membawa Indonesia ke masa sulit dengan pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini di skenario berat hanya tumbuh 2,35%, dan pada skenario sangat berat bisa -0,4% saja.
Apakah ini yang akan dibiarkan oleh kepala daerah yang keras kepala mempertahankan APBDnya? Membiarkan pandemi ini berlarut tanpa penanganan dari semua pihak? Melemparkan semuanya jadi beban yang harus ditanggung presiden? Lalu untuk apa mereka menjadi kepala daerah?
Ini saatnya Indonesia cuci gudang! Saatnya Jokowi nggak perlu ragu sedikitpun menyingkirkan siapa saja kepala daerah yang kebanyakan gaya, ngoceh atau ngulah tapi ujungnya menghisap darah warganya!
Pakde Jokowi, jangan ragu untuk membuang semua bedebah itu! Ini periode terakhir bapak, Covid-19 mempertontonkan dengan jelas siapa pemimpin yang memiliki hati, dan siapa pemimpin yang menari diatas derita rakyat!
Ilustrasi: Imgur
- Source : seword.com